INDOPOS.CO.ID – TIDAK ada kabar apa-apa tentang porang. Berarti harganya lagi baik. Tidak terdengar lagi ada keluhan dari para petani porang: soal harga yang merosot.
Bahkan boleh dikata sekarang ini terjadi krisis porang. Pabrik-pabrik tepung porang banyak yang berhenti produksi: kekurangan bahan baku.
Harga porang yang sempat jatuh ke Rp 3.000/kg kini mencapai Rp 12.500/kg. Itu pun barangnya sulit didapat.
“Saya harus kirim tim sampai NTB dan NTT. Cari porang sampai di sana. Agar pabrik saya tidak berhenti,” ujar Sutrisno Lutfia, anak muda yang all out terjun ke pertanian dan industri porang.
Sutrisno punya pabrik tepung porang. Di Ponorogo. Masih tergolong baru. Belum tiga tahun. Hasilnya diekspor ke Tiongkok.
Tepung porang banyak dipakai untuk campuran makanan, kue dan obat dan kosmetik. Dan juga untuk dijual dalam bentuk beras: beras porang. Atau mie. Mie porang. Lebih sehat. Terutama bagi yang tidak mau makan nasi.
Ketika harga porang jatuh keluhan utamanya: belum ada pabrik tepung porang di dalam negeri. Ada. Baru dua. Tidak bisa menyerap produksi porang yang “meledak” di mana-mana.
Waktu itu, yang ada, lebih banyak pabrik pembuat chip: ubi porang diiris-iris, dikeringkan, diekspor dalam bentuk chip. Kadang proses pengeringannya kurang baik: muncul jamur. Bahaya bagi kesehatan.
Ekspor porang Indonesia pun jatuh. Mengalami nasib yang serupa dengan ekspor sarang burung –ketika ada pengusaha sarang burung yang memakai kimia untuk pemutih.
Sebelum Covid-19 harga porang juga tinggi. Meski belum sampai Rp 12.500 tapi sudah bikin mata berubah hijau.
Kalau di masa lalu saya harus kampanye agar petani mau tanam porang, dengan harga segitu tidak diperlukan kampanye apa pun: para petani emosi. Ramai-ramai tanam porang.
Harga benih pun melambung. Sampai Rp 150.000/kg. Tidak masuk akal. Tapi ditabrak juga. Akibatnya biaya produksi naik drastis.
Yang semula saya hanya menganjurkan tanam porang di tanah tidak subur kalah oleh emosi. Tanah subur pun diubah jadi kebun porang.
Maka ketika harga porang jatuh banyak petani menjerit. Lalu diperparah oleh Covid-19: Tiongkok tidak lagi impor porang.
Saat produksi porang melimpah itulah mulai banyak yang terpikir membangun pabrik tepung porang. Tiba-tiba saja ada sembilan pabrik porang: di Ponorogo, Madiun, Nganjuk, Sidoarjo, Pasuruan. Hampir serentak.
Maka terjadilah apa yang harus terjadi: pabrik kekurangan bahan baku porang. Harga melambung.
Begitulah hidup. Semua ingin cari hidup. Semua ingin hidup. Tidak ada yang mau mati. Kadang harus setengah mati dulu. Lalu hidup lagi. Atau kebablasan mati.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Disway Edisi 2 September 2024: Mazhab M&Q
Muh Nursalim
Politik itu kata Harold D Laswell, Siapa, mendapatkan apa kapan dan bagaimana. Teori ini cenderung mazhab Q. Ndak penting itu ideologi dan seabrek fatsun politik yang dipegangi orang-orang. Maka fenomena sekarang adalah masuk kategori itu. Maka terjun ke politik harus melepaskan segala rasa kemanusiaan dan kepatutan. Dan itulah yang sekarang terjadi.
Gianto Kwee
Sebuah Analogi, Mohamad Ali sang petinju Legendaris memiliki dua “Helper” yaitu Mr J dan Mr G, mereka berdua juga pengagum “Ali” Sayangnya mereka memiliki Mazbah yang berbeda tentang Ali ! Mazbah Mr J, “Ali Adalah Saya ” Sedangkan Mazbah Mr G, “Saya Adalah Ali” Saat Ali bertarung dengan Foreman dan Ali menang ! Mr J Mazbah “Ali adalah Saya” Tiba-tiba menjadi pembenci Ali, menurutnya Ali bertinju dengan Jelek, Tidak beretika, hanya “Double Cover” dan Sembunyi di Pojok “Rope A Dope” Menang dengan cara Tidak Pantas ! Sedang Mr G Mazbah “Saya Adalah Ali” Dia makin Cinta dengan Ali, menurut Mr G, apa yang dilakukan Ali hanya Dua, “Baik dan Baik Sekali !” Menurut Mr G, Ali yang Tampil dan Bertarung, untuk tetap Exist, hanya dia yang tahu apa yang baik dan harus dia lakukan ! Hanya sebuah Analogi, Salam Damai
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
KARENA BACA DISWAY SAMBIL CURI-CURI.. Saya sempat agak kaget. Sepintas tulisan SM sempat saya kira Sri Mulyani. Kebetulan tulisannya, sepintas “hampir mirip”.. Ternyata Saiful Mujani.. ### Anda pasti tahu.. Saya kecanduan CHDI Sehingga “cucu” maupun “yangti”, kalau liat saya buka Disway, mereka teriaknya sama: “Hayo.. Yangkung buka DISWAY ya..”. (Meskipun saya bukan anggota ISTI, tapi saya selalu kaget jika dengar kata itu).. He he..
Rihlatul Ulfa
“Kalau konstitusi dilanggar dengan tangan di DPR, cara lain pasti digunakan,” – Hasto Kristiyanto
yea aina
Dua periode didukung hampir 82% penghuni gedung kura-kura, tentu stabilitas kekuasan selalu dalam genggamannya. Toh pertumbuhan ekonomi hanya sebatas KW2. Minus dua persen dari janji manis kampanyenya. Pola lama berlanjut, koalisi kimples yang menguasai 84% kekuatan, mestinya “jalan tol” raih target pertimbuhan 8%. Ataukah kegaggalan akan berulang? Kalau pihak lain mengkritisi, bisa mudah diabaikan. Kalau rakyat miskin “ngomel -ngomel” kesulitan beli beras, bisa jor-joran gelontorkan bansos dan BLT. Defisit APBN, cukup di atasi dengan gali lobang baru. Utang lagi. Lalu kemudahan apa lagi yang akan kau dustakan?
Achmad Faisol
ini saya rangkum dari berbagai sumber: 1. partai x ingin menyewa sebuah lembaga survei untuk mengetahui popularitas dan elektabilitas calon y… hasil hanya dikonsumsi sendiri oleh partai… ini transparan ke partai x… 2. terkadang lembaga survei melakukan survei mandiri (dengan biaya sendiri)… apa tujuannya…? iklan… jika nanti survei-nya mendekati, otomatis akan digunakan banyak orang/partai… 3. yang jadi masalah adalah lembaga survei merangkap konsultan… hasil ke pemesan adalah murni hasil survei, yang diumumkan ke publik bisa beda, bisa jadi karena beda pertanyaan… ini yang kemarin ramai dibahas agar semua lembaga survei mengumumkan siapa sponsornya… ternyata itu rahasia…
Liáng – βιολί ζήτα
‘pagi… iseng-iseng saja… nimbrung sebentar, mumpung masih senggang. Saya tidak tahu persis : apakah di Indonesia ada asosiasi semacam di Amerika Serikat – AAPOR’s Transparency Initiative (American Association for Public Opinion Research – Transparency Initiative). Dengan memohon maaf terlebih dahulu, sejujurnya saya pribadi agak ragu dengan ke-transparansi-an lembaga survei politik di Indonesia. Seringkali muncul banyak pertanyaan di benak saya yang belum saya dapatkan jawabannya. Barangkali ada pembaca atau komentator yang baik hati untuk membantu saya mendapatkan jawaban yang reasonable. Sebagaimana kita ketahui bersama, lembaga survei politik di Indonesia umumnya mandiri, maksudnya didirikan oleh orang per orang atau sekelompok orang. Lantas, bagaimana caranya membiayai aktifitas lembaga tersebut ?? Apakah dari donasi masyarakat ?? Rasa-rasanya koq tidak mungkin ya !! Apakah dari pendapatan penjualan hasil survei ?? Lha… yang mau beli itu siapa, urgensi apa ?? Bukankah pembeli itu selalu ada maunya, setidak-tidaknya bermanfaat untuk kepentingannya !! Jikalau, apapun maunya pembeli di-akomodir, lha terus ke-transparansi-an-nya terletak di mana ?? [1/3]
Juve Zhang
Mantan presiden Korsel Moon Jae inn ditangkap karena dulu menyuap waktu memasukan sang Menantu kerja di Sebuah kantor……WOW!!!keren….di mana mana nyari kerja memang susah…..pun di Korsel….. lapangan kerja terbatas jadi Suap Ordal……wkwkwkw.. Gimana yg sang Raja lakukan untuk memberi kerja anak menantu????? ciptakan Kim Plus plus plus Koper koper Fulus….. lawan Bumbung Kosong atau Ayam Sayur….. model nya lebih “demokrasi”…..lebih “Cantik”……Moon Jae Inn gak punya koper koper Fulus atau Kim Plus plus plus….beda sama Kim Jong Un tetangga nya …..wkwkwk
alasroban
@L1 Sebenarnya ada kalimat yang di sembunyikan oleh anaknya. Namun tak jadi di sampaikan demi stabilitas negara. “Ketika bung Karno seusia ayah sudah nikah 5 kali ” Wkwkwkwk,…
Lagarenze 1301
Ayah pusing melihat anaknya terlalu banyak menghabiskan waktu dengan bermain game. Ia mencoba bersabar dengan menasihatinya. “Nak, ketika Bung Karno seusiamu, ia sedang membaca buku di bawah cahaya lilin.” Sang anak mendengarkan nasihat ayahnya dengan patuh, lalu dengan enteng menjawab: “Ketika Bung Karno seusia ayah, ia adalah Presiden Indonesia.”
Er Gham
Rano ‘Si Doel’ harus banyak tampil. Untuk tutup sifat pendiam Mas Pram. Si Doel ‘Anak Betawi’ ini sama sama populer dengan RK. Namun Doel anak betawi asli. Lahir dan besar di tanah betawi. Demo kemarin depan DPRD merugikan KIM plus. Ini menguntungkan Doel and Pram. RK pasti pamerin wajah DKJ ke depan. Ia memang S2 nya tata kota, selain S1 araitektur. Si Doel harus kampanye masalah arus bawah dan menengah warga betawi. Tidak perlu program yang muluk muluk. Doel juga jangan lupa menampilkan wajah si cantik Zaenab. Yang i nya ada tujuh. Hehehe.
Er Gham
Tahun 1998. Mahasiswa sudah menang. Soeharto undur diri. Mahasiswa harus keluar dari komplek DPR MPR. Tapi mereka hanya mau dijemput dan dikawal oleh marinir. Tidak mau oleh kesatuan lain. Ini fakta sejarah yang jarang diungkap.
Gregorius Indiarto
Kalau demokrasi adalah cara untuk mencapai tujuan yang lebih besar yaitu kemajuan negara, maka seharusnya negara Q sudah maju, karena sudah lama berdemokrasi. Kenyataan nya? …. Di mata saya, demokrasi adalah cara “mahal” untuk meraih kekuasaan, maka setelah berkuasa “terserah saya”, yang penting balik modal plus bunganya. Met sore, salam sehat, damai dan bahagia.
Liam Then
Menurut saya Disway bukan mahzab M ataupun Q. Disway ini istimewa, saya masih ingat pertama kali baca kolom tulisan Pak DI dulu di koran Pontianak Post. Kesannya segar dan beda. Sesuatu yang saya anggap baru di Indonesia. Disway adalah Mahzab Manufacturing Hope, melihat sesuatu yang baik dari yang terburuk sekalipun.Selalu ada harapan. Mahzab , pakem pikiran yang optimis , penuh harapan ,kepada hal-hal baik yang ada dimasa depan. Mahzab yang berprasangka baik. Mahzab yang sederhana pola pikirannya. Pragmatis, fokus kepada efektifitas dan hasil. Pak DI bukan tak tahu, bagaimana tingkat korupsi di Tiongkok. Tapi yang ditangkap oleh Pak DI dalam semua tulisannya dari dulu tentang Tiongkok adalah tentang keefektifan dan kecepatan pola pembangunan di Tiongkok. Saya penggemar kolom opini di koran-koran, koran yang paling saya gemari, sejak saya SMA itu adalah Kompas, karena tebal ,isinya banyak. Banyak yang bisa dibaca.Dan halaman opininya penuh isi dan pikiran banyak orang pintar. Disitulah saya pertama kali ketemu, tulisan-tulisan dari Pak Anies Baswedan, tulisan pengamat ekonomi Pak Faisal Basri, Eep Saefullah Fatoh, Ibu Sri Mulyani, fan banyak tokoh-tokoh kaliber wahid di Indonesia saat ini. Sejalan dengan waktu, saya saksikan satu persatu dari penulis ini jadi tokoh kaliber nasional ,jadi sesuatu. Bertahun-tahun saya baca pemikiran banyak orang pintar dan pandai tersebut. Sejalan dengan pertambahan umur, menjadi saksi lewatnya peristiwa dan waktu,
Leong Putu
Pakai mantel saat panas terik / Mantel baru beli pasar genteng/ Ini artikel paling tak menarik/ Artikel gak penting/ …. 356_mantun banned!
Achmad Faisol
madzhab berarti teori… dalam praktiknya…? nahdlatul ulama saja ga 100% menggunakan pendapat imam syafi’i, bahkan berbeda… madzhab bisa dikumpulkan (digabung) jika itu terbaik… jika harus dipilih, dipilih yang lebih kuat… masalah di lapangan begini: 1. orang yang mengajarkan akhlak (etika) ternyata ga peduli tentang etika dalam pemilu… eee etika kok pilih-pilih tempat… di pengajian harus beretika… di masjid wajib beretika… di pesantren harus beretika… giliran pemilu, yang ngajari etika ga peduli tentang etika… bagaimana ini…? 2. hukum tidak ditegakkan secara substantif… dpr memang berhak bikin uu dalam sejam… tetapi, kok ya yang sesuai keinginan mereka dan penguasa baru gercep… yang lain suka-suka… maka, bukan memilih satu madzhab, tetapi yang terbaik yang digunakan, bisa digabung, bisa dipilih yang terbuat guna menghasilkan yang terbaik…
Lagarenze 1301
Saya sudah lama menunggu topik ini ditulis Pak Dis. Rupanya beliau lebih memilih meminjam tulisan Ulil. Saya pilih mana, S atàu M? Jelas M. Kalau S, kekecilan meski saya sudah berupaya diet tidak makan malam. Untuk kaos dalam.
Fauzan Samsuri
Apapun mazhabnya jangan sampai merobohkan pilarnya: kedaulatan hukum, penegakan hak asasi manusia, peningkatan kesejahteraan rakyat, penghargaan terhadap plularisme dan pemberdayaan masyarakat sipil, bukan demokrasi seolah-olah, seolah-olah demokrasi padahal didalamya semua komponen demokrasi ditelikung dan dibendung. (Demokrasi dalam Pandangan Abdurahman Wahid, Ato Sugiarto, 2010)
herry isnurdono
SM itu konsultan politik paslon no. 3 di pilpres 2024, hasilnya 16 %. MQ itu jelas2 di paslon no. 2, yg menang 58 %. Paslon no. 1, ada Eep S. yang memperoleh 25 %. Tapi semua pemilik lembaga survey itu pusing. Setelah MK menetapkan pilkada serentak, seperti th. 2024 seperti sekarang, 5 th kedepan nganggur. Pilkada dan pilpres baru akan dilaksanakan th. 2029. Th. 2025 dst tidak ada kerjaan lagi, baru ada kerjaan th. 2029. Kira mau makan apa ? Pegawai2nya mau dipecat ? Atau pegawainya sistem kontrak ? Biarlah itu urusan mereka para pemilik lembaga survey. Beruntung Hasan Nasbi pemilik lembaga survey/konsultan politik dulu, th. 2017 bekerja utk kepentingan Ahok. Th. 2014 & 2019 utk Jokowi, sekarang th.2024 dipihak Prabowo. HN sudah dpt jabatan baru. Lembaga baru. Badan Informasi & Komunikasi Presiden. Yg membawahi para juru bicara Presiden. Corong pemerintah resmi. Ada dipaslon no. 1, Hendy Satrio, pemilik lembaga survey/konsultan Kedai Kopi. Harusnya Abah DI mengulik siapa konsultan politik Gibran Rakabumi. Yg bisa memoles cara2 bicara maupun langkah2 politik GR selama ini. Apakah GR memakai jasa Gus Ipang Wahid. Ini tidak main2. PS bisa joget2 gemoy. Itu masukan Gus IW. Golkar bisa juara 2 dipemilu 2024, itu ada sentuhan Gus IW. Semua baliho kampanye Golkar itu ada foto Jokowi. Juga Gus IW ini staf khusus AH (Menko Perekonomian).
Jokosp Sp
Satu pertanyaan lagi ke Mas Qodari. Apakah anda masih percaya dengan orang partai-partai itu, yang awal untuk proses pencoblosan saja harus nyebar amplop isi 2 ratusan dan 10 kg beras?. Apakah anda yakin orang-orang itu ketika sudah jadi tidak akan punya skenario membalikkan modal yang sudah dibuangnya dengan cara ngebor?
Zaenul Muhammad
mazhab yang benar dalam menjalankan pemerintahan adalah mazhab menempatkan orang sesuai dengan keahliannya atau kalo kata orang sono The Right Man on The Right Job… Kalau di sisi pemerintahan yang adem ayem sih semua pasti setuju bisa mewujudkan kemakmuran bagi raykat, tapi apakah itu yang terjadi? bukannya justru hanya suasana aman untuk memperkaya mereka mereka yang Anda Sudah Tahu dan menjadikan berkuasa orang-orang yang kurang kompeten yang Anda Juga sudah Tahu… semoga negeriku diberikan pemimpin yang berkualitas dan amanah
Mbah Mars
Apa perbedaan pemikiran politik Saiful Mujani dengan Mohammad Qodari ? ChatGpt menjawab: Saiful Mujani sering kali memusatkan analisisnya pada metode ilmiah dan statistik, terutama dalam survei politik. Pandangan politiknya cenderung berlandaskan pada data empiris yang diperoleh dari survei, polling, dan riset lapangan. Saiful sering menekankan pentingnya demokrasi, partisipasi publik, dan transparansi dalam politik. Dia dikenal sebagai salah satu pengamat politik yang mendukung kebebasan politik dan pluralisme. Analisisnya cenderung objektif dan berbasis data, yang digunakan untuk memprediksi tren politik dan perilaku pemilih. Qodari sering kali memiliki pendekatan yang lebih pragmatis dan terkadang pandangannya bisa terlihat lebih politis dibandingkan Saiful Mujani. Dia cenderung memberikan analisis yang mempertimbangkan dinamika kekuasaan, strategi politik, dan kepentingan para aktor politik. Dalam beberapa kesempatan, Qodari juga dikenal mendekati isu politik dengan perspektif yang lebih mengakomodasi kepentingan elite politik tertentu, dan terkadang pandangannya dapat dipengaruhi oleh hubungan dengan aktor politik tersebut. Secara keseluruhan, perbedaan utama antara keduanya terletak pada pendekatan analisis dan mungkin kecenderungan politik mereka. Saiful Mujani cenderung lebih akademis dan berbasis data dalam analisisnya, sementara Mohammad Qodari lebih pragmatis dan strategis dalam membaca situasi politik.