INDOPOS.CO.ID – Presiden Joko Widldo (Jokowi) menginginkan, kejadian dugaan peretasan data yang terjadi baru-baru ini tidak terulang di masa mendatang. Karenanya, diperlukan penanggulangan terhadap kejadian tersebut.
Linimasa media sosial dikejutkan data berupa NPWP berisikan informasi pribadi masyarakat telah bocor dan diperjualbelikan di dark web. Munculnya kabar itu diketahui lewat platfrom X (dulunya Twitter).
Nama Jokowi dan anak-anaknya, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan anak buahnya dikaitkan dalam dugaan kebocoran data itu.
“Yang penting dimitigasi secepat-cepatnya dan tidak kejadian lagi,” kata Jokowi di Surabaya, Jawa Timur dalam YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/9/2024).
Ia telah memerintahkan, jajaran kabinet terkait mampu menangani persoalan tersebut. Di sisi lain, ia mengklaim, kondisi peretasan terjadi di banyak negara.
“Kemarin saya sudah menyampaikan, segera dimitigasi. Semuanya, karena banyak negara juga mengalami hal yang sama,” tutur Jokowi.
Jokowi telah meminta, kementerian maupun lembaga yang bertugas untuk memberikan pelindungan kepada data pribadi segara menindaklanjuti kabar tersebut.
“Iya, saya sudah perintahkan Kominfo maupun Kementerian Keuangan untuk memitigasi secepatnya, termasuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memitigasi secepatnya,” ucap Jokowi terpisah di Boyolali, kemarin.
Berdasar informasi diunggah akun X @FalconFeedsio, peretas Bjorka memperjualbelikan data NPWP di situs Breach Forums. Bjorka diketahui mengunggah informasi penjualan itu pada Rabu (18/9/2024) dini hari WIB. Namun, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) membantah soal data sejumlah NPWP bocor. (dan)