Begini Kata Ketua KPU Soal Geger Film “Dirty Vote”

Ketua-KPU-2

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari memberikan keterangan pers di Kantor KPU RI, Jakarta. (Indopos.co.id/Dhika Alam Noor)

INDOPOS.CO.ID – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari tak banyak berkomentar, soal film dokumenter Dirty Vote yang ramai di media sosial. Lantaran tak sempat menonton karya rumah produksi WatchDoc yang disutradarai Dandhy Laksono itu.

Mengingat, belum lama ini menyaksikan pemungutan suara melalui TPS di Kuala Lumpur pada, Minggu (11/2/2024) kemarin.

“Belum (nonton-red). Kemarin seharian kan di Kuala Lumpur,” kata Hasyim di kantor KPU RI, Jalan Iman Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2024).

Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur telah menjadwalkan, pemungutan suara metode TPS dilaksanakan pada 11 Februari. Sekitar 222.945 pemilih suara tercatat dilayani di World Trade Center (WTC), Kuala Lumpur, Malaysia.

Dokumenter berjudul “Dirty Vote” sudah ditonton jutaan orang setelah tayang pada, Minggu (11/2/2024). Pemilihan waktu penayangan itu mengambil momentum 11.11, yaitu tanggal 11 Februari bertepatan hari pertama masa tenang pemilu dan akan disiarkan pukul 11.00 WIB di kanal Youtube.

Dirty Vote persisnya dokumenter eksplanatori, yang disampaikan tiga ahli hukum tata negara yang membintangi film ini. Mereka adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.

Seyogyanya menurut Dandhy Dwi Laksono, Dirty Vote akan menjadi tontonan yang reflektif di masa tenang pemilu. Diharapkan tiga hari yang krusial menuju hari pemilihan, film ini akan mengedukasi publik serta banyak ruang dan forum diskusi yang digelar.

“Ada saatnya kita menjadi pendukung capres-cawapres. Tapi hari ini, saya ingin mengajak setiap orang untuk menonton film ini sebagai warga negara,” ungkap Dandy secara terpisah dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (11/2/2024). (dan)

Exit mobile version