Vatikan Siap Fasilitasi Negosiasi antara Rusia dengan Ukraina

Kardinal Pietro Parolin

Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan.

INDOPOS.CO.ID – Kardinal Sekretaris Negara Vatikan Pietro Parolin mengingatkan penyebaran konflik Ukraina ke seluruh Eropa akan menjadi “bencana besar”, yang pada akhirnya bisa membuat orang bergidik.

Kardinal Parolin menyerukan agar menghindari eskalasi militer, hentikan kekerasan dan mulai membuka pembicaraan damai.

“Tidak ada kata terlambat untuk negosiasi. Tahta Suci siap untuk memfasilitasi negosiasi antara Rusia dan Ukraina,” kata Parolin seperti dilansir Vatican News yang dikutip, Selasa (1/3/2022)

Kardinal membahas kemungkinan konflik menyebar ke negara-negara Eropa lainnya mengingat keputusan negara-negara barat untuk mengirim senjata ke Ukraina.

“Saya bahkan tidak berani memikirkannya. Ini akan menjadi bencana dengan proporsi yang sangat besar,” katanya.

Untuk menghindari bahaya ini, kata Kardinal Parolin, ada kebutuhan untuk menghindari eskalasi apa pun, menghentikan bentrokan dan bernegosiasi.

Dia juga menyatakan keprihatinan terkait kemungkinan kembalinya perang dingin baru dengan dua blok yang berlawanan.

“Skenario yang mengganggu seperti itu, bertentangan dengan budaya persaudaraan yang diusulkan Paus Fransiskus sebagai satu-satunya cara untuk membangun dunia yang adil, berbasis solidaritas dan damai,” kata Kardinal.

Mengenai kemungkinan negosiasi dan kemungkinan peran Takhta Suci, Kardinal Sekretaris Negara mengatakan pihaknya yakin selalu ada ruang untuk negosiasi.

“Tidak pernah terlambat. Karena satu-satunya cara yang masuk akal dan konstruktif untuk menyelesaikan perbedaan adalah melalui dialog, sebagaimana Paus Fransiskus tidak pernah bosan mengulanginya,” katanya.

Dia menambahkan, Tahta Suci menawarkan untuk memfasilitasi dialog dengan Rusia dan selalu siap membantu para pihak untuk melanjutkan jalan itu (dialog).

Kardinal mengatakan, pada Jumat lalu, Paus Fransiskus mendatangi markas diplomatik Federasi Rusia di Via della Conciliazione, hanya beberapa ratus meter dari Basilika Santo Petrus.

“Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbarui undangan mendesak yang dibuat oleh Bapa Suci selama kunjungannya ke kedutaan Rusia di Takhta Suci, untuk menghentikan pertempuran dan kembali ke negosiasi,” kata Kardinal Parolin.

Ia mengatakan serangan militer harus segera dihentikan. Itu yang paling penting dan utama.

“Sekali lagi kita melihat bahwa komunikasi dan mendengarkan satu sama lain diperlukan untuk mengetahui dan memahami alasan orang lain secara utuh. Ketika orang berhenti berkomunikasi dan mendengarkan dengan tulus satu sama lain, mereka saling memandang dengan curiga dan pada akhirnya hanya saling menuduh,” ujarnya.(dam)

Exit mobile version