Oleh: Dahlan Iskan
INDOPOS.CO.ID – Hakim tunggal Arthur Engoron pun tidak tahan diam. Ia memang tidak pernah membaca berita media terkait kasus yang lagi ia sidangkan. Termasuk tidak membacanya di medsos. Tapi ia tahu, kritik padanya terus saja menggelinding: mengapa persidangan kasus Donald Trump di New York ini tidak menggunakan juri.
“Sudah diberi waktu 15 hari untuk mengajukan keberatan. Tidak digunakan,” ujar Engoron pada media di sana. Kalau Engoron tetap diam tidak ada yang tahu itu. ”Tidak seorang pun lupa membuka box,” kata Engoron.
”Membuka box” adalah istilah untuk ”kotak pos”. Setiap depan rumah di Amerika ada kotak pos. Pekerjaan pertama setelah tiba di rumah biasanya membuka kotak pos itu. Mungkin ibarat orang sekarang begitu bangun tidur yang dilakukan pertama adalah cek WA di HP.
Pengacara Trump, Alina Habba, mengakui memang tidak ada yang lupa membuka box. Berarti pihak Trump sendiri sudah menerima peradilan tanpa yuri. Tapi medsos masih terus mempersoalkannya. Entah setelah ada penjelasan ini.
Engoron berpendapat memang tidak akan ada gunanya mengajukan keberatan soal juri ini. Ini soal equitable remedy vs legal remedy. “Yang diminta negara dalam kasus ini adalah equitable remedy. Bukan legal remedy,” katanya.
Rupanya jaksa New York menempuh jalan agar hakim memberikan putusan yang adil. Bukan putusan yang hanya benar secara formal hukum.
Toh di kasus pelecehan seks barusan Donald Trump juga dikalahkan oleh juri. Dewan juri diambil dari warga setempat secara acak. Trump tahu warga New York umumnya tidak suka Trump. Ia selalu kalah telak di New York.
Apalagi kasus yang lagi disidangkan ini lebih bersifat equitable remedy. Penyelesaian yang adil. Bukan legal remedy. Di situ ‘rasa keadilan masyarakat’ lebih dipentingkan. Secara formal hukum bisa saja Trump mampu menghindar dari pasal-pasal hukum. Tapi apakah itu sudah adil.
Kasusnya jelas: Trump dianggap melakukan penipuan bertahun-tahun. Angka kerugian negara bagian New York jelas: USD 250 juta. Belum yang lain-lain.
Itu berbeda dengan kasus pelecehan seks yang lalu. Yakni kasus yang penggugatnya penulis Jean Carroll. Bentuk kerugiannya bukan uang. Tapi tekanan kejiwaan dan nama baik. Toh juri menghukum Trump USD 5 juta.
Apakah hakim seperti Engoron benar-benar bisa netral? Termasuk tidak terpengaruh medsos? Hakim hebat di masa lalu bisa menghindar dari berita media: cukup selama persidangan berhenti membaca koran. Tapi di zaman ini? Ketika keperluan pribadi orang bercampur dengan keperluan umum di satu genggaman HP? Ibarat membuka YouTube, pengajian agama tercampur dengan mode bikini show?
Yang jelas gag order yang diumumkan Engoron efektif. Trump tidak lagi mengumbar serangan di medsos. Terutama serangan ke pribadi orang-orang di pengadilan. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 13 Oktober 2023: Pasca TikTok
Agus Suryono
SAYA sama sekali tidak paham dunia ini. Mungkin persis Abah yang tidak kenal dunia akuntan. Sehingga mudah terjadi “salah paham”. Karena itulah, saat suatu saat DKM masjid kantor saya menyelenggarakan kursus “jualan secara online”, saya ikut. Salah satu pengalaman dan pesan dari narasumber adalah.. 1). Saat mulai belajar, boleh jualan lewat market place. 2). Tetapi jika omset mulai agak besar, katanya, stop jualan lewat market place. Pindah, dan kelola sendiri pakai website. Tapi iklankan lewat semua medsos. Alasannya, jika lewat market place, saat omset mulai besar, market place suka ngintip. Kemudian berdasar spek dagangan kita, market place atau orang market place, pesan barang dengan spek yang sana ke “pabrik besar” dan atau bahkan ke Tiongkok. Kemudian mereka menjual produk yang mirip produk kita, Dengan kualitas lebih baik, dan harga lebih murah. Dengan kita jualan lewat website sendiri, maka data “intelijen” produk kita aman dari gangguan “kompetitor nakal” itu.. ### Logika saya bisa menerima. Tapi belum yakin ini beneran atau hanya “salah sangka”..
Jafar Baehaqi
Pak DI banyak menulis ttg Amerika, Tiongkok, Taiwan, India, dan lain-lain. Obyek tulisan kadang persoalan yang sangat sepele. Bahkan tidak layak untuk disebut news. Sudah lima hari ini perhatian dunia tertuju pada perang Hamas-Israel. Sejak perang dimulai, saya berharap pak DI menulis berita tentang itu. Namun hingga sekarang, tulisan yang saya tunggu tidak pernah hadir. Apakah tema Hamas, Palestina, dan Israel tidak menarik? Apakah dasar menarik tidaknya suatu berita bagi wartawan? Pertimbangan apa yang membuat pak DI tidak menganggap persoalan Palestina sebagai hal yang layak untuk ditulis?
Mirza Mirwan
Sebelum pandemi dulu saya pernah beli pakaian secara online. Dan kecewa. Memang harganya kelewat murah. Tetapi, ya amplop, ternyata bahannya kualitas paling kerak. Dalam foto sih kelihatannya bagus. Begitu terima barangnya — 2pt celana pendek dan 1pt celana training — saya sudah tahu, dalam beberapa kali pakai pasti celana itu akan “mbregidil” — benang sintetisnya tercerabut. Dua celana itu langsung saya berikan ke tetangga, sedang yang training saya pakai sendiri. Dan benar. Setelah dua kali dicuci, training itu “mbregidil”. Saya berikan ke tetangga pula. Sejak itu saya tak pernah lagi beli pakaian secara online. Tapi, lha iya ya, barang murah kok maunya kualitas bagus. La yumkin! Kini hanya untuk beli buah seperti Kurma Tanzania, Plum, atau Kersen (Talok), dan buah lainnya saja yang saya beli secara online. Itupun saya tak berani pilih yang harga murah, takut kecewa.
Handoko Luwanto
Jurnal Perusuh Disway Edisi: Jag-EV (12-10-2023) #_Nama___Pilihan #1_# Darko___<1><32> #2_Agus Suryono___<5><150> #3_alasroban___<1><4> #4_Alvito Wildani___<1><58> #5_Amat K.___<5><86>★ #6_AnalisAsalAsalan___<3><225>★ #7_bitrik sulaiman___<1><2> #8_DeniK___<3><34> #9_didik sudjarwo___<1><35> #10_Em Ha___<1><20> #11_Er Gham___<5><99> #12_Fa Za___<1><33>★ #13_Fachrizal Fadilah___<1><3> #14_Fauzan Samsuri___<1><18> #15_Fiona Handoko___<1><135>★ #16_Gregorius Indiarto___<1><17> #17_Handoko Luwanto___<2><124>★ #18_hoki wjy___<1><124> #19_imau compo___<2><234> #20_JIM vsp___<1><77>★ #21_Jo Neca___<9><112>★ #22_Johannes Kitono___<3><402>★ #23_Jokosp Sp___<4><187>★ #24_Kang Sabarikhlas___<3><162> #25_KawaiChoco _003___<1><1> #26_Ketut Bagiarta___<1><7> #27_Lagarenze 1301___<1><9> #28_lailatul qodariyah___<1><7> #29_Leong Putu___<10><256> #30_Liam Then___<13><1180>★★ #31_Liáng – βιολί ζήτα___<1><126> #32_Lukman Nugroho___<1><49> #33_Mahmud Al Mustasyar___<2><85>★ #34_Mirza Mirwan___<3><472>★ #35_Moh. Nasrudin___<1><15> #36_Mukidi Teguh___<1><180>★ #37_MULIYANTO KRISTA___<16>❖<164> #38_mzarifin umarzain___<3><95>★★ #39_rid kc___<1><34>★ #40_thamrindahlan___<1><20> #41_Tuan Sumartan___<1><2> #42_Udin Salemo___<5><260>★ #43_yea aina___<7><224> Total: 127 Komentar dengan 18 ★ dari 16 Perusuh
Agus Suryono
SAAT Tanah Abang masih jaya, saya beberapa kali ngantar istri “kulakan” di sana. Karena tidak paham, dari 3 kali kunjungan yang pertama, ternyata saya parkirnya di gedung parkir yang selalu beda. Jalan seputar Tanah Abang selalu macet. Bahkan lalu lintas di dalam tempat gedung parkir juga macet. Nah, atas saran seseorang, pada kunjungan ke 4, saya parkir di Sarinah. Kemudian naik bajay ke Tanah Abang. Sekarang, pasar Tanah Abang tidak macet lagi. Gedung parkirnya juga longgar. Tapi kayaknya justru di Sarinah sulit cari parkir. Karena setelah renovasi, kapasitas parkir Sarinah konon menyusut, meski sudah dilengkapi gedung parkir.. Lahan parkir lama kepotong buat “taman yang memang indah”. Dan juga bangunan penghias halaman..
Hari Purwanto
belanja barang online, pasti ada aja pengalaman kecewanya, pernah beli barang (cedal) lewat “LZD” , sy order ukuran XL ( ini buat jaga2 aja takutnya kekecilan, biasanya pake ukuran L). Barang yg dateng bener label ukuranya XL, pas mau dipake boro2 muat, nyampe paha di atas dengkul dikit aja udah mentok. komplain by chat sambil kirim foto barang, jawabnya ngotot, itu udah benar sesuai label ukuran XL, komplain ulang berkali-kali jawabnya sama. gak tanggungjawab banget. komplain ke CS nya LZD by phone (petugas CS laki2)…anehnya jawabnya persis mirip si penjual….”itu barang udah benar sesuai label ukuran XL”. sy protes meski labelnya XL tp kecil sekali-label itu ga bener, dia tetep ngotot n kukuh dg jawaban semula. sy dongkol dan bilang : kalo kamu dipakein BH mau nggak dianggep sbg perempuan” telp langsung diputus… wk.wk.wk.
Agus Suryono
SUATU saat istri beli barang sederhana lewat online. Harganya hanya di bawah Rp 20 ribu, sudah termasuk ongkir. Begitu paket sampai, barang yang dikirim beda. Kebangetannya, yang dikirim adalah 1 (satu) biji TUSUK GIGI. Dan dimasukkan dalam amplop. Herannya, perusahaan logistik juga tidak komplain meski isinya tidak masuk akal. Saat ketemu pengirim paket, beliaunya bilang: “Saya hanya mengantarkan paket”. ### Tega nian pedagang ini. Jadi kepikir, pedagang kayak gini pasti pedagang kecil. Terus kepikiran, kapan bisa besar kalau caranya tidak berkah. Tapi kok ya ada.. (Heran berat).
Lagarenze 1301
Tabik Pun. Mohon maaf, saya sebagai pembaca CHD kalau boleh memberikan sedikit kritik. Tulisan CHD hari ini, sesuai pembacaan saya, kurang renyah meski topiknya sebenarnya sangat hot. Saya kehilangan gaya Dahlan Iskan dalam CHD kali ini, yang menurut saya 90 persen berisi penuturan Si Wanita Disway. Pak Dis tetap menggunakan kata ganti orang pertama tunggal (sebagai empunya cerita) dan juga orang ketiga tunggal (untuk penuturan Si Wanita Disway). Namun, gaya bertutur-bercerita (story telling) yang kaya deskripsi dan sedikit nakal ala Dahlan Iskan tidak muncul. Malah ada beberapa kalimat yang saya agak sulit mencernanya. Terutama yang kalimat langsung. Lalu, ada beberapa alinea yang panjang. Tidak biasanya. Ampuuun. Gak wani. 🙂 🙂 🙂
Gregorius Indiarto
Tentang “Haji” @ om JZ, saya jadi ingat obrolan dg si mandor. “Ndor, sudah berhaji?” “Sudah dong”. “Mosok, kapan, kok aku gak pernah dengar ceritanya”. “Hhh, dulu, waktu masih kecil, masih balita, ceritanya, aku sering dititipkan tempat simbah, aku sering digendong mbah kakong, dan di “punji”, naik di pundak mbah kakong, karena mbah ku haji, jadi aku sdh pernah naik haji, naik pundak mbh haji, hhhh” “??? Garing. Gak lucu babarblas”.
Mahmud Al Mustasyar
CHDI hari ini banyak bercerita ttg kondisi Tanah Abang sa’at ini; termasuk kesibukan kurir panggul, kang bajaj, pengamen, pengemis dan pemulung. Sementara di sirkuit Mandalika; ada aksi pembalap Australia : Jack Miller yg tidak kalah serunya, ketika memanggul air mineral dalam kemasan galon yg diberi caption “Kuli Panggul Tanah Abang di Sirkuit Mandalika”. Wk wk wk.
Hari Purwanto
Terkadang berpikir liar. “jangan-jangan kelak akan ada rumah sakit atau kampus yang bisa menerima pembayaran dengan pay later”. Yang pengin poligami gak kalah liar “akan ada bayar penghulu dan mas kawin dengan pay later”.
Wilwa
Setelah saya korek-korek data di internet ternyata household saving rate Indonesia sekitar 8% saja. Berarti angka 38% itu pasti didominasi para konglomerat yang bisa jadi saving ratenya di atas 50%. Apalagi saving rate para pejabat korup, mungkin 80% lebih. Hihihihihi
Wilwa
Awal abad 20, Produsen adalah Raja. Contoh ekstrem adalah Ford yang hanya produksi mobil warna hitam terserah konsumen suka atau tak suka. Chrysler dan General Motor kemudian memanfaatkan “kesalahan” Ford dengan memproduksi mobil warna-warni sesuai selera konsumen. Pasca Perang Dunia Kedua, Konsumen adalah Raja makin menjadi. Kartu Kredit tercipta. Orang menjadi makin konsumtif. Konsumsi dulu, bayar urusan nanti. Shopping first, pay later. Mulai dari teori marketing management sampai teori ekonomi moneter mendadak juga mengagungkan konsumen, konsumsi, dan perilaku konsumtif alias konsumerisme. Amerika leadernya. Karena itu tak aneh Amerika berubah dari negara produsen menjadi negara konsumen. Yang penting konsumen dapat barang murah dengan mutu bagus. Mulai dari Jerman, Jepang, hingga Korsel dan Tiongkok memanfaatkannya. Jadilah Amerika menjadi negara pengutang terbesar di dunia. Trump berusaha mengubahnya dengan Make America Great (Producer) Again. Tapi nasi sudah jadi bubur.
Liáng – βιολί ζήτα
STOP WAR !! TOO MUCH SUFFERING DUE TO WAR !! “When The Children Cry” by White Lion. Little child dry your crying eyes How can I explain the fear you feel inside ‘Cause you were born into this evil world Where man is killing man and no one knows just why What have we become just look what we have done All that we destroyed you must build again When the children cry let them know we tried ‘Cause when the children sing then the new world begins Little child you must show the way To a better day for all the young ‘Cause you were born for all the world to see That we all can live with love and peace No more presidents and all the wars will end One united world under God When the children cry let them know we tried ‘Cause when the children sing then the new world begins What have we become just look what we have done All that we destroyed you must build again No more presidents and all the wars will end One united world under God When the children cry let them know we tried When the children fight let them know it ain’t right When the children pray let them know the way ‘Cause when the children sing then the new world begins
Alon Masz Eh
Dulu orang rebutan naek angkot, bus… Lalu tergantikan ojek online…yg berimbas angkutan umum sepi, demo, razia ojek online Jaman berganti, angkutan online minta ongkos dinaikkan, berimbas sepinya order… Semua pada beli motor sendiri, sampai anak SMP bingung cari parkir. Giliran dealer dan tukang parkir yang seneng. Pom bensin antriannya panjang bener, giliran pom mini dan bensin eceran yg seneng. Begitupun tanah abang, platform jual beli online, semua hanya karena adaptasi mencari yang termurah dikala yang lama terasa mahal. Mau bikin contoh koran, yang punya bosnya koran wkwkwk Yang penting dari jaman bocah sampai sekarang, abang sayur keliling tetep ada dan laku…. Mana ada mlijo online? Karyawannya mana mau
Wilwa
@Mirza. Saya jadi ingat film dokumenter mengenai Yahudi garis keras yang gemar merebut tanah Arab Palestina. Mereka tak segan melukai Rabbi Yahudi moderat yang mencoba membela Arab Palestina di West Bank. Yahudi garis keras ini, kalau Anda segan menyebutnya sebagai Yahudi radikal, sangat mempercayai Torah/Taurat. Dan menurut Torah, Arab termasuk “Goyim” yang halal dibunuh. Dan darah 1 orang Yahudi harus dibalas dengan darah 100 orang Arab. Arab punya istilah yang mirip dengan istilah Goyim yaitu Kafir. Mengerikan bagaimana agama bisa dipelintir menjadi sumber kebencian, amarah, angkara murka, pembunuhan. An eye for an eye. Begitu katanya. Mahatma Gandhi menambahkan: Make The World Blind. Begitulah Israel yang kini dikuasai Yahudi radikal. Nampaknya Jalur Gaza bagian utara hendak diratakan dengan tanah. Sehingga tak bisa ditempati lagi. Walau mungkin puluhan hingga ratusan ribu orang tewas. Ancaman Israel kali ini menurut saya tidak main-main. Mereka akan menghujani Jalur Gaza bagian utara dengan bom. Mereka menghindari perang kota. Cukup meluluh-lantakkannya dengan bom. Persis ketika Amerika menghujani Irak dengan bom.
Mirza Mirwan
Israel semakin “nggembélo sirahé”. Dengan entengnya mereka “memerintahkan” 1,1 juta warga sipil di Gaza City, Jabaliya, Beit Lahia, Beit Hanun, dan kota lain di Gaza utara untuk pindah ke Gaza selatan dalam waktu 1×24 jam, Jumat ini. Sebab Israel akan melancarkan serangan darat besar-besaran. Terus bagaimana caranya? Mikiiir! PBB sudah mengingatkan Israel, mustahil pergerakan seperti itu terjadi tanpa dampak kemanusiaan yang buruk — it’s impossible for such a movement to take place without devastating humanitarian consequences. Tetapi Israel cuek saja dengan “warning” dari PBB itu. Mereka itu warga Palestina, kok, bukan warga Israel. Mungkin begitu pikir petinggi Israel. Yang juga nyebelin itu respons Hamas. Mereka bilang “perintah” Israel agar warga sipil pindah ke selatan itu sekadar propaganda belaka. Padahal jelas-jelas sekitar 350 ribu pasukan Israel sudah siaga di sepanjang perbatasan Israel-Gaza Strip. Mana lengkap dengan puluhan tank pula. Berita terbaru, dalam enam malam serangan udara Israel ke Gaza Strip sudah menewaskan 1537 warga Palestina dan melukai 6612 lainnya. Sementara akibat serangan Hamas ke Israel menewaskan 1300-an orang, termasuk 200-an tentara. Mungkin bila warga Gaza utara sudah pindah ke Gaza selatan blokade di selatan dibuka, suplai bahan pangan dari Israel kembali lancar. Tetapi bagaimana dengan tempat tinggal dan sarana MCK bagi hampir setengah populasi Gaza Strip yang mengungsi itu?
Liam Then
Sama saja sebenarnya, bedanya Tik Tok Shop ijinnya gak jelas, ijinnya sosial media, kemudian tranformasi sekalian toko online. Makanya jadi kambing hitam. Kalo Shopee,Tokopedia,cs ijinnya jelas toko online.
Udin Salemo
#cerpen_jumat DECACORN NGINJAK Abis jumatan bos Andre mampir ke kantor boss besar. Udin dibawa ikut serta .Kantor itu terletak di jantung pusat kawasan bisnis. Tak jauh dari stasiun mrt Senayan. Sambil menunggu boss besar yang lagi makan siang dengan mitra bisnisnya yang orang Jepun, bos Andre berbincang dengan sekretaris boss besar. Udin menguping pembicaraan mereka. C***a: “Mas Andre, tuh, saham goto sudah harga 67 rupiah. Katanya mau beli saham itu. beli, dong, mumpung murah.” bos Andre: “Emang saham goto semurah itu?” C***a: “Iya. Jam setengah tiga tadi saya liat running trade, harganya memang segitu.” bos Andre: “Wah, menarik juga, nih.” C***a: “Makanya buruan beli. nanti keburu naik.” bos Andre: “Iya, sih, pengen beli. Tapi tabungan yang harusnya untuk beli saham itu sudah kepakai untuk bayar kuliah anak saya yang masuk kedokteran.” C***a: “Anak mas Andre gak jadi masuk pertambangan i te be?” bos Andre: “Dia gak lulus snbt. Akhirnya dia masuk u ge em jalur mandiri, masuk kedoteran.” C***a: “Kan bagus masuk kedokteran. Masa depan cerah.” bos Andre: “Bagus, sih. Cuma aku gak nyangka uang masuknya segitu besar. Belum lagi nanti uang semesterannya. Waduh, puyeng juga.” Dalam perjalanan pulang ke tempat ngaduk semen bos Andre bilang ke Udin kalau punya uang simpanan beli saham goto. Mumpung dalam keadaan murah meriah. Kata bos Andre saham itu ibarat mobil innova tapi harga agya. Sebulan lagi saham itu akan naik ke harga cepek lebih. Kata dia. bersambung…
Liam Then
#cerpen Pay Later “Ma, mama pernah bilang kepengen ganti TV kan? Papa sudah belikan. Sekalian kulkas, mesin cuci, hair dryer idaman mama, papa pesankan, mama senangkan?” “Bayarnya bagaimana Pa?” “Tenang Ma, Papa Pay Later” “Lah nanti makan kita gimana” “Kita nanti ikut gaya hidup sehat saja ,puasa Senen Kemis, hmmm….tambah satu hari lagi kayaknya, mama mau hari apa?”
Liam Then
Sistem penjualan kuota yang hangus ketika batas tempo berlaku ,3 hari, 1 Minggu, juga ada potensi merugikan masyarakat, menyedot banyak sumber daya keuangan masyarakat kecil. Sekolah anak-anak bahkan sekarang menuntut akses ke internet. Harapan saya ,semoga ada regulasi pemerintah dibidang ini, masyarakat jangan disedot dan diperas trus kapasitas keuangannya. Saya cemas, jika suatu saat kalangan grassroot yang rapuh, ketimpaan entitas besar yang runtuh, porak poranda kerusakannya bakal besar dan butuh ongkos mahal untuk diperbaiki.