Oleh: Dahlan Iskan
INDOPOS.CO.ID – Tebaklah: di antara 27.000 aplikasi digital di lingkungan pemerintah sekarang ini, yang mana yang paling rumit untuk disatukan?
Tebakan saya: yang di lingkungan kepolisian.
Soal layanan surat izin mengemudi rasanya mudah. Tinggal rela atau tidak rela. Mungkin tidak sampai harus meminjam wibawa LBP. Tapi soal pengaduan hukum masyarakat? Rasanya inilah yang paling rumit.
Selama ini orang bisa mengadukan orang lewat kantor polisi level apa saja: Polsek, Polres, Polrestabes, Polda, bahkan langsung ke Markas Besar Kepolisian.
Tidak ada pengaturan, misalnya, perkara jenis apa yang pengaduannya harus lewat kantor polisi terendah: Polsek. Lalu jenis apa yang bisa ke Polres. Apa lagi yang langsung ke Polda. Dan baru yang seperti apa yang boleh ke Mabes.
Anda sudah tahu: selama ini perkara seringan apa pun bisa langsung ke Polda atau Mabes. Misalnya soal pencemaran nama baik. Padahal di Polda dan Mabes itu pejabatnya berpangkat tinggi semua. Bagaimana harus menangani perkara begitu sepele.
Anda pun sudah tahu: mengapa pengaduan seringan pencemaran nama baik langsung ke level Polda atau Mabes. Ini soal koneksi.
Saya pun membayangkan: kalau sistem GovTech sudah berlaku tunggal, kelak, mungkin pengaduan langsung ke Polres, Polrestabes, Polda, dan Mabes akan hilang. Alamat pengaduan tinggal satu: polisi. Polisi level apa yang menanganinya ditentukan oleh sistem.
Salah satu yang juga sulit adalah: bagaimana agar perkara yang mestinya perdata diadukan secara pidana. Tentu boleh saja seseorang mengadukan perkara yang seharusnya perdata ke sisi pidananya. Polisi akan menentukan perkara tersebut pidana atau perdata. Kalau pidana polisi akan langsung menangani. Kalau perdata, polisi menolak turun tangan –dan mengumumkannya di aplikasi GovTech.
Kalau MenPAN-RB di pemerintahan Jokowi bisa menyelesaikan itu, rasanya sejarah baru telah dibuat.
Begitu banyak perubahan yang akan terjadi di tubuh polisi kita. Mungkin itulah saatnya Polsek akan benar-benar menjadi yang terdepan dalam pelayanan hukum masyarakat.
“Yang sekarang sudah mulai berhasil adalah di bidang perizinan pertunjukan,” ujar Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas. Itu pun masih sebatas di lima lokasi pertunjukan.
Semua masih di Jakarta.
Di lima lokasi itu EO sudah bisa mengurus izin secara digital.
Tapi itu baru di lima lokasi. Padahal, se-Indonesia, ribuan izin pertunjukan diperlukan. Tanpa standar yang baku. Tanpa kepastian waktu pengurusan.
Kesimpulan Anas, tanpa digitalisasi tidak akan bisa menurunkan indeks korupsi dan meningkatkan indeks pembangunan. Apalagi indeks penegakan hukum dan kemudahan usaha.
Lihatlah negara-negara yang tertinggi dalam indeks pelaksanaan digitalisasi di pemerintahan mereka. Indeks korupsinya terbaik. Pembangunannya terbaik. penegakan hukumnya paling lurus. Dan indeks kemudahan berusahanya terbaik.
Tiga-tiganya diborong oleh Denmark. Di bawahnya sedikit ada Finlandia. Di bawahnya lagi Korea Selatan.
Untuk penegakan hukum dan kemudahan berusaha, ada nama Singapura dan Selandia Baru.
Rasanya menyatukan 27.000 aplikasi untuk pelayanan masyarakat ini tidak kalah berat dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Kita memang sudah merdeka sejak 1945 –atau 1949– tapi baru akan benar-benar merdeka di saat GovTech berhasil. Kelak. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 30 Januari 2024: Tetangga B
Mbah Mars
Salah ketik alias typo sering terjadi pada teks dan running text di televisi. Bisa bikin ngakak dan geleng-geleng kepala. Ini contoh-contohnya: “Pesinden RI sedang berbicara di depan para gubernur” (tampak Pak SBY sedang bicara di tayangannya) “Mencari Nazarudin: SBY Perintahkan Pemjembutan Nazarudin” “Polisi Tangkap 55 Nabi Kabur” “Timnas Indonesia Tiba di Tahan Air” “Lebih Dekat Menganal Jusuf Kalla” “15 Warga Tewas Diterjang Nasi Panas”
Handoko Luwanto
30-01-2024, 07:42:29 am Urutan)Komen,Nama,Time
40)utama#35,Lagarenze 1301,1 m
39)utama#34,Mbah Mars,3 m
38)utama#33,Handoko Luwanto,12 m
37)utama#32,Handoko Luwanto,13 m
36)utama#31,Em Ha,13 m
41)reply,Lagarenze 1301,49 d
35)utama#30,dwi s,14 m
34)utama#29,Nimas Mumtazah,25 m
31)utama#28,djokoLodang ,45 m
32)reply,djokoLodang ,42 m
30)utama#27,Fantra Salahuddin,46 m
29)utama#26,Juve Zhang,52 m
33)reply,Juve Zhang,38 m
28)utama#25,thamrindahlan ,57 m
27)utama#24,DeniK ,1 j
26)utama#23,ACEP YULIUS HAMDANI,1 j
25)utama#22,Lagarenze 1301,1 j
24)utama#21,DeniK ,1 j
23)utama#20,Dasar Goblik,1 j
22)utama#19,Legeg Sunda,1 j
21)utama#18,Gregorius Indiarto,2 j
20)utama#17,Gregorius Indiarto,2 j
19)utama#16,AnalisAsalAsalan ,2 j
18)utama#15,djokoLodang ,2 j
17)utama#14,AnalisAsalAsalan ,2 j
15)utama#13,Ahmad Zuhri,2 j
13)utama#12,nur cahyono,3 j
12)utama#11,Ummi Hilal,3 j
11)utama#10,rid kc,3 j
10)utama#9,alasroban ,3 j
9)utama#8,Udin Salemo,3 j
7)utama#7,nur cahyono,3 j
6)utama#6,bitrik sulaiman,3 j
5)utama#5,Udin Salemo,3 j
4)utama#4,M.Zainal Arifin,3 j
8)reply,M.Zainal Arifin,3 j
14)reply,Azza Lutfi,2 j
16)reply,M.Zainal Arifin,2 j
3)utama#3,Udin Salemo,3 j
2)utama#2,Udin Salemo,3 j
1)utama#1,Lagarenze 1301,3 j
Fiona Handoko
selamat pagi bpk jm, bp ahmad. “saya iba mendengar curhatnya, tapi saya tidak bisa banyak menolongnya”. apakah nasib bpk nainggolan mirip nasib abah? mirip nasib bpk zam mantan dirut pt dm? malangnya nasib sang angsa yang sudah bertelur emas selama 30 thn.
M.Zainal Arifin
Tatkala yg demo masih sedikit, diremehkan, dikatakan: Revolution in the glass. Tatkala yg demo sudah banyak, dibubarkan paksa, dilarang. Semoga yg demo tak anarkis. Yg unjuk rasa, juga unjuk rasio, unjuk intel-lektual, unjuk kejeniusan.
Mbah Mars
Kalau ini, contoh-contoh typo para bakul: “Jual buah Fear” “Soap ayam kampung” “Aneka Snake Rp. 2000” “Naged Bakso Sosis” “Coll Drink” “Es Crime”
Liáng – βιολί ζήτα
- Diingatkan secara halus lewat komentar penyeimbang….. tidak mempan. 2. Disindir sambil guyonan….. juga tidak mempan. 3. Dihapus komentar kampanye-nya….. kalau ternyata masih belum mempan juga….. 4. Mungkin, ini mungkin ya….. haruskah akun komentator yang bersangkutan di-block-ir ??
djokoLodang
–0– SALAH BACA Anak Tante Korina baru Kelas 1 SD. Mulai bisa membaca dengan lancar. Saking senangnya, kalau melihat suatu tulisan, dibacanya keras-keras. Suatu siang hari, sepulang sekolah dia bermain di beranda. Tante Korina sedang santai di ruang tamu ketika didengarnya suara si anak lantang: “Babi! Ketuhanan Yang Maha Esa.” Kaget, cepat-cepat Tante Corina keluar, ke beranda, menghampiri anaknya. “Ada apa, sayang? Sedang apa?” “Ini, sedang membaca buku ayah. Barusan baca yang tulisannya gede. Di bawahnya tulisannya kecil-kecil.” “Sudah, jangan diteruskan. Sini, berikan ke mama bukunya.” Diperiksanya buku itu. Rupanya, berisi tentang ulasan mengenai Panca Sila. Di halaman yang tadi dibaca anaknya, memang tertulis besar-besar: BAB I KETUHANAN YANG MAHA ESA –0–
Juve Zhang
Sebagai salah satu perusuh saya dan kebanyakan mungkin tak pernah memaslahkan tulisan pribadi masing masing perusuh…jadi santai saja …..ada yg suka komen humor kita baca…..ada yg suka komen kemanusiaan kita baca….ada yg suka komen politik kita baca….pak Bos saja yg punya Hajatan santai baca…..wkwkkqk….hidup santai baca komen orang lain kan gratisan……wkkwwk
Lagarenze 1301
Baca Marganas Nainggolan, ingat Batam Pos. Ingat Batam Pos, ingat kasus Putri. Ingat kasus Putri, ingat kisah Mas Dur. Entah bagaimana nasib Mas Dur sekarang.
agarenze 1301
Salah ketik huruf “n” menjadi “b” kemungkinannya kecil kalau kita menggunakan keyboard jenis lain. Bukan QWERTY. Ada tata letak keyboard lain yang diperkenalkan pada 1936 oleh August Dvorak dan saudara iparnya, William Dealey. Namanya keyboard Dvorak. Tiga kotak pertama bukan huruf tapi tanda baca titik, koma, dan tanda petik. Keyboard Dvorak diklaim lebih cepat dan lebih ergonomis dibandingkan QWERTY, dengan lebih sedikit gerakan jari. Karena saya menggunakan HP Samsung, maka yang tersedia hanya keyboard Samsung yang QWERTY. Saya download keyboard Dvorak di Play Store lalu coba memakainya, termasuk dengan mengetik komen ini. Aneh, memang, karena sejak kecil sudah terbiasa dengan QWERTY. Ngetiknya juga jadi lebih lama dan banyak salah ketik karena posisi huruf yang berbeda. Yang pasti, salah ketik “n” menjadi “b” sangat kecil kemungkinannya. Huruf “n” ada di baris kedua kolom kesembilan, sedangkan huruf “b” ada di baris ketiga kolom keenam. Ada juga keyboard lain, Colemak, yang dibuat oleh Shai Coleman pada 2006. Enam huruf awalnya adalah QWFPGJ. Huruf “n” dan “b” juga berjauhan. Ada pula tata letak keyboard lain, misalnya AZERTY, yang enam huruf pertama sama dengan namanya. Di keyboard ini, sama seperti QWERTY, huruf “n” dan “b” tetap tetanggaan. Tentu saja, untuk keperluan sehari-hari, tidak perlu bersusah-susah menggunakan keyboard jenis lain. Bagaimanapun, QWERTY sudah menemani kita setiap hari.
Mister Xi
Pak DIs ,,, Paragraf penutup mirip bahasa roman picisan,,,, wkwkwkwkwk,,,,
Afa
Tetangga B. Keyboard saya: H
Mbah Mars
Sungguh miris jika melihat umat beragama yang “BERSUMBU PENDEK”. Agama dan keyakinannya dilukai dikittt saja, bahkan hanya akibat kesalahan ketik langsung terbakar. Bahkan meledak. Sekalipun pihak yang didemo itu sudah minta maaf, si SUMBU PENDEK bilang “Minta maaf, dimaafkan. Jalur hukum tetap jalan”. Mereka lupa bahwa Tuhan yang mereka bela, Nabi yang mereka bela saja Maha dan sangat pemaaf. Lha kok mereka bersikap begitu. Rasulullah itu, sering diludahi janda tua yang sangat benci kepadanya. Saat si Janda sakit. Rasulullah malah mengunjunginya. Membela Nabi kok dengan cara yg bertentangan dengan ajaran Nabi.
Udin Salemo
#everyday_berpantun Antar beras merah ke Siantar/ Pesanan agen besar ternama/ Pak Mangatas itu orang pintar/ Koran terbit cukup ganti nama/ Macet jalan kampung di belokan/ Jalan pintas menuju Cileungsi/ Kalau emosi yang diturutkan/ Akal sehat sudah tak berfungsi/ —————————————————— Udin pai ka Mudiak Lolo/ pai mambali gulo saka/ jaan dilawan urang gilo/ urang gilo ndak baraka/ bilo tuan pai ka Pakanbaru/ baoklah anak jo kamanakan/ bilo alah dapek pole nan baru/ pole nan lamo basisiahkan/
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
TAHUN 70AN, SAAT PINDAH PROFESI.. Saat saya pindah profesi, dari dunia tulis menulis, ke dunia BUMN, banyak orang yang salah “mengira”. Mereka mengira, penghasilan saya naik tajam gara-gara itu. Sampai ada seorang pemred, yang mengirimi surat sepanjang 5 halaman, plus 15 halaman lain, berisi ulasan psikologi dari seorang psikolog, yang intinya: SAYA SUDAH PAS DI DUNIA TULIS MENULIS. Surat itu saya abaikan.. Tapi mungkin sebenarnya saya memang pas berkarier du dunia tulis menulis. Karena saat di usia SMA itu, 90% tulisan saya dimuat. Dan menghasilkan honor. Jaman itu pengiriman honor biasanya dilakukan melalui “wesel pos”. Tapi pernah, suatu saat, honor dari mingguan MM Surabaya, tidak dikirim per wesel. Tapi diantar ke rumah.. “Mau ketemu mas Agus Suryono”. “Saya Agus Suryono..”. “Jangan bercanda Dik. Segera panggil mas mu”. “Lho memang sayalah Agus Suryono..”. Dua beliau itu tidak percaya, karena tulisan saya di usia SMA, isi dan kata-katanya, kata beliau, udah seperti mahasiswa. ### Begitu masuk BUMN, gaji pertama saya adalah Rp 15.000 per bulan. Saat itu penghasilan honor nulia saya udah di kisaran Rp 50 – 100 ribu. Saya tidak menyesal. Karena semua itu sudah ‘qodarullah”.. Semua saya syukuri..
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
PADA TAHUN 70AN.. Suatu hari, beberapa hari setelah saya sampai di perantauan, saya kirim surat. Soalnya saat itu kan belum ada WA. Saya kirim surat ke seorang “pemred” majalah remaja, yang selama ini sudah sering memuat tulisan saya. Mungkin karena isinya dianggap “menarik”, maka surat itu dimuat di majalah nya, dengan dibuatkan rubrik baru: SURAT UNTUK REDAKSI. Beberapa hari setelah dimuat, “banyak orang” marah-marah ke saya. He he.. Ya iyalah. Soalnya, sebenarnya itu surat pribadi. Dan di dalamnya selain memuat hal-hal yang bagus, juga memuat hal-hal yang “jelek”. Meski majalah itu majalah remaja, tapi yang marah ke saya bukan hanya remaja. Banyak orang tua, bahkan pejabat daerah di lokasi perantauan juga ikutan marah. ### Tidak sampai ada demo sih. Tapi cukup membuat saya pusing “delapan keliling”. Saat itu, semua yang marah, yang saya tau, saya datangi satu persatu.. Saya jelaskan, sebemarnya itu surat pribadi. Dari seorang anak usia 19 tahun, yang baru pertama kali merantau. Demi sesuap nasi..
Mirza Mirwan
Senin pagi (waktu Tehran) kemarin empat tahanan politik yang terkait dengan jaringan Mossad dieksekusi di penjara Ghezel Hezar, Karaj, barat Tehran. Keempat tapol itu kebetulan dari suku Kurdi. Tetapi mereka dihukum gantung bukan karena keterlibatannya dalam serangan Israel yang menewaskan Brigjen Sadegh Omidzadeh dan empat stafnya di Damaskus tempo hari. Wafa Azerbar, Pejman Fatehi, Mohsen Mazloum, dan Mohammad Hazhir Faramazi, ditangkap pada pertengahan 2022 setelah meledakkan sebuah pabrik yang memproduksi perlengkapan militer Iran di Najafabad, sekitar 30km barat Isfahan. Pemerintah Iran menganggap mereka sebagai teroris. Wafa Azerbar dkk. digantung setelah MA Iran menolak kasasi mereka. Dalam sebulan ini sudah 65 terpidana mati digantung. Iran memang negara yang memegang rekor pelaksanaan hukuman mati. Tahun lalu sekitar 800-an orang yang digantung, salah satunya terkait dengan unjuk rasa atas tewasnya Mahsa Amini.
AnalisAsalAsalan
Mengapa kesalahan tersebut terjadi? Karena tidak bisa mengetik sepuluh jari. Di pengetikan sepuluh jari: Huruf ‘b’: telunjuk kiri Huruf ‘n’: telunjuk kanan Gara-gara tidak bisa mengetik sepuluh jari, banyak dokumen resmi harus revisi. Saya belajar mengetik sepuluh jari karena mata pelajaran wajib sekolah, pakai mesin ketik. Betapa menantang. Contoh: a a a a a a …. diulang terus Saat ini, meskipun pakai keyboard yang lebih ringan tekanannya, ternyata masih saja malas belajar mengetik sepuluh jari. Bahkan sekian banyak mahasiswa Informatika, Sistem Informasi, Teknik Komputer, atau sejenis, yang seharusnya menjadi ‘penguasa’ komputer, juga tidak bisa mengetik sepuluh jari. Miris. Wahai anak sekolah dan kuliah, belajarlah mengetik sepuluh jari.
ACEP YULIUS HAMDANI
Baca CHD hari ini, masih terasa ada lucu-lucunya, walaupun berakhir ngenes. Kadang kita abai terhadap hal yang kita anggap kecil, tapi kalau dibiarkan atau terekspose menjadi sangat besar dampaknya. Itulah dunia kita saat ini. Contoh paling sederhana jika kita me WA istri, kalau kita biasa memanggil istri itu dengan Mama, tapi kita terburu-buru sehingga terketik “Nana”, silahkan cek reaksi istri anda, minimal ada pertanyaan dengan nada dingin siapa Nana ?, …dan itu bagi para suami akan sulit menjelaskan bahwa mestinya mengetik “Mama” tapi N dan M bertetangga sehingga menjadi salah ketik dan yang lebih parah ada “track record”, para suami sering salah menyebut nama istrinya tertukar dengan nama imajinasinya yang diluar, pasti ribut besar. Persis tetangga “N” selain “M” ada juga disebelahnya “B”. terjadilah seperti di Sibolga tadi, entah mungkin ada “Track Record” atau hal lain yang membuat masyarakat begitu ingin menutup Metro Tapanuli. Jadi hal kecil yang dianggap sepele, karena dapat memberikan dampak yang sangat besar, oleh sebab itu jangan pernah remehkan hal yang kecil, pesawat saja atau bahkan Mahkamah Agung bisa hancur karena “puntung” rokok yang tidak bernilai dan menghancurkan benda yang sangat bernilai. Apalagi yang berkaitan dengan isu SARA, pasti sangat sensitif….
Dasar Goblik
Ingatlah bahwa.Kemalangan2 dalam Kehidupan selalu ada.Tetapi Kemujuran2pun tetaplah Banyak.Albert Einstain saja membuat 9 kali kebenaran.Tetapi 1 kali saja membuat kesalahan.9 Kebenaran tiada arti.Itulah Kehidupan.Menangislah saat itu.Tetapi selagi masih ada jiwa di kandung badan.Bangkitlah angkat penamu Marganas.Mulailah menulis.Bapak Dahlan saja tidak bisa membantumu.Apalagi kami.Tetapi Doa kami pasti buat engkau.Selamat berjuang..
Muh Nursalim
Allah saja dalam menurunkan wahyu ada mekanisme tipo. Disebut nasih mansuh. Ketentuan hukum diganti dengan ketentuan yang baru dan lebih baik. Cukup banyak ayat alqur’an yang terkena mekanisme nasih mansuh itu. Para ulama kemudian mendokumentasikan secara baik dalm kitab-kitab ulumul qur’an. Karena hanya merekalah yang mampu ayat mana mengganti ayat yang mana. Orang awam tinggal mengikuti.
Fiona Handoko
selamat pagi bp thamrin. bukan hanya surat kabar cetak. ke depannya pun dikhawatirkan pekerja dan perusahaan media tidak ada yg bertahan hidup. menurut victor pickard. dosen penn univ. “tidak akan ada media arus utama yg bertahan apabila nasib sepenuhnya diserahkan ke pasar.” mudah2an siapa pun capres pemenang pemilu. bisa membantu tumbuhnya bisnis media yg sehat dan berkualitas.
doni wj
Baru baca komen pilihan, tulisan bung Lagarenze. Tentang “apa gunanya e-ktp..?”. Tadinya saya juga berpikir begitu. Sampai suatu saat di hari Sabtu malam atm BCA saya tertelan mesin. Padahal hari minggu saya harus setor dan tarik tunai. Sabtu malam itu juga saya mampir ke cabang BCA terdekat, Sahid Mal Babarsari Jogja. Niatnya sekedar tanya info ke satpam, apakah ada solusi? Satpam langsung mengarahkan ke sebuah mesin di samping atm. Dimintanya ktp saya. Ditempelkan di atas landasan kartu. Saya tinggal memasukkan password. Serta scan sidik jari. Tak lama kemudian atm saya keluar. Langsung bisa digunakan lagi. Seluruh proses hanya makan waktu 5 menitan. Tak perlu bikin surat kehilangan ke kantor polisi. Tak perlu pulang dulu ambil buku tabungan. Tak perlu ketemu CS. Tak perlu antre. Weleh2.. Di situ saya baru sadar. Betapa saktinya sebenarnya e-ktp itu. Mirip hp canggih yg kita punya namun fiturnya tidak pernah kita gunakan. Jangan berkecil hati. Yg katrok bukan hanya kita. Bahkan lembaga pemerintah pun banyak yg tidak tahu dan memanfaatkan kecanggihannya. Apalagi sampai mengadopsi teknolgi dan saling terkoneksi antar layanan lembaganya. Bayangkan berapa waktu yg bisa dihemat. Aktivitas yg lebih efisien. Anggaran yg bisa dipangkas. Output yg lebih produktif. Atau.. sebenarnya tahu tapi memegang erat kredo birokrasi, “kalau bisa sulit, kenapa dipermudah?” Wkwkwkwk.. Pantaslah bca – bank capek antre, tapi tetap ramai
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Seorang pria dituntut oleh tetangganya, Ny Johnson. Gara-garanya, pria itu memanggil Ny Johnson dengan sebutan “babi”. Setelah melalui proses persidangan, pria itu dinyatakan bersalah. Setelah persidangan, pria itu bertanya kepada hakim, “Apakah ini berarti saya tidak bisa menyebut Ny Johnson babi?” Hakim mengatakan itu benar. “Apakah ini juga berarti saya tidak boleh menyebut seekor babi sebagai Ny Johnson?” pria itu bertanya lagi. Hakim menjawab bahwa dia bisa menyebut babi sebagai Ny Johnson, tanpa takut akan tuntutan hukum. Pria itu segera menoleh ke Ny Johnson dan berkata, “Selamat siang, Ny Johnson.”
Mbah Mars
Saya termasuk yg katrok. Belum lama saya ambil uang di ATM BSI Istiqlal. Kartu ATM saya tertelan. Seandainya info Mas Doni ini sudah tayang dulu-dulu, maka saya bisa membuktikan kesaktian KTP saya. Kapan-kapan saya mau membuktikan ah. Barangkali KTP saya sakti. Di Supermarket mau belanja. Akan saya minta kasir gesek KTP saya.
Jokosp Sp
Emosional mengalahkan logika. Ah biasa saja, di rumahkan sering juga kalau istri sudah harus mutusin masalah. Pokoknya harus gini, harus. Terpaksalah kita ngikut daripada harus berantem dan ndak dapat jatah malam jum’atnya. Atau mending diam, diam yang emas.
Juve Zhang
Zaman dulu berkunjung ke teman yg “sukses” jadi manajer di perusahaan swasta….dia bangga dengan perusahaan tempat kerja nya walau hanya karyawan ….dapat mobil dinas….dapat uang gaji…uang bensin…wow! Kagum….saya hanya duduk di pojokan….mendengar kisah sukses perusahaannya…..kisah hebat…..setelah purna tugas wow “miskin’ bin susah….iba mendengarnya tak bisa apa apa…..ada apakah sistem di kita ini ???? 95% manusia Indonesia itu swasta……..swasta itu se berjasa apapun anda bagi perusahaan setelah purna tugas atau kita yg mengundurkan diri karena sakit ya sudah selesai aliran “Cashflow” dompet kita…..makanya ketika Sang Grandmaster koar koar Habiskan Tabungan Anda ……belanja kan tabungan anda supaya ekonomi bergulir lagi…..saya hanya bisa senyum saja dan Iba hati…..siapa yg mau nurut perintahnya??????swasta ini bukan di jamin APBN…..kita swasta ini hidup dari Tenaga Dan Pikiran Dan Tabungan Kita……tak ada uang APBN se perak pun……hati hati lah kalau dengar himbauan Orang “Cerdas”…..Sekali tabungan anda Ludes maka sulit akan balik lagi…….semoga kita diberi otak yg sehat…..hati yg ramah…badan yg sehat….dompet yg “sehat”…..wkwkwkwk