Rumah Sakit Bersalin di Kota Mariupol Dibom Pasukan Rusia

ukraina

Seorang wanita hamil yang terluka ditandu setelah rumah sakit dibom oleh pasukan Rusia. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan anak-anak terkubur di bawah reruntuhan setelah serangan udara Rusia menghantam sebuah rumah sakit di Kota Mariupol.

“Anak-anak termasuk di antaranya ibu-ibu berada di bawah reruntuhan. Serangan itu (pasukan Rusia) sangat kejam,” cuit Presiden Zelenskyy.

Dewan Kota Mariupol mengatakan, rumah sakit bersalin dan anak-anak telah dihancurkan. Namun mereka tidak mengetahui jumlah korban tetapi kehancurannya sangat besar.

Gubernur wilayah Donetsk mengatakan 17 orang, termasuk wanita yang sedang melahirkan, terluka dalam serangan udara itu.

Gubernur menambahkan serangan udara itu terjadi selama periode gencatan senjata yang disepakati untuk memungkinkan warga sipil melarikan diri dengan aman.

Dan rekaman video dari rumah sakit menunjukkan wanita hamil berlumuran darah dibawa keluar dengan tandu.

Di halaman rumah sakit ada kawah besar, diperkirakan sedalam 6 meter dan lebar 9 meter. Menurut mantan pejabat senior Royal Air Force (RAF) Office Air, Marshall Edward Stringer, kawah itu tampaknya menjadi bukti sebuah bom besar seberat 1.000 pon (2,5 ton) hingga 2.000 pon (5 ton).

Dia mengatakan, ini bukan bom cluster dan lebih mungkin rudal canggih.

Perdana Menteri Boris Johnson mengutuk serangan itu sebagai tindakan bejat dan mengatakan Inggris sedang mengupayakan lebih banyak dukungan bagi Ukraina untuk membela diri.

“Kami akan meminta pertanggungjawaban Putin atas kejahatannya yang mengerikan,” kata Boris Johnson seperti dilansir Sky News, Kamis (10/3/2022).

Pemboman rumah sakit itu terjadi ketika kantor hak asasi manusia PBB telah memverifikasi 1.424 korban sipil sejak Rusia menginvasi dua minggu lalu, dengan 516 orang tewas dan 908 terluka.

Kota pelabuhan selatan Mariupol dikelilingi oleh pasukan Rusia dan telah menjadi sasaran penembakan selama berhari-hari, menyebabkan ribuan orang tanpa makanan, air, dan listrik.

Pemerintah Ukraina mengatakan 1.170 warga sipil telah tewas di Mariupol sejak Rusia memulai invasinya. Dewan kota telah menempatkan angka 1.207 warga sipil.

Orang-orang di kota itu terpaksa mengambil air dari salju yang mencair, sementara beberapa mayat tergeletak di jalan karena pemboman hebat.

“Saya yakin bahwa waktunya akan tiba ketika semua penjajah ini akan duduk di dermaga di Den Haag. Dan kejahatan perang ini akan dihukum, dan para pelakunya akan dibakar di neraka,” kata Wali Kota Mariupol Vadim Boychenko.

“Kami tidak akan pernah memaafkan. Kami tidak akan pernah lupa. Tunggu, Mariupol,” tambah Vadim.

Kemarin seorang gadis enam tahun bernama Tanya meninggal sendirian karena dehidrasi di reruntuhan rumahnya di kota setelah ibunya tewas dalam penembakan oleh pasukan Rusia, kata pihak berwenang Ukraina.

Gencatan senjata baru diumumkan pada Rabu (9/3) pagi untuk memungkinkan ribuan warga sipil melarikan diri dari kota-kota di sekitar Kyiv serta kota-kota selatan Mariupol, Enerhodar dan Volnovakha, Izyum di timur dan Sumy di timur laut.

Upaya sebelumnya untuk membangun koridor evakuasi yang aman sebagian besar gagal, karena serangan Rusia.

Namun Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam panggilan telepon dengan kanselir Jerman, menuduh militan nasionalis Ukraina menghambat evakuasi. (dam)

Exit mobile version