INDOPOS.CO.ID – Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Wantannas RI) akan mengadakan Seminar Ketahanan Nasional mengenai Kemandirian Bahan Baku Obat (BBO) dan Vaksin untuk membahas strategi meningkatkan ketahanan nasional di sektor kesehatan.
“#Kawantannas Ketergantungan yang cukup signifikan pada impor bahan baku obat (BBO) menjadi tantangan yang harus segera diatasi untuk mencapai kemandirian dalam sektor farmasi,” tulis akun Instagram @wantannas.ri dikutip INDOPOS.CO.ID pada Senin (9/9/2024).
Menurut Wantannas, pandemi COVID-19 telah membuka mata akan pentingnya kemandirian BBO, di mana rantai pasok global terganggu dan mengakibatkan kelangkaan serta lonjakan harga yang berdampak pada ketersediaan obat-obatan penting di dalam negeri.
“Seminar Ketahanan Nasional tentang Ketahanan dan Kesinambungan Percepatan Kemandirian BBO dan Vaksin ini bertujuan untuk mendiskusikan dan mempromosikan langkah-langkah strategis yang diperlukan dalam mendukung peningkatan ketahanan nasional di bidang kesehatan,” jelas Wantannas.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, kolaborasi antara pemangku kebijakan, pelaku usaha, akademisi, dan peneliti sangat penting dalam membangun ekosistem farmasi yang kuat dan berkelanjutan.
“Partisipasi aktif dari sektor swasta dalam investasi dan pengembangan infrastruktur, serta kemitraan strategis dengan lembaga riset dan akademik, dianggap sebagai kunci dalam mempercepat transfer teknologi dan peningkatan kapasitas produksi BBO dan vaksin di dalam negeri,” pungkas Wantannas.
Sebagai informasi, seminar mengenai ketahanan dan kesinambungan percepatan kemandirian bahan baku obat dan vaksin ini akan diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat pada Selasa (10/9/2024).
Acara ini akan dibuka langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sesjen) Wantannas RI Laksamana Madya TNI Dr T.S.N.B. Hutabarat MMS. Keynote Speaker dalam seminar ini adalah Menteri Perindustrian Dr Agus Gumiwang, dan Wakil Menteri Kesehatan Dr Dante Saksono.
Selain itu, para narasumber yang akan hadir adalah Kepala Badan POM RI Dr Taruna Ikrar; Ketua Asosiasi Biofarma dan Bahan Baku Obat F.X. Sudirman; Kepala PR Vaksin dan Obat (BRIN) Prof Dr Masteria Yunovilsa Putra; Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Dr Dra Lucia Rizka Andalucia; Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin RI Ir Reni Yanita; dan Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya.
Sementara itu, ntuk seminar ini, media indopos.co.id menjadi salah satu mitra media. (fer)