Oleh: Dahlan Iskan
INDOPOS.CO.ID – Gempa bumi datang lebih cepat dari skenario siapa pun. Episentrum gempa kali ini di Mahkamah Konstitusi.
Ini memang gempa politik: MK, kemarin pagi, membuat putusan yang menjungkirbalikkan skenario para sutradara politik.
Diputuskan: syarat ambang batas perolehan suara partai politik untuk bisa mendaftarkan calon gubernur maupun bupati/wali kota dibuat sama dengan persyaratan calon independen.
Untuk kota seperti Jakarta syarat itu diturunkan tinggal 7,5 persen. Dari sebelumnya: 20 persen. Itu karena penduduk Jakarta yang terdaftar sebagai pemilih antara 6 sampai 12 juta.
Maka partai seperti PDI-Perjuangan tiba-tiba bernapas lagi. PDI-Perjuangan bisa usung sendiri cagub DKI Jakarta. Tanpa harus koalisi dengan partai lain.
PDI-Perjuangan tidak mungkin berkoalisi. Selama ini partai banteng sangat pusing: ditinggal sendirian oleh koalisi multipartai. Terpojok tanpa teman. Tanpa punya peluang mengajukan calon.
Putusan MK kemarin itu membuat PDI-Perjuangan seperti dapat durian runtuh. Durian kasta Balai Karangan pula –seperti yang Sabtu lalu saya lahap di Pontianak.
Yang juga heboh adalah para pendukung Anies Baswedan. Mereka, tadi malam, seperti pesta tahun baru. Terutama setelah mendengar PDI-Perjuangan pasti mencalonkan Anies. Dipasangkan dengan mantan wali kota Semarang yang sangat berprestasi: Hendrar Prihadi.
Hendrar adalah salah satu dari tiga kepala daerah yang memikat hati Presiden Jokowi. Karena itu Hendrar diangkat sebagai kepala LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) –menggantikan Abdullah Azwar Anas yang diangkat sebagai menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi.
Dua bupati lainnya adalah: Abdullah Azwar Anas sendiri dan Bupati Kulon Progo dr Hasto Wardoyo. Jokowi mengangkat dr Hasto menjadi kepala BKKBN. Tiga kepala daerah berprestasi itu dari PDI-Perjuangan.
Tentu gempa bumi tidak hanya terjadi di Jakarta. Pun di Jawa Tengah. Akibat putusan MK, putra ketiga Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, tidak bisa dicalonkan sebagai wakil gubernur Jateng –rencananya berpasangan dengan jenderal polisi bintang dua Ahmad Luthfi.
Apakah masih ada peluang KPU tidak melaksanakan putusan MK ini? Mengapa KPU masih akan konsultasi dengan DPR –terkait dengan putusan MK kemarin?
“Tidak ada peluang untuk menunda. Harus langsung dilaksanakan,” ujar Prof Dr Yusril Ihza Mahendra, mantan menkum HAM dan mensesneg yang juga ahli hukum tata negara.
“Kecuali putusan MK menyebut kapan mulai berlakunya. Karena tidak menyebut itu maka harus mulai berlaku sejak diucapkan,” ujar Prof Yusril.
Pun Mahfud MD. “Harus berlaku sejak diucapkannya pukul 09.51, Selasa, tanggal 20 Agustus 2024,” ujar Mahfud.
Begitu tiba-tiba. Begitu mendadak. Padahal pendaftaran calon gubernur, bupati dan wali kota tinggal 7 hari lagi.
Maka akan banyak partai di berbagai daerah yang tiba-tiba bisa jualan lagi rekomendasi.
Bagi Partai Gelora –salah satu penggugat– sebenarnya tidak ada kaitan gugatan itu dengan Pilkada. “Gugatan itu kita ajukan bulan Mei lalu. Jauh setelah Pemilu,” ujar Fahri Hamzah, wakil ketua umum Partai Gelora.
Saya menghubungi Fahri tadi malam. Saya ingin tahu perasaan partai itu. Terutama terkait dengan keikutsertaannya dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) –yang untuk Pilkada Jakarta menjadi KIM-Plus.
“Apakah Partai Gelora akan dianggap tidak sejalan dengan KIM-Plus?”
“Harusnya tidak. Gugatan ini kan baik bagi demokrasi,” kata Fahri.
Ketika mengajukan gugatan dulu alasannya hanya satu: “agar semua suara di Pemilu dihargai. Hanya itu. Tidak menyangka putusan MK sampai mengatur detail begitu.”
Partai Gelora –”pecahan” PKS– tidak mendapat satu kursi pun di DPR. Pun di DPRD Jakarta. Bahkan Fahri sendiri gagal terpilih di dapil kampungnya di NTB –ia berasal dari Sumbawa. Penyebabnya, katanya, Pemilu kali ini adalah Pemilu logistik. Padahal ketika masih di PKS Fahri selalu terpilih. Sampai mengantarkannya menjadi wakil ketua DPR.
Penggugat satunya lagi adalah Partai Buruh. Dua gugatan itu diajukan terpisah. Sendiri-sendiri. Oleh MK disidangkan secara bersamaan.
Pun soal gugatan lain tentang umur calon kepala daerah. Ada enam gugatan soal ini. Diajukan sendiri-sendiri. Tanpa saling tahu.
Mereka antara lain Wahyu Rea dan Aufaa Luqmana Rea. Itu anak nomor dua dan nomor tiga dari pengacara Boyamin Saiman dari Solo. Anda sudah tahu Boyamin: anak sulungnya, Almas Tsaqibbirru, pernah menggugat ke MK dan juga dikabulkan.
Gugatan anak sulung Boyamin itulah yang membuat Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi, memenuhi syarat maju menjadi calon wakil presiden.
Sedang anak nomor dua dan tiganya ganti membuat putra Presiden Jokowi lainnya, Kaesang, gagal memenuhi syarat sebagai calon wakil gubernur Jateng.
Calon kepala daerah, menurut putusan MK kemarin, minimal harus 30 tahun. Kaesang baru berusia 30 tahun pada 25 Desember 2024.
Semua akan berubah. Banyak yang akan berubah. Kantor-kantor partai pada skala kewaspadaan tinggi.
Gara-gara putusan MK ini pula saya harus membuang tulisan yang sudah telanjur jadi. Saya telat mengetahui gempa bumi ini. Baru pukul 19.00 tadi malam saya diinfo oleh wanita Disway dari Jakarta. Untung bisa segera nyambung ke Prof Yusril. Ke Fahri. Juga ke Boyamin.
Hati saya sendiri sudah lama tidak terpengaruh gempa seperti itu. Biarlah Jakarta dan Jateng terus diguncang gempa susulan. Sepanjang tadi malam. Sepanjang hari ini. Sampai 27 Agustus depan.
Jakarta bergoyang. Jateng bergoyang. Ranjang di kamar para perusuh Disway juga bergoyang.(Dahlan Iskan)
Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 20 Agustus 2024: Akselerasi Yasonna
Lagarenze 1301
Sejujurnya ada bagian dalam diri saya yang setuju dengan konsep akselerasi pembangunan melalui konsensus nasional. Pemerintah, jika benar-benar memiliki niat baik, bisa menjalankan visi-misinya tanpa direcoki segala tetek-bengek yang tidak perlu. Eksekutif mengesekusi, legislatif melakukan legislasi. Berjalan ke satu arah. Bersama-sama. Di sisi lain, yudikatif mengasah pedang menjadi lebih tajam. Berantas habis para pelaku KKN. Terapkan hukuman mati. Bagian dalam diri saya itu mengatakan, sudah waktunya pesawat mendarat di kota tujuan. Jangan cuma bisa lepas landas lalu terbang tinggi tanpa tahu kapan mendarat. Karena terlalu banyak pilot dan kopilot yang membawa kepentingan masing-masing. Sebagian lagi diri saya berteriak. Ingat demokrasi, Bung. Jangan otoriter. Iya, iya. Itu nanti, ya. Kalau tujuan sudah tercapai. Untuk sekarang, mari kita rawe-rawe rantas, malang-malang putung.
Fa Za
NU saat dipimlin Gus Dur dianggap terlalu ke kiri. Hasyim Muzadi, penggantinya, justru dianggap terlalu ke kanan. Muzadi pun bilang bahwa dia berusaha menggesernya ke tengah, dari kiri ke tengah terlihat seperi ke kanan.
Wilwa
Kalau kita mengerti sejarah dunia terutama Revolusi Amerika/Perancis maka kita tahu bahwa yang dianggap kiri adalah ideologi yang berpihak pada rakyat kecil/sipil atau orang awam non agamawan. Sedangkan kanan adalah monarki absolut alias kaum ningrat feodal kaya raya yang dilegitimasi agamawan. Demokrasi atau Republik (yang kemudian istilah ini dipakai dua partai di Amerika) pada dasarnya adalah meruntuhkan monarki absolut alias ningrat agamawan (yang kini adalah para elit politik kongkalikong dengan elit konglomerat yang disebut oligarki , dan biasanya didukung elit agamawan). Dikembalikan kepada rakyat sipil (rakyat awam non agamawan, rakyat kecil non konglomerar, rakyat jelata non elit politik). Tapi seiring maraknya kapitalisme global dan lokal, maka apakah mungkin gerakan sosialisme yang membela rakyat sipil (non agamawan, non oligarki) semakin lama semakin sulit. Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Kongkalikong politikus+konglomerat+agamawan ini tak tertandingi sejak peradaban muncul di tepi sungai Nil, Eufrat-Tigris, Indus-Gangga, Huanghe-Changjiang.
Wilwa
Golkar Tengah. PPP Kanan. PDI Kiri. Hmmm. Kalau dilihat dari sudut pandang Sukarno tidak demikian. Dengan konsep NIM Nasionalis Islamis Marxis yang Bung Karno ungkapkan dekade 1920-an yang mengantar Beliau dipenjara kolonial Belanda, itu adalah tiga aliran yang BERANI menentang penjajahan / kolonialisme Belanda. Beliau sebagai nasionalis adalah di TENGAH. Islamis di KANAN. Marxis di KIRI. Walaupun kemudian NIM berubah jadi NASAKOM atau Nasionalis Agamis Komunis, toh hanya ganti nama tapi “ideologi” nya sama saja. Jadi yang tepat adalah PPP yang sekarang gagal masuk ke DPR dan terpecah menjadi tiga (PKB, PAN, PKS) adalah KANAN. PDIP penerus PDI penerus PNI yang terus “berjuang” entah sampai kapan adalah TENGAH. Golkar, yang punya tiga anak : Nasdem, Demokrat, Gerindra, adalah TENGAH-KANAN. Yang KIRI sudah “almarhum” oleh Orde Baru. Distigma “atheis” musuh “Islamis” oleh Sang Master Orde Baru. Yang menurut mantan ketua BIN adalah “the man behind” G30S dibuktikan dengan dokumen CIA yang sudah dibuka untuk publik dan sudah diberitahukan ke putri Bung Karno 1995 yang membuatnyi berontak dari Sang Master Orde Baru, Ken Arok era modern. Dan kini Sang Putri harus berjuang kembali melawan Sang Master yang justru mantan kader Banteng. Hmmm. Sudah nasib Sang Putri terus berjuang dan berjuang. Saran klenik: buang istilah “Perjuangan”. Plus bila perlu ganti “D” menjadi “N”. Kembali jadi PNI. Hmmmm
Fauzan Samsuri
Maka siapa saja bisa geleng-geleng kepala, tidak Abah, tidak siapa saja, ada juga yang manggut-manggut kepalanya.
djokoLodang
-o– PROFESIONAL … Meski dari profesional, Arifin Tasrif –yang diganti Bahlil– diidentifikasi sebagai orangnya ketua umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri. …. * Saat pasien wanita diminta buka baju oleh dokter, dia berkata: “Pak dokter, perasaan saya tidak tenang. Boleh kah suami saya masuk ke sini?” Dokter: “Ibu jangan khawatir. Saya seorang profesional dan seorang gentleman.” Pasien: “Tapi, dok, di ruang tunggu suami saya sedang sendirian bersama resepsionis cantik itu. Tidak ada pasien lain yang menunggu. Dan, saya tahu betul, kadang-kadang suami saya bukan profesional atau gentleman.” –jL-
Jokosp Sp
Yasonna Laolay……, saya tidak pernah bangga dengan kinerjanya. Apa prestasinya?. Cuma di tanggal merah saja meng_obral remisi hukuman para narapidana. Artinya cuma dinikmati oleh orang yang jelas salah. Ya maling, ya koruptor. Maling ayam penjara empat bulan, masak sih koruptor yang sudah menyengsarakan rakyat dan negara diberikan remisi hukuman?. Malah koruptor bisa jalan-jalan ke luar negeri. Bisa tidur sekelas hotel?. Harusnya kan hukuman mati atau di door, itu baru prestasi. Terus terang sama sekali tidak respek blas. Bukan dia karena dari partai mana, tapi harusnya dia membawahi hukum dan menjunjung tinggi keadilan juga kebenaran.
Jokosp Sp
Membuat parpol sendiri sepertinya punya resiko besar dengan dana besar berujung tidak dapat suara. Apalagi kalau punya dananya tipis. Yang menjegal mulai proses awal perijinan akan lebih dahsyat lagi. Yang lebih murah sepertinya ikut PDIP. Mak bantengnya legowo mau menerima calon, atau sebaliknya Anies mau jadi orang PDIP. Baru nanti mulailah bangun kekuatan baru dari pendukung setianya. Sekaligus pesan buat Mak banteng kembali lagi ke partainya wong cilik. Tapi sejahterakan, jangan cuma cari suara tapi kinerjanya tetap kosong melompong gag ada majunya blas. Mbangun negara beda dengan mbangun partai, perlu skill dan kompetensi yang berbeda juga.
Mirza Mirwan
ELEGi PDI-P, ELEGI ANIES Sepuluh dari 11 parpol yang punya kursi di DPRD DKI Jakarta sudah mendeklarasikan dukungan kepada Ridwan Kamil-Suswono. PDI-P yang punya 15 kursi tak punya lagi mitra untuk berkoalisi. Banteng masih butuh 7 kursi untuk bisa mengusung paslon. Dan 7 kursi itu tak bisa, misalnya, diambil dari kursi Banteng di DPRD Jawa Tengah yang 33 kursi. Kanjeng Mami harus introspeksi. Dan Anies? Kalau memang ingin jadi gubernur, bahkan presiden, jangan hanya mengandalkan pinangan parpol. Lebih baik bikin parpol sendiri. Saya kira banyak tokoh yang bisa digandeng untuk mendirikan parpol. Gatot Nurmantyo, Said Didu, Habib Rizieq, dan Refly Harun, misalnya, untuk menyebut beberapa nama. Asalkan pada pemilu 2029 parpol yang didirikannya bisa lolos ke Senayan, pada 2034 Anies bisa nyapres lagi. Mungkin bersaing dengan Gibran. Kemungkinan menangnya besar. Karena Jokowi sudah 10 tahun “lengser keprabon”. Atau bila tak mau repot bikin partai, ya masuk saja ke PDI-P. Ini jalan tol untuk meraih tiket capres 2029. PDI-P sudah tak punya kader yang layak nyapres. Ganjar Pranowo toh kalah jauh di pilpres kemarin. Tetapi, menurut saya, yang terbaik adalah membikin parpol sendiri.
Wilwa
@Rebut. Betul. Sebenarnya cukup dua parpol saja: Nadionalis/Tengah dan Agamis/Kanan. Sesuai sejarah kelam negeri ini yang menghabisi KIRI. Pada prakteknya DPR terkini khan 5 partai yang “mengaku” nasionalis dan 3 partai yang “mengaku” agamis. Walau semuanya bau-bau campuran “kanan-tengah”. Nasionalis kagak, agamis juga kagak. Hmmm
Mbah Mars
INTERMEZZO Bolkin adalah petinggi partai yang berpengaruh. Suatu hari ia ditilpun orang yang tak dikenal. “Selamat siang Pak”, kata orang itu membuka pembicaraan. “Selamat siang”, jawab Bolkin. “Bos saya sangat gembira bisa ditempatkan di jabatan strategis partai. Beliau ingin berterimakasih kepada Bapak” Suasana senyap sebentar. “Saya diminta mengantarkan barang untuk Bapak. Ini sudah di depan rumah” Bolkin turun dari lantai atas rumah. Menuju halaman. Dilihatnya mobil Fort***r Sport keluaran baru. “Anda jangan main-main. Ini namanya penyuapan”, kata Bolkin. “Aduh Pak, maaf. Saya hanya disuruh Bos saya” Mereka berdua diam. Tiba-tiba si pengantar mobil bilang, “Gini saja Pak, bagaimana kalau mobil ini bapak beli ? ” “Berapa harganya ?” “Lima juta saja Pak” Tanpa pikir panjang Bolkin langsung menyahut, “Oke. Kalau itu saya setuju” Akhirnya Bolkin membayar cash mobil itu seharga 5 juta. Ketika si pengantar mobil berpamitan, Bolkin berkata, “Jika ada mobil yang bodinya lebih kecil bawa ke sini. Saya ingin beli lagi untuk putri saya”.
Kang Sabarikhlas
Istri saya pulang dari pasar… “Nang,..yang jual rawon tutup, yang jualan pecel lodeh dah habis, ini tak belikan bubur ayam”. ” Loh Dik!..gimana sih? bubur ayam itu kan sarapannya balita dan juga ndak ada sambelnya…” “Ya jelas ndak ada sambelnya, lha wong untuk balita juga untuk lansia yang giginya ndak pepsoden”. (Duh…istriku, aku ndak protes lagi) Makan bubur ayam sambil baca CHD, lanjut ke komen ‘perusuh’… Ternyata bubur ayam sedikit gurih jadi terasa puedaaas…kena imbas ‘masakan’ Abah hari ini pakai menu pedas level 7i…tumben!… Seinget ane..eh saya, dulu di era JP ‘masakan’ Abah ndak pernah pedas. Mungkin kena pengaruh Ko JZ yang selalu ‘ngece’ dan tahu aja kalau dompet saya amsiong… ……… “.Nang, jangan lupa nanti beli beras 10kg ya…ada uangnya kan?” “Iya Dik, ada…” Sayapun buka dompet ada 3 lembar uang 50rb.an. Harga beras sphp 12.500/kg. 10 kg=125 rb. Sisa 25rb buat rkk. benar Ko JZ, dompetku amsiong. duh,..koq gething aku…
Evo’S Zhang
Membaca Disway pagi ini membikin saya deg degan, apa sekejam itu? Dimasa orde baru saya blm merasakan KKN, karna masih karyawan lulusan SMA sambil kerja, kuliah hahaha… deg deg an mungkin akan dpt proyek besar atau saya kebanyakan kopi pagi ini…kopi dan wingko memang lezat .
Fiona Handoko
selamat pagi bp thamrin, bung mirza, bp agus dan teman2 rusuhwan. mohon maaf. sedikit menyitir kisah di alkitab. ada seorang raja. yang ketika akan diserbu musuh. ia lari dari istananya. dengan meninggalkan 10 orang selir di istana itu. ke 10 wanita malang itu ditinggal untuk memperlambat serangan musuh. sebagai tumbal untuk sang raja yg melarikan diri. ini tentu salah satu bentuk kekerasan berbasis gender yg sangat keji. mengorbankan perempuan demi kekuasaan. siapa raja itu? raja daud. raja daud yg mengalahkan goliath dengan batu. raja daud yg bersetia sehidup semati dengan yonathan. raja daud yg tidak membunuh saul, musuhnya. padahal ia ada kesempatan untuk itu. lantas, mengapa raja daud bisa sekejam itu kepada para selirnya? karena manusia bisa berubah. apalagi jika sudah diperbudak kekuasaan. orang yg dulunya kita idolakan, kita puji, kita bela. bisa melakukan sesuatu yg ekstrem. bertolak belakang dgn citra dirinya di benak kita. yaa karena manusia bisa berubah, apalagi ditambah mabuk kekuasaan. mari kita jujur memandang manusia. ada saatnya kita memuji, ada saatnya kita mengkritisi. ada saatnya kita mendukung, ada saatnya kita menentang.
djokoLodang
-o–.. Selingan Ny. Desember punya 4 anak. Yg pertama namanya Januari. Yg kedua diberi nama Februari. Yg ketiga namanya Maret. Yang keempat namanya April. Pertanyaan: Siapa nama ayah mereka? –jL-
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
ANTARA PERCAYA DAN TIDAK.. Sekitar 10 tahun lalu, ada pemilihan kepala desa, di desa saya di Nganjuk. Suasana desa heboh. Calon ada dua. Dan masing-masing calon, melakukan kampanye, gas pol. Pas hari H pemilihan, siapapun tidak boleh “masuk” desa itu. Kalau “keluar” boleh. Konon supaya aman. Karena saya sudah ada di dalam desa, jadi saya aman. Nah, orang-orang desa heboh. Konon di “dalam” desa sudah banyak orang “luar” yang ikut meramaikan pilkades. Bukan ikut nyoblos, tetapi ikut “judi kades”. Menebak calon yang akan menang. Kalau kata orang desa, omsetnya “banyak banget”. Saking banyaknya, uangnya “tidak dihitung”. Dan tidak terhitung. Uang dimasukkan dalam wadah “tenggok”. Dan mereka jor-joran memasukkan uang ke dalam tenggok itu, masing-masing berharap menang “besar”. Saya tanya, apakah omset sampai 200 juta? Katanya, kalau lihat tenggoknya lebih dari itu.. Apakah 500 juta..? Mereka juga tidak tahu.. Yang mereka tahu, peserta judi itu, 90% adalah orang “luar” desa. ### Saya juga tidak tahu, kalau Pilgub itu ada judi kayak itu atau tidak.. “Saya orang desa”..
Liam Then
Banteng lehernya sudah hilang. “One woman show” Sayang sungguh sayang, banyak tokoh muda cemerlang tertendang dari banteng. Banteng tak ada leher, cuma kepala.
Liam Then
Kisi-kisi : Produsen terbesar makanan dunia = Tiongkok/Cina. Eksportir makanan terbesar di dunia = Amerika. Kebetulan dua diatas ada pada posisi GDP no 1 dan No.2 dunia . Kira-kira apakah ada hubungannya antara makanan dan kemakmuran sebuah negara. Saya dari dulu percaya , sejarah juga sudah buktikan, entah sudah berapa kali,negara rontok karena bahan pokok tak terjangkau. Negara keropos karena rakyatnya kurang makan. Saya dulu waktu kerja di Taiwan kaget, waktu dijamu oleh “pan chang” – mandor pabrik. Mereka makannya sebenarnya lauk, bukan nasi. Lauknya lebih banyak daripada nasi. “Loh, kok begini, di Indonesia, kami terbalik, lauk itu temannya nasi, kami makan nasi banyak, lauknya dikit” Saya jadi ingat di barat, makanan mereka juga lauk semua, rotinya dikit. Nah bayangkan kita di Indonesia sekarang , jangankan lauk, beras saja banyak yang harus antri. Kapan Indoensia nasi bisa jadi teman lauk. Kapan di Indonesia yang 88 persen muslim ini, kurban sapi tak masuk berita lagi, karena sudah biasa ,semua orang bisa dan mampu? Oh Tuhan…..kapan tokoh partai politik bisa sadar. “It’s the economy stupid” – Clinton “(Rakyat) Jadi kaya itu mulia” – Deng Xiaoping.
Mirza Mirwan
Cukup lama, memang, saya tak menulis tentang Perang Israel-Hamas, meskipun tiap hari membaca beritanya. Bukan saja karena saya sedang ada kerjaan yang butuh konsentrasi, tetapi terutama kalau menulis tentang Gaza dan Tepi Barat membuat hati terasa pilu. Seperti kerupuk dilindas roda bus. Remuk tak berdarah. Resolusi DK-PBB (11 Juni 2024) yang materinya adalah gagasan Biden yang disampaikan pada 31 Mei 2024 — pernah saya tulis, saya skeptis — justru membuat Bibi-Gallant kian gila. “Israel berhak menyerang ke mana pun di Gaza,” kata Gallant menanggapi kecaman dunia internasional. Memangnya siapa yang memberikan hak itu? Antony Blinken sudah 9 a 10 kali wira-wiri ke Israel. Pembicaraan tentang gencatan senjata di Doha dan di Kairo juga tak jelas juntrungannya. Wajar saja bila Hamas menuduh AS sengaja menggunakan pembicaraan tentang gencatan senjata untuk mengulur waktu (buying time) agar Israel bisa melanjutkan aksi genosida di Gaza. Sudah 40.193 orang tewas (di Gaza), sementara yang terluka 92.743 orang. Dan masih akan terus bertambah. Seperti terdengar di telinga suara Michael Heart melantunkan We Will Not Go Down. ….. We will not go down in the night without a fight. You can burn up our mosques and our homes and our schools. But our spirit will never die. We will not go down in Gaza tonight.
Udin Salemo
Syarat ambang batas pilkada di DKI turun menjadi hanya 7,5%. Gabungan 12 parpol yang tergabung dalam kim plus pasti kecewa berat. Maksud hati pengen menjegal seseorang, eh, mk yang diketuai oleh bukan paman bikin gebrakan, gak bisa disetir. wkwkwk…. makan, tuh, niat jahat nan rakus.