NATO Tolak Permohonan Ukraina terkait Zona Larangan Terbang, Ini Alasannya

Jet

Jet Royal Air Force (RAF) milik Inggris.

INDOPOS.CO.ID – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara untuk memberlakukan zona larangan terbang atau no fly zone (NFZ) dalam menghadapi invasi Rusia. Zelensky tidak bermaksud menyeret NATO ke dalam perang dengan Rusia, namun ini hanya sebagai tindakan pencegahan saja.

Namun, permohonan Ukraina tersebut sejauh ini ditolak oleh NATO karena berbagai alasan. Bagaimana cara kerja zona larangan terbang dan mengapa Inggris dan Amerika Serikat (AS) menolak?

Zona larangan terbang atau no fly zone (NFZ) adalah area di mana pesawat dilarang terbang, biasanya karena alasan keamanan. NFZ dapat digunakan dalam konteks sipil seperti di atas acara besar seperti Olimpiade, atau di atas bangunan tertentu.

NFZ juga sering digunakan di zona perang untuk menghentikan agresor yang menerbangkan pesawat militer di atas wilayahnya sendiri. Ini biasanya untuk mencegah melancarkan serangan terhadap warga sipil atau sasaran militer, atau untuk mencegah melakukan pengawasan.

Jet tempur lawan menegakkan zona tersebut dengan berpatroli untuk mencari pesawat yang melanggar aturan. Setiap pesawat nakal dapat dipaksa mendarat atau dikawal pergi, tetapi pada akhirnya berisiko ditembak jatuh.

NFZ didirikan di Irak setelah Perang Teluk 1991 untuk mencegah Saddam Hussein menyerang populasi Muslim Kurdi dan Syiah di negara itu. NFZ didirikan oleh Inggris, AS, dan Prancis pada saat itu.

Libya berada di bawah zona larangan terbang pada 2011 untuk melindungi warga sipil dari serangan rezim Gaddafi. Jet RAF Inggris termasuk di antara mereka yang terlibat. Negara-negara NATO juga memberlakukan NFZ pada 1990-an selama Perang Bosnia dalam Operasi Deny Flight.

Mengapa Barat menolak zona larangan terbang di atas Ukraina? Karena jet tempur akan berkonflik langsung dengan pesawat Rusia dan pada akhirnya bisa dipaksa untuk menembak jatuh satu pesawat.

Jika NFZ diberlakukan maka akan terjadi perang langsung antara negara-negara NATO dan Rusia dan berpotensi lepas kendali.

Perdana Menteri Boris Johnson dikonfrontasi oleh seorang jurnalis Ukraina yang menangis karena NATO tidak dapat menetapkan zona larangan terbang.

Johnson mengatakan kepadanya jika NFZ diberlakukan maka jet Inggris pada akhirnya harus terlibat dalam menembak jatuh pesawat Rusia.

“Itu bukan sesuatu yang bisa kami lakukan atau yang kami bayangkan. Saya pikir konsekuensinya akan sangat, sangat sulit untuk dikendalikan,” kata Johnson, seperti dikutip Sky News, Rabu (2/3/2022).

Amerika juga mengesampingkan gagasan itu (NFZ). Juru bicara Gedung Putih mengatakan itu bisa memicu konflik langsung, dan berpotensi perang dengan Rusia.

Tapi NFZ bisa membuat perbedaan yang signifikan dalam mencegah serangan karena angkatan udara Rusia secara besar-besaran lebih unggul dari Ukraina.

Presiden Zelenskyy mengatakan itu akan menjadi tindakan pencegahan dan tidak dimaksudkan untuk menyeret NATO ke dalam perang dengan Rusia.

Angkatan udara Ukraina masih beroperasi, dengan jet tempurnya masih menjalankan misi pertahanan. Armada pesawat tak berawak buatan Turki yang dilengkapi dengan peluru kendali laser juga tampak sukses dalam menghancurkan posisi Rusia.(dam)

Exit mobile version