INDOPOS.CO.ID – Presiden Rusia Vladimir Putin meminta Uni Eropa menekan pihak berwenang Ukraina untuk menghormati hukum kemanusiaan menyusul tiga upaya yang gagal untuk mengevakuasi warga sipil dari negara itu.
Dalam percakapan telepon dengan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, pada Senin (7/3/2022) Putin mengatakan bahwa berbagai macam provokasi, termasuk kekerasan terhadap warga sipil oleh nasionalis Ukraina sejauh ini telah mencegah orang menggunakan koridor kemanusiaan.
Itu terjadi setelah tiga kali gencatan senjata sementara yang diumumkan oleh Rusia namun pada akhir pekan gagal dilaksanakan sehingga tidak memungkinkan warga sipil untuk melarikan diri.
“Presiden Rusia meminta Uni Eropa untuk memberikan kontribusi nyata untuk menyelamatkan nyawa orang, untuk menekan otoritas Kiev dan memaksa mereka untuk menghormati hukum humaniter,” kata juru bicara Presiden Rusia Kremlin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir rt.com, Selasa (8/3/2022).
Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan penembakan terus-menerus, yang menurut Kiev, membuat evakuasi warga sipil tidak mungkin dilakukan secara aman.
Kremlin mengklaim militer Rusia mengambil semua tindakan yang mungkin untuk menyelamatkan nyawa warga sipil.
“Ancaman utama datang dari formasi nasionalis yang menggunakan taktik teroris dan menggunakan penduduk sebagai tameng manusia,” ujarnya.
Sementara itu Michel mengatakan dia meminta Putin untuk segera menghentikan permusuhan dan memastikan jalur kemanusiaan dan akses bantuan yang aman.
Dia mengatakan pihaknya juga menekankan perlunya memastikan keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir di tengah permusuhan di Ukraina.
Hal itu ia sampaikan menyusul adanya aksi baku tembak di stasiun nuklir Zaporozhskaya pada 4 Maret lalu yang saling menyalahkan antara Kiev dan Moskow.
Pada hari Minggu, Putin mengatakan keamanan fisik dan nuklir dari pabrik Zaporozhskaya sedang dijaga oleh pasukan Rusia dan personel Ukraina.
Sebelumnya pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Kiev belum memenuhi satu syarat untuk penciptaan koridor kemanusiaan.
Rusia melancarkan serangannya sejak 24 Februari 2022 dengan dalih untuk demliterisasi Ukraina, dan untuk melindungi Donbass dan keamanan nasionalnya sendiri.
Namun Barat menganggap serangan itu melanggar hukum dan tidak dapat dibenarkan dan menanggapinya dengan menjatuhkan sanksi keras kepada Moskow. (dam)