Keputusan AS Hentikan Impor Minyak dari Rusia Jadi Bencana Pasar Global

Minyak Rusia

Minyak Rusia menyumbang 8% dari impor AS tahun lalu. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Keputusan Washington (AS) untuk menghentikan impor minyak dari Rusia akan memiliki konsekuensi bencana bagi pasar energi global.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki Alparslan Bayraktar dalam sebuah konferensi energi internasional di Houston, Texas, seperti dilansir rt.com, Kamis (10/3/2022).

“Akan sangat sulit untuk menggantikan minyak Rusia di pasar dunia. Rusia adalah produsen minyak terbesar di dunia,” kata pejabat Turki itu.

Menurut Bayraktar, pemulihan ekonomi global dari resesi akibat pandemi Covid-19, diperlukan peningkatan produksi minyak, kebalikan dari apa yang coba dilakukan AS saat ini.

Sebelumnya pada hari Selasa, dalam upaya untuk menargetkan arteri utama ekonomi Rusia, Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah larangan impor minyak dan gas dari negara terbesar di dunia sebagai pembalasan atas serangan militer Moskow di Ukraina.

“Kami melarang semua impor minyak dan gas serta energi Rusia. Itu berarti minyak Rusia tidak akan lagi dapat diterima di pelabuhan AS, dan rakyat Amerika akan memberikan pukulan kuat lainnya ke mesin perang Putin, ” jelas Biden.

Inflasi yang mengejutkan dan gangguan rantai pasokan telah membuat harga gas di AS meroket, mendekati rekor tertinggi $5 per galon. Larangan yang baru diperkenalkan pada produk minyak Rusia, yang berjumlah 8% dari semua impor minyak AS, kemungkinan akan membuat harga naik lebih tinggi.

Kemudian pada hari yang sama, ketika wartawan bertanya kepada Biden apa yang harus dilakukan orang Amerika tentang kenaikan harga, Biden menjawab, “apa yang dapat Anda lakukan untuk itu? Tidak bisa berbuat banyak sekarang. Rusia bertanggung jawab.”

Sementara itu, Uni Eropa tidak memiliki rencana untuk menghentikan ekspor minyak Rusia.

“Kami bergerak maju dengan larangan ini dengan pemahaman bahwa banyak sekutu dan mitra Eropa kami mungkin tidak dalam posisi untuk bergabung dengan kami,” kata Biden.

Sanksi baru terhadap Rusia dipicu oleh keputusan Kremlin yang menyerang Ukraina pada 24 Februari. Tindakan tersebut menargetkan sektor keuangan dan energi Rusia. Di atas tindakan pemerintah Barat ini, banyak perusahaan internasional telah mengumumkan keputusan mereka untuk meninggalkan pasar Rusia. (dam)

Exit mobile version