Moskow Jelaskan terkait Serangan Rudal di Mal Kiev

ukraina

Bangunan dan kendaraan hancur setelah serangan yang dilakukan pasukan Rusia di sebuah pusat perbelanjaan di Kiev, Ukraina. Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Militer Rusia mengaku memerintahkan serangan ke sebuah mal di Kiev usai menemukan peluncur roket Ukraina yang diparkir di lokasi tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis sebuah video yang menunjukkan artileri roket Ukraina disembunyikan di dalam pusat perbelanjaan Kiev. Situs itu hancur semalam dalam serangan rudal, yang digambarkan oleh pihak berwenang Ukraina sebagai pemboman sembarangan terhadap sasaran sipil.

“Pada 21 Maret, pada malam hari, senjata jarak jauh berpresisi tinggi digunakan untuk menghancurkan baterai artileri peluncur roket ganda Ukraina dan pangkalan di mana mereka menyimpan amunisi di pusat perbelanjaan yang sudah tidak beroperasi,” kata Mayor Jenderal Igor Konashenkov kepada wartawan seperti dikutip rt.com, Selasa (22/3/2022).

Juru bicara militer Rusia menambahkan, pasukan Ukraina telah menggunakan lingkungan Vinogradar sebagai basis untuk operasi mereka. Video berakhir dengan gambar satu rudal menyerang situs tersebut.

Pusat perbelanjaan Retroville, yang terletak di antara lingkungan Vinogradar dan Podolsk di sisi barat laut Kiev, dihantam pada malam hari. Layanan darurat Ukraina melaporkan pada Senin (21/3) penyelamat telah menemukan delapan mayat dari tempat kejadian.

Sebuah bangunan sembilan lantai, bangunan yang tertinggi di lokasi tersebut, rusak berat oleh ledakan dan kebakaran berikutnya, yang baru padam sekitar tengah hari pada Senin (21/3). Area umum hancur, menurut gambar setelahnya. Jendela-jendela di bangunan tempat tinggal yang berjarak ratusan meter dilaporkan hancur oleh gelombang kejut.

Kantor Jaksa Agung Ukraina mengatakan serangan itu dilakukan oleh Rusia yang jelas-jelas melanggar aturan perang dan akan diselidiki sebagai pembunuhan massal yang direncanakan.

Moskow menyerang Ukraina pada 24 Februari, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan akhirnya Republik Donbass Donetsk dan Lugansk mendapat pengakuan dari Rusia. Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa. (dam)

Exit mobile version