INDOPOS.CO.ID – Pegiat Literasi Digital Yukendro Pramono mengatakan, masyarakat harus dapat menyerap informasi secara bijak dari media sosial (Medsos). Hal ini untuk menghindari hoaks atau disinformasi mengenai informasi tentang Pemilu 2024.
“Apabila mendapat informasi di media sosial, harus divalidasi dulu, cek dulu apakah itu berita benar atau tidak?” ujar Yukendro Pramono dalam keterangan, Minggu (28/1/2024).
Karena, menurut dia, secara langsung pengguna medsos bisa melakukan share informasi apa saja. Berbeda dengan kerja wartawan, yang memiliki kode etik. Sehingga tidak bisa melakukan share informasi semaunya.
Lebih jauh ia mengungkapkan, masyarakat harus menerapkan nilai-nilai sosial seperti sopan santun dan saling menghargai di ruang digital. Selain itu, masyarakat juga senantiasa berhati-hati saat menggunakan medsos agar dapat menjaga ruang digital untuk tetap aman dan damai.
“Menjelang pemilu ini, kita juga harus berhati-hati. Untuk menuju Indonesia Emas 2045. Kita sebagai pengguna media sosial juga harus berhati-hati dalam memanfaatkannya,” ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan Komisioner Bawaslu Purbalingga Setyawati. Ia mengatakan, pengguna media sosial harus waspada saat menggunakannya.
“Pengguna media sosial harus berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi di masa menjelang pemilu. Karena bisa berpotensi untuk memunculkan informasi palsu atau hoaks,” ujarnya.
“Sebentar lagi tinggal menghitung hari kita akan melaksanakan Pemilu 2024 , jadi kalau Bapak Ibu mendapatkan informasi di media sosial, silakan untuk disaring sebelum disharing dan jangan mudah terpancing dengan berita-berita yang provokatif agar terhindar dari hoaks,” imbuhnya.
Agar terhindar dari hoaks, lanjut dia, pengguna media sosial harus mengetahui ciri-ciri hoaks itu sendiri. Seperti judul berita yang sensasional dan mengandung unsur provokatif, menggunakan website yang mirip dengan media besar.
Dan memakai teori cocoklogi dengan mengambil informasi dari potongan-potongan video yang kemudian dibuat dengan asumsi pribadi lalu disebarkan di media sosial.
“Jadi mulai sekarang kita harus bisa bersikap bijak saat menggunakan media sosial,” katanya.
“Selalu bersikap hati-hati dan bersikap rasional. Kalau dapat berita yang mengandung ciri-ciri unsur hoaks jangan ikut disebar, tapi kalau beritanya informatif boleh untuk dikirim ke teman atau grup keluarga,” imbuhnya. (nas)