Zelenskyy Ingatkan Rusia akan Ada Hari Penghakiman

Presiden Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

INDOPOS.CO.ID – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengingatkan Rusia bahwa tidak akan ada pengampunan atas apa yang terjadi di negaranya. Sebaliknya, akan ada “hari penghakiman”.

Pernyataan tersebut disampaikan Zelenskyy lewat videonya yang terbaru yang dirilis, Minggu (6/3/2022) malam setelah pasukan Rusia meningkatkan serangan mereka di seluruh Ukraina. Akibatnya upaya untuk mengevakuasi 200 ribu orang dari Kota Mariupol diblokir.

Di Kota Irpin, di pinggiran barat laut ibu kota Kyiv, sekitar delapan warga sipil, termasuk empat anggota satu keluarga, tewas ketika rudal menyerang, menurut walikota setempat.

Moskow telah berulang kali membantah menyerang wilayah sipil.

“Kami tidak akan memaafkan rumah-rumah yang hancur. Kami tidak akan memaafkan rudal yang ditembak jatuh oleh pertahanan udara kami di Okhmatdyt hari ini. Dan lebih dari lima ratus rudal serupa lainnya yang menghantam tanah kami di Ukraina, rakyat kami, anak-anak kami,” tegas Zelenskyy seperti dilansir Sky News, Senin (7/3/2022).

“Kami tidak akan memaafkan penembakan terhadap orang yang tidak bersenjata. Penghancuran infrastruktur kami. Kami tidak akan memaafkan. Ratusan dan ratusan korban. Ribuan dan ribuan penderitaan. Dan Tuhan tidak akan memaafkan. Tidak hari ini. Tidak besok. Tidak pernah. Dan tidak akan ada pengampunan, akan ada hari penghakiman,” tambah Zelenskyy.

Dia menambahkan pihaknya mendengar janji akan ada koridor kemanusiaan. Namun, yang terjadi adalah pertumpahan darah.

“Kami mendengar janji bahwa akan ada koridor kemanusiaan. Mereka tidak ada di sini. Alih-alih koridor kemanusiaan, mereka hanya bisa membuat pertumpahan darah. Hari ini satu keluarga tewas di Irpin. Laki-laki, perempuan dan dua anak. Tepat di jalan. Saat mereka mencoba keluar kota, untuk diselamatkan,” kata Zelenskyy.

Korban tewas warga sipil di seluruh Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari 2022 lalu mencapai 364 orang, termasuk lebih dari 20 anak-anak, kata PBB pada Minggu (6/3/2022).

Dan lebih dari 1,5 juta orang Ukraina telah keluar dari negara itu hanya dalam 11 hari invasi Rusia ke Ukraina.

PBB menyatakan fenomena pengungsi akibat invasi Rusia ke Ukraina sebagai krisis pengungsi tercepat di Eropa sejak akhir Perang Dunia Kedua.

Presiden Zelenskyy juga melontarkan kritik kepada para pemimpin Barat karena tidak menanggapi pengumuman Kementerian Pertahanan Rusia akan melanjutkan serangannya terhadap industri pertahanan Ukraina pada hari Senin (7/3/2022).

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam yang disiarkan Kantor Berita Negara Rusia Tass, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov mengatakan pihaknya mendesak semua personel pabrik industri pertahanan Ukraina untuk meninggalkan wilayah perusahaan.

“Saya tidak mendengar bahkan seorang pemimpin dunia pun bereaksi terhadap ini. Keberanian agresor adalah sinyal yang jelas kepada Barat bahwa sanksi yang dijatuhkan pada Rusia tidak cukup. Ribuan orang bekerja di sana. Ratusan ribu tinggal di dekatnya. Ini pembunuhan. Pembunuhan yang disengaja,” tegas Zelenskyy mengkritik para pemimpin Barat.

Sebelumnya pada hari Minggu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden Turki Tayyip Erdogan melalui panggilan telepon bahwa Rusia hanya akan menghentikan operasi militernya jika Ukraina berhenti berperang dan tuntutan Moskow dipenuhi.

Juru Bicara Presiden Vladimir Putin, Kremlin mengklaim bahwa Putin siap berdialog untuk mengakhiri pertempuran tetapi setiap ada upaya untuk melakukan pembicaraan selalu gagal. (dam)

Exit mobile version