INDOPOS.CO.ID – Ketua Umum (Ketum) Harimau Jokowi Saiful Huda Ems (SHE) menegaskan, ada dosa besar politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) apabila melenggangkan Wali Kota Solo Gibran menjadi calon wakil presiden (Cawapres) Prabowo Subianto.
“Dosa Jokowi, yakni khianati Reformasi 98. Kenapa? Karena Prabowo merupakan salah satu tokoh Orde Baru (Orba) yang terlibat dalam penculikan Aktivis Mahasiswa menjelang Reformasi 1998,” kata SHE kepada INDOPOS.CO.ID, Sabtu (14/10/2023).
“Jika kemudian Jokowi membiarkan Gibran putra sulungnya menjadi Cawapresnya Prabowo, itu berarti Jokowi berkhianat pada Gerakan Reformasi ’98,” imbuhnya.
Ia mengatakan, sekejam-kejamnya Soeharto, sediktator-diktatornya Soeharto, seserakah-serakahnya Soeharto, Soeharto tidak pernah membiarkan anak-anaknya jadi Ketua Umum Partai Politik di masa kepemimpinannya. Apalagi membiarkan anaknya jadi Capres atau Cawapres.
“Soeharto sangat tau diri, dan sangat menghayati filosofi Jawa, “ngono yo ngono namun yo ojo ngono” (Begitu ya begitu namun ya jangan seperti begitu)” katanya.
Artinya Soeharto itu sangat tau batasan, tidak keterlaluan, tidak kebablasan, bukan seperti Jokowi dari mulai anak, menantu sampai adik ipar sudah dan mau diizinkan sebagai pejabat semua. Ini serakah! Kami rakyat kecil sudah sangat capek Pak, berpuluh tahun memperjuangkan nasib sendiri, lah kemudian anda main potong kompas saja,” imbuhnya.
Ia berharap, rencana untuk menduetkan Gibran dengan Prabowo hanya sekedar buat hiburan saja menjelang Pilpres 2024. Dan tidak menjadi kenyataan yang sesungguhnya.
“Sebab jika itu menjadi kenyataan, Jokowi akan segera hancur lebur nama baiknya,” ucapnya. (nas)