Fenomena Milenial Suka Pemimpin Gemoy, Akademisi: Indonesia Gagal Dokumentasikan Sejarah

Fenomena Milenial Suka Pemimpin Gemoy, Akademisi: Indonesia Gagal Dokumentasikan Sejarah - Sulistyowati Irianto ip - www.indopos.co.id

Guru Besar Antropologi Hukum Universitas Indonesia (UI) Prof Sulistyowati Irianto. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Bangsa Indonesia gagal mendokumentasikan narasi-narasi sejarah dari generasi ke generasi. Pernyataan tersebut diungkapkan Guru Besar Antropologi Hukum Universitas Indonesia (UI) Prof Sulistyowati Irianto dalam keterangan, Kamis (30/11/2023).

Menurut dia, generasi muda dianggap mulai tidak peduli dengan rekam jejak calon pemimpin. Banyak pemilih muda yang suka dengan gimik calon pemimpin yang menggunakan citra gemoy, namun lupa akan rekam jejaknya.

Fenomena ini dianggap sebagai kegagalan Indonesia dalam menyampaikan peristiwa kejam yang terjadi di masa lalu. Mengingat generasi muda tidak terhubung langsung dengan peristiwa yang terjadi 25 tahun silam.

“Sehingga generasi sekarang dan yang akan datang lepas dari pengetahuan tentang sejarah yang pernah terjadi. Ini membuat kita terperosok sebagai negara yang tidak mampu menjaga demokrasi dan hukum,” ungkapnya.

Prof Sulis menilai, saat ini demokrasi sedang ada di tepi jurang. “Kita terancam dengan kesewenangan demi kekuasaan segelintir orang, dilakukan politik nepotisme, dinasti politik, bahkan dengan cara-cara yang tidak bisa diterima oleh kita semua,” katanya.

Antropolog Hukum ini menyesalkan peristiwa penyalahgunaan Mahkamah Konstitusi yang baru saja terjadi di Indonesia. “25 tahun yang lalu banyak orang yang memperjuangkan demokrasi dengan kehilangan nyawa, hari ini harusnya sudah selesai, tapi 25 tahun kemudian bangsa kita harus memperjuangkan lagi demokrasi dan hukum,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version