INDOPOS.CO.ID – Megathrust bisa memicu gempa bumi dengan magnitudo besar serupa gempa di Aceh pada akhir 2004 lalu.
Pernyataan tersebut diungkapkan Peneliti Ahli Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa dalam keterangan, Sabtu (7/9/2024).
Menurut dia, Megathrust adalah bidang sesar, bidang patahan menaik. Bidang tersebut lokasinya di antara pertemuan bidang lempeng, Oseanic, dan kerak lempeng.
“Megathrust terbentuk di sepanjang pertemuan lempeng Australia dan Eurasia,” kata Nuraini.
Ia menegaskan, megathust bisa menjadi salah satu ancaman seismik besar bagi wilayah Selatan Indonesia, terutama Jawa. “Dengan panjang patahan mencapai 1.000 km dari Selat Sunda hingga Bali,” ucapnya.
Nuraini menuturkan, gempa bumi besar sudah menjadi siklus dan bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Karena bumi berotasi dan berevolusi.
“Memang secara alamiahnya pergerakan renteng itu akan terus terjadi,” ujarnya.
Nuraini menyebut, menurut riset yang telah dilakukan menggunakan studi paleo tsunami menemukan beberapa jejak kejadian. Setidaknya 3 kali terjadi sekitar 300 sampai 600 tahun yang lalu sepanjang Selatan Jawa.
Lebih jauh ia mengungkapkan, berdasarkan peta gempa 2017 yang tengah diperbarui dan diproyeksikan rampung pada akhir 2024, lokasi megathrust di Indonesia pada umumnya terletak di sisi barat Sumatera sampai selatan Jawa. Ukuran bidang megathrust seukuran Pulau Jawa.
“Bayangkan jika bergerak 20 meter secara serentak, goncangannya akan sangat besar,” terangnya.
Di selatan Pulau Jawa terdapat megathrust yang membentang sepanjang 1.000 kilometer dengan bidang kontak lebarnya 200 kilometer dan menghujam hingga kedalaman sekitar 60 kilometer.
“Megathrust ini terus mengakumulasi energi yang siap lepas kapan saja,” ucapnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut potensi megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut relatif lebih tinggi dibandingkan daerah megathrust lainnya. Diketahui ada 16 zona megathrust di Indonesia. (nas)