INDOPOS.CO.ID – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI telah melakukan, evakuasi sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon setelah eskalasi perang meningkat di wilayah tersebut. Total ada 65 WNI sudah dievakuasi sejak KBRI Beirut menetapkan siaga satu pada 4 Agustus 2024.
Terbaru ada 40 WNI dan satu warga negara asing dievakuasi dari Lebanon. Mereka telah tiba di Indonesia pada, Senin (7/10/2024). Jumlah itu sudah termasuk dari total WNI yang telah dipindahkan ke tempat aman.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan, proses evakuasi WNI dilakukan melalui jalur darat yang kompleks dan panjang.
“(Evakuasi) dari Beirut menuju Damaskus, kemudian ke Yaman dan kita terbangkan ke Indonesia,” kata Judha Nugraha di Jakarta dikutip, Selasa (8/10/2024).
Ia mengemukakan, beragam kendala yang dihadapi ketika melakukan proses penyelamatan para WNI dari Lebanon. Salah satunya, sebagaian WNI masih memilih bertahan di wilayah itu.
“Kesulitan yang dihadapi, pertama dari sisi tadi warga negara kita banyak yang masih memilih untuk tetap tinggal di Lebanon,” ujar Judha.
“Yang ini, tentu kami sangat-sangat imbau agar dapat ikut evakuasi, jangan menunggu situasi menjadi semakin chaotik,” tambahnya.
Kedua, dari 65 WNI yang sudah dievakuasi ternyata ada warga Indonesia tercatat melakukan pelanggaran keimigrasian. Sehingga memerlukan proses waktu mengurus hal tersebut dari otoritas imigrasi Lebanon.
“Berkat kerja sama yang baik, dengan KBRI Beirut mereka yang melakukan pelanggaran keimigrasian tetapi, diizinkan untuk ikut proses evakuasi,” ucap Judha.
Kendala ketiga, jalur darat yang dilalui tim evakuasi para WNI merupakan target penyerangan dari militer Israel. Hal tersebut membuat keselamatan warga Indonesia terancam.
“Pada saat gelombang terakhir melewati jalur tersebut menjadi sasaran serangan Israel, sehingga jalur darat terutama di perbatasan Masnaa (Lebanon) putus saat ini,” imbuh Judha.
Israel menyerang Lebanon sejak 16 September 2024. Mereka berdalih melancarkan serangan mengincar kelompok milisi Hizbullah. Situasi tersebut telah menyebabkan banyak korban jiwa. (dan)