Satu Juta Orang Tinggalkan Ukraina Akibat Invasi Rusia

Perbatasan Polandia

Polisi penjaga perbatasan Polandia membantu pengungsi dari Ukraina saat mereka tiba di perbatasan Korczowa di Polandia.

INDOPOS.CO.ID – Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menangani pengungsi yakni United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mengatakan bahwa satu juta orang telah meninggalkan Ukraina dalam seminggu setelah Rusia menginvasi negara itu.

UNHCR juga mencatat beberapa wanita meninggalkan anak-anak mereka di perbatasan untuk kembali ke rumah dan terus berjuang untuk negara mereka dengan suami mereka.

Pejabat senior hubungan eksternal UNHCR, Christine Pirovolakis, mengatakan lebih dari setengah orang  yang melarikan diri dari negara itu telah diterima oleh Polandia.

“Perempuan, anak-anak, dan orang tualah yang melarikan diri dan mencari perlindungan dengan hanya membawa barang-barang kecil dan pakaian di badan  mereka,” kata Christine seperti dilansir Sky News, Kamis (3/3/2022).

Dia mengatakan dukungan psikologis  kepada perempuan dan anak-anak saat mereka melintasi perbatasan  sangat diperlukan karena mereka telah trauma dengan apa yang terjadi.

Ketika ditanya terkait berapa banyak anak yang ditinggalkan di perbatasan oleh ibu mereka, Christine mengatakan tidak tahu.

“Kami tidak tahu, tetapi UNHCR ada di perbatasan dan menjaga semua anak tanpa pendamping  dan memastikan bahwa mereka dilindungi, otoritas nasional sedang mencari untuk menempatkan mereka dalam layanan perlindungan dan mereka sedang dirawat. Langkah selanjutnya tentu saja reuni keluarga, dan dalam situasi seperti ini, situasinya berubah setiap saat,” katanya.

Dia mengatakan situasi di Ukraina sangat  mengerikan. Ada satu juta orang yang mengungsi di tengah pertempuran sengit dan ada banyak korban.

“Orang-orang terjebak. Kami memiliki persediaan di Ukraina tetapi sangat sulit untuk mendapatkan pasokan darurat itu kepada orang-orang yang membutuhkan,” katanya.

UNHCR memperkirakan warga Ukraina yang akan meninggalkan negara itu akan terus bertambah banyak bisa mencapai 4 juta orang.

“Hanya dalam tujuh hari kami telah menyaksikan eksodus satu juta pengungsi dari Ukraina ke negara-negara tetangga,” katanya.

“Bagi jutaan orang lainnya, di dalam Ukraina, sudah waktunya letakkan senjata, sehingga bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa dapat diberikan,” tambahnya.

Pertempuran berlanjut di berbagai front di seluruh Ukraina, memaksa warga Ukraina melarikan diri ke negara-negara tetangga Eropa seperti Polandia, Slovakia, Rumania dan Hongaria di tengah serangan Rusia yang sedang berlangsung.

Keluarga dipaksa untuk berpisah.  Perempuan dan anak-anak diberikan prioritas untuk menyeberangi  perbatasan yang padat sementara banyak pria Ukraina, ayah, saudara laki-laki dan suami dengan usia 18-60 tahun, didesak untuk tetap tinggal dan berjuang untuk negara mereka.

Salah seorang warga, Kseniya Khizhnyak, meninggalkan rumahnya di Kyiv bersama putrinya, berusia delapan tahun dan enam tahun, di Ukraina barat. Suaminya kembali untuk bergabung dengan tentara.

“Saya pikir saat tersulit adalah ketika kami meninggalkan apartemen kami di Kyiv, dan saya tidak tahu apakah saya akan kembali ke sana. Tetapi mengucapkan selamat tinggal kepada suami saya jauh lebih sulit. Ini bukan sesuatu yang orang normal  biasa lakukan. Itu seperti adegan dari beberapa film, ketika seorang wanita mengucapkan selamat tinggal kepada seorang pria dan kemudian dia tidak tahu apakah dia akan melihatnya lagi, dan itulah yang terjadi dalam hidup saya, jadi itu sesuatu yang sulit dipercaya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi padanya, tapi saya tahu itu adalah tugasnya untuk pergi ke sana, untuk kembali,” katanya kepada Sky News.(dam)

Exit mobile version