INDOPOS.CO.ID – Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) RI menyelenggarakan Seminar Ketahanan Nasional dengan fokus pada percepatan kemandirian bahan baku obat (BBO) dan vaksin untuk memperkuat ketahanan nasional.
Sekretaris Jenderal (Sesjen) Wantannas RI Laksdya TNI T.S.N.B Hutabarat mengungkapkan bahwa Seminar Ketahanan Nasional bertema “Ketahanan dan Kesinambungan Percepatan Kemandirian BBO dan Vaksin” bertujuan untuk memajukan strategi peningkatan ketahanan nasional di sektor kesehatan.
“Seminar ini diharapkan menjadi forum efektif untuk menemukan solusi atas tantangan yang ada. Langkah-langkah ini akan meningkatkan kemandirian dan kedaulatan Indonesia dalam penyediaan obat berkualitas, serta memperkuat ketahanan nasional di berbagai sektor,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Menurutnya, dengan sinergi antara pemerintah, industri, dan para asosiasi, Wantannas optimis Indonesia akan mempercepat kemandirian dalam penyediaan bahan baku obat dan vaksin.
“Dua keynote speaker hari ini menggarisbawahi isu-isu krusial untuk memperkuat ketahanan ketersediaan bahan baku obat dan vaksin,” ujarnya.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono menyatakan bahwa harga obat di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara tetangga karena 90 persen bahan baku obat diimpor.
“Untuk menurunkan harga, perlu penguatan produksi bahan baku obat di dalam negeri,” kata dia.
Menurutnya, catatan Kemenkes bahwa dalam kasus Covid-19 menunjukkan ketergantungan industri farmasi di Indonesia dan pentingnya kemandirian.
Selain itu, transformasi kesehatan, termasuk ketahanan kesehatan akan fokus pada penguatan produksi bahan baku obat, vaksin, dan alat kesehatan.
“Momen ini diharapkan mendorong pemerintahan mendatang untuk meningkatkan produksi bahan baku obat lokal dan menurunkan harga obat,” tuturnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Sekjen Kemenperin) Eko S.A. Cahyanto mengapresiasi peran Wantannas RI dalam mendorong industri farmasi dan sinergi antar kementerian dan lembaga untuk memperkuat kemandirian bahan baku obat.
“Pentingnya industri BBO bagi ketahanan dan daya saing, serta perlunya ekosistem industri yang menyeluruh dari hulu ke hilir,” ujarnya.
Lanjutnya, meskipun industri farmasi domestik masih belum sepenuhnya siap dan terstruktur, saat ini sudah mulai mampu menyediakan dan memproduksi obat dan vaksin yang diperlukan.
“Di masa depan, dengan dukungan dari semua pihak terkait—pemerintah, sektor usaha, dan pemangku kepentingan—diharapkan industri farmasi dan vaksin akan lebih kuat, khususnya dalam hal BBO, baik yang berbasis kimia maupun alam,” pungkasnya.
Sebagai informasi, seminar ini menghasilkan rekomendasi berharga sebagai langkah awal.
Wantannas RI berkomitmen mendukung inisiatif strategis untuk memperkuat ketahanan nasional dan memastikan kemandirian bahan baku obat serta vaksin demi kepentingan bangsa.
Seminar Ketahanan Nasional yang diadakan di Ballroom Puri Ratna, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada 10 September 2024 dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Sekjen Kementerian Perindustrian Eko S.A. Cahyanto, serta para narasumber antara lain Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar; Ketua Asosiasi Biofarma dan Bahan Baku Obat (AB3O) F.X. Sudirman; Kepala PR Vaksin dan Obat (BRIN) Prof Dr Masteria Yunovilsa Putra; Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia; perwakilan Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin RI Ir Reni Yanita; dan Direktur Utama PT. Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya.
Acara ini menyoroti tantangan ketergantungan Indonesia pada impor bahan baku obat yang perlu diatasi untuk mencapai kemandirian farmasi.
Pandemi COVID-19 menunjukkan pentingnya kemandirian bahan baku obat, karena gangguan rantai pasok global menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga obat.
Percepatan kemandirian memerlukan sinergi kuat antara pemerintah, industri, dan sektor kesehatan. (fer)