Harga Beras Meroket, INDEF: Angka Kemiskinan Bisa Meningkat

beras

Ilustrasi beras. Foto: dokumen INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Pengamat Ekonomi INDEF Ahmad Tauhid Ahmad mengatakan, aksi pengumpulan beras oleh pelaku penggilingan padi menyebabkan kelangkaan beras di pasaran. Dan aksi tersebut kemungkinannya sudah dilakukan sejak Desember lalu.

“Aksi melepasnya pun dilakukan pelan-pelan. Aksi pengumpulan beras ini harus ditindak,” kata Ahmad Tauhid melalui gawai, Minggu (3/3/2024).

Ia meminta, kepada KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) untuk melakukan investigasi persaingan usaha yang tidak sehat tersebut. Lebih jauh ia mengungkapkan, kenaikan harga beras di pasaran berdampak besar terhadap perekonomian.

“Ini akan berpengaruh pada daya beli masyarakat, jadi sangat berdampak pada perekonomian,” katanya.

Selain itu, kenaikan harga beras di pasaran juga berdampak pada penurunan daya beli masyarakat pada makanan. Sebab, mereka akan lebih memprioritaskan pembelian beras, dari pada kebutuhan protein dan lain sebagainya.

“Ini bisa menyebabkan angka kemiskinan bertambah, karena daya beli masyarakat turun,” terangnya.

Diketahui, sepekan belakangan harga beras di pasaran merangkak naik. Bahkan, dikutip dari situs resmi foodstation, Minggu (3/3/2024) harga beras di pasar induk Cipinang untuk jenis cianjur pala Rp19.971/kg. Harga tersebut terkerek dari harga sebelumnya 25 Februari sebesar Rp19.657/kg.

Jenis beras cianjur slyp hari ini memiliki harga Rp17.878 per kg, atau mengalami kenaikan dari harga 25 Februari yaitu Rp17.551/kg. Harga beras jenis sentra ramos per hari ini berada diharga Rp16.543/kg, sedangkan harga minggu lalu masih Rp16.429/kg. (nas)

Exit mobile version