20 Ribu Warga Ukraina Tinggalkan Kota Mariupol Akibat Serangan Rusia

Pemboman Kota Kyiv

Petugas pemadam kebakaran Ukraina di sebuah gedung apartemen setelah pemboman di Kota Kyiv. Foto: AP via news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Sekitar 20 ribu warga Ukraina telah meninggalkan Kota Mariupol akibat serangan pasukan Rusia.

Sekitar 570 dari 4 ribu kendaraan yang meninggalkan kota itu telah mencapai Zaporizhzhia yang berjarak 160 mil (260 km) barat laut sementara yang lain akan bermalam di berbagai kota di sepanjang jalan.

Sementara pembicaraan antara perwakilan Rusia dan Ukraina telah menjadi lebih konstruktif. Namun pemboman di Kota Kyiv semakin meningkat lewat serangan terhadap apartemen dan stasiun kereta bawah tanah.

Penasihat senior Presiden Volodymyr Zelenskyy menggambarkan pembicaraan itu sebagai proses negosiasi yang sangat sulit dan kental.

“Ada kontradiksi mendasar. Tapi tentu ada ruang untuk kompromi,” katanya seperti dilansir Sky News, Rabu (16/3/2022).

Kyiv mengatakan pasti ada ruang untuk kompromi dalam pembicaraan di tengah petunjuk konsesi NATO itu.

Berdasarkan catatan sebanyak tiga juta lebih warga telah meninggalkan Ukraina akibat serangan pasukan Rusia.

Sementara itu, ledakan besar bergemuruh di ibu kota Kyiv sebelum fajar. Otoritas Ukraina mengatakan itu adalah serangan artileri pasukan Rusia.

Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko memberlakukan jam malam hingga pukul 7 pagi pada Kamis waktu setempat.

“Orang-orang hanya akan dapat bergerak di sekitar kota dengan izin khusus, kecuali pergi ke tempat perlindungan dari bom,” kata dia.

“Ibu kota adalah jantung Ukraina, dan itu akan dipertahankan. Kyiv, yang saat ini menjadi simbol dan basis operasi kebebasan dan keamanan Eropa, tidak akan kami serahkan,” tambahnya.

Lima orang tewas dalam serangan udara yang menargetkan Kyiv pada Selasa pagi, kata Presiden Volodymyr Zelenskyy. Ia menambahkan beberapa koridor kemanusiaan telah dibuka sebagian.

“Semua orang marah,” kata Klitschko kepada koresponden Sky News, Alex Crawford.

Dia mengatakan telah berbicara dengan penduduk dan mereka tidak ingin pergi. Mereka ingin mempertahankan Kota Kyiv.

“Mereka benar-benar kesal dengan apa yang dilakukan tentara Rusia terhadap warga sipil. Orang-orang bertanya tentang senjata dan ingin bergabung dengan pasukan pertahanan sipil untuk melindungi rumah mereka,” kata Klitschko.

Perdana Menteri Polandia, Republik Ceko dan Slovenia melakukan perjalanan ke Kyiv pada Selasa (15/3) untuk menunjukkan dukungan untuk Ukraina.

Ketiga pemimpin tersebut melanjutkan perjalanan kereta selama berjam-jam meskipun ada kekhawatiran di Uni Eropa tentang risiko keamanan bepergian di dalam zona perang.

Mateusz Morawiecki dari Polandia mengatakan di media sosial: “Di sini, di Kyiv yang dilanda perang, sejarah sedang dibuat. Di sinilah, kebebasan berjuang melawan dunia tirani. Di sinilah masa depan kita semua tergantung pada keseimbangan,” kata Morawiecki di Twitter.

Juru Bicara UNHCR Matthew Saltmarsh mengatakan dari tiga juta warga yang telah meninggalkan negara itu, lebih dari 1,8 juta dari mereka melakukan perjalanan ke Polandia.

Ia menambahkan 300 ribu warga telah pindah dari Polandia ke Eropa barat.

Pada Selasa (15/3), total sekitar 29 ribu orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan, kebanyakan dari mereka meninggalkan pelabuhan Mariupol yang terkepung. Dan rata-rata, dalam 20 hari terakhir, 73 ribu anak Ukraina menjadi pengungsi, kata UNICEF.

Palang Merah telah mengkonfirmasi lebih dari 100 bus yang membawa warga sipil telah meninggalkan kota Sumy yang terkepung di timur laut Ukraina. Mereka menuju Poltava, di Ukraina tengah. Pihak Rusia telah memberikan lampu hijau untuk evakuasi.

Upaya baru akan dilakukan untuk mengirimkan pasokan ke Mariupol. Dewan kota mengatakan 2 ribu mobil telah berangkat pada Selasa (15/3).

“Orang-orang yang terperangkap di sana oleh penembakan Rusia pada dasarnya mati lemas tanpa bantuan,” kata Wali Kota Kharkiv Watson.

Ia mengatakan lebih dari 600 bangunan di kota itu kini telah dihancurkan oleh serangan Rusia. Ia juga mengatakan siapa pun yang ingin berangkat tetap bisa melakukannya dengan kereta api atau jalan darat.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan tampaknya Rusia berusaha untuk mengkonsolidasikan kontrol politik Ukraina.

Menurut laporan, Moskow mungkin berusaha untuk melakukan referendum di Kherson dalam upaya untuk melegitimasi daerah itu sebagai republik yang memisahkan diri yang mirip dengan Donetsk, Luhansk dan Krimea”, kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam pernyataan terbarunya.

Ada beberapa demonstrasi selama beberapa hari di kota-kota Ukraina yang diduduki Rusia seperti Kherson, Melitopol dan Berdyansk.

“Protes lebih lanjut dilaporkan di (Kherson) kemarin dengan tentara Rusia dilaporkan melepaskan tembakan peringatan dalam upaya untuk membubarkan pengunjuk rasa damai,” ujarnya

Kementerian Pertahanan mengatakan Rusia dilaporkan telah mengangkat wali kotanya sendiri di Melitopol menyusul dugaan penculikan pendahulunya pada Jumat, dan Wali Kota Dniprorudne juga dilaporkan telah diculik oleh pasukan Rusia.

“Rusia kemungkinan akan melakukan upaya lebih lanjut untuk menumbangkan demokrasi Ukraina karena upayanya untuk mengkonsolidasikan kontrol politik Ukraina,” ujarnya.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Selasa (15/3) pagi pasukannya telah menguasai semua wilayah di wilayah Kherson.

Presiden Zelenskyy, dalam pidato malamnya, mengatakan dia menginginkan perdamaian yang adil.(dam)

Exit mobile version