Mantan Miss Ukraina Melarikan Diri Bersama Putranya dari Kota Kyiv

Veronika Didusenko

Veronika Didusenko (kanan) meminta negara-negara lain untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina untuk menghentikan "terorisme" Rusia. (news.sky.com)

INDOPOS.CO.ID – Seorang mantan Miss Ukraina Veronika Didusenko menceritakan bagaimana dia melarikan diri bersama putranya berusia tujuh tahun dari Kota Kyiv.

Ia mengatakan upaya melarikan diri itu dilakukan setelah ia terbangun oleh suara sirene serangan udara dan ledakan pada hari pertama invasi Rusia.

Didusenko dan putranya bergabung dengan ribuan orang lainnya meninggalkan ibu kota Ukraina setelah Rusia menginvasi negara itu pada 24 Februari.

Mantan ratu kecantikan itu mengatakan bahwa dia mengemudi dengan lambat ke perbatasan barat Ukraina dengan ribuan mobil yang menyebabkan kemacetan lalu lintas besar-besaran saat negara itu diserang.

“Tepat di atas kepala saya, puluhan helikopter dengan pasukannya mengebom ketika saya melarikan diri dengan putra saya yang masih kecil, saya bisa melihat ada pertempuran udara nyata di atas kepala kami,” katanya pada konferensi pers di Los Angeles, seperti dilansir Sky News, Rabu (9/3/2022).

“Dalam perjalanan saya ke perbatasan Ukraina, tidak ada tempat di mana sirene tidak berbunyi, di mana roket dan bom tidak meledak. Mengerikan, banyak anak-anak dan ibu-ibu hanya berusaha untuk sampai ke perbatasan. Yang lebih kejam saat ini, militer Rusia terkadang menembak orang tak bersalah yang mencoba melarikan diri,” lanjutnya.

Didusenko dan putranya akhirnya berhasil mencapai Moldova dan melakukan perjalanan melalui negara-negara Eropa lainnya sebelum mencapai Jenewa, Swiss.

Dia meninggalkan putranya di sana (Swiss) dan melakukan perjalanan ke AS untuk mengadakan konferensi pers dengan pengacara hak-hak perempuan Gloria Allred. Dia mengungkapkan ibu dan kakek neneknya dilaporkan masih di Kyiv.

Didusenko mengatakan dia khawatir Putin tidak akan berhenti sampai menghancurkan segala sesuatu di Ukraina.

Dia menambahkan bahwa seruan dari Ukraina yang meminta lebih banyak bantuan tidak didengarkan di Washington dan Eropa. Dia juga merujuk pada seruan berulang dari pejabat Ukraina untuk melembagakan zona larangan terbang di atas Ukraina.

“Tutup langit di atas Ukraina. Orang-orang sekarat di tempat penampungan tanpa makanan, tanpa air, tanpa cahaya, tanpa kehangatan. Ini adalah tragedi. Ini adalah terorisme,” katanya.

Didusenko mengatakan Ukraina berkomitmen untuk membela negara mereka, tetapi membutuhkan lebih banyak bantuan dari negara lain.

Dia berkata Ukraina benar-benar memiliki keberanian untuk mempertahankan tanah dan rumah mereka, tetapi untuk menghentikan serangan tanpa akhir dari timur dan utara, mereka sangat membutuhkan senjata dan amunisi.

“Kami akan berjuang untuk kebebasan kami dan kebebasan Anda,” katanya.

Didusenko menceritakan dia dan Allred (pengacara hak-hak perempuan) memutuskan cerita tentang apa yang terjadi di Ukraina penting untuk dibagikan pada Hari Perempuan Internasional pada hari Selasa 8 Maret 2022.

“Saat ini, jutaan anak-anak Ukraina dan ibu mereka gemetar mendengar setiap suara di stasiun kereta bawah tanah dan tempat perlindungan dari bom. Bahkan lebih memilukan bahwa perempuan melahirkan dalam kondisi seperti itu di tempat penampungan ini,” katanya.

Didusenko memenangkan kontes kecantikan Miss Ukraina pada tahun 2018, tetapi kehilangan gelarnya setelah diketahui bahwa dia memiliki seorang putra berusia lima tahun. (dam)

Exit mobile version