Putin Klaim Kredibilitas Dolar dan Euro “Hancur”

Mata Uang Dollar

Mata uang dolar dan euro. Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Rabu (23/3) sanksi Barat terhadap negaranya telah memberikan pukulan besar bagi kepercayaan publik pada dua mata uang utama Barat.

Banyak sekutu AS telah bergabung bersama untuk memberlakukan pembatasan besar-besaran di Moskow sebagai tanggapan atas serangan militer yang sedang berlangsung di Ukraina.

Putin berpendapat bahwa hukuman itu tidak masuk akal lagi untuk menjual barang-barang Rusia di AS dan Uni Eropa (UE) sambil menerima pembayaran dalam dolar atau euro. Dia mengatakan rubel akan digunakan untuk penjualan gas alam Rusia, yang dianggap Moskow sebagai negara-negara “bermusuhan.”

“Selama beberapa minggu terakhir, seperti yang Anda tahu, beberapa negara Barat mengadopsi keputusan yang melanggar hukum untuk membekukan aset Rusia,” kata Putin dalam pertemuan pemerintah melalui tautan video, seperti dilansir rt.com, Kamis (24/3/2022).

“Barat secara de facto telah menghancurkan kredibilitas mata uangnya,” tambahnya.

Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan bulan ini Rusia tidak dapat mengakses cadangan senilai sekitar USD300 miliar karena sanksi.

Moskow menyerang Ukraina pada 24 Februari, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, dan akhirnya pengakuan Rusia atas Republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik tersebut dengan paksa. (dam)

Exit mobile version