Rusia Rilis Video Awak Kapal Perang yang Tenggelam

rusia

Sekitar 100 pelaut berbaris di kota pelabuhan Krimea Sevastopol dengan Panglima Angkatan Laut Rusia Laksamana Nikolai Yevmenov. Foto: rt.co

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis sebuah video yang menunjukkan awak kapal utama armada Laut Hitam Moskva, yang tenggelam pada hari Kamis setelah insiden kebakaran di atas kapal tersebut.

Video yang tidak memiliki suara tersebut, diposting di saluran Telegram kementerian pada hari Sabtu. Video tersebut memperlihatkan sekitar 100 pelaut berbaris di kota pelabuhan Krimea Sevastopol dengan panglima Angkatan Laut, Laksamana Nikolai Yevmenov, dan komando armada Laut Hitam.

“Laksamana Nikolai Yevmenov memberi tahu awak kapal penjelajah bahwa perwira, taruna, dan pelaut akan terus bertugas di Angkatan Laut,” kata kementerian itu dalam sebuah posting seperti dikutip rt.com, Senin (18/4/2022).

Pada hari Kamis, militer Rusia mengumumkan bahwa Moskva tenggelam saat ditarik ke pelabuhan di tengah kondisi laut yang buruk. Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa lambung kapal perang telah rusak oleh ledakan amunisi yang disebabkan oleh kebakaran di kapal pada hari Rabu.

Moskva dilaporkan berada sekitar 90 km selatan kota pelabuhan Ukraina Odessa pada Rabu ketika kebakaran terjadi di atas kapal. Militer Rusia mengatakan bahwa kru kemudian dievakuasi oleh kapal armada Laut Hitam di dekatnya dan diangkut ke Sevastopol.

Jumlah kru kapal saat kebakaran terjadi belum terungkap. Pada tahun 2009, ketika kapal penjelajah itu dikunjungi di Novorossiysk oleh Presiden Dmitry Medvedev saat itu, ada 416 awak di dalamnya, termasuk 38 perwira.

Sebelum militer Rusia memberikan laporannya tentang kebakaran di atas kapal Moskva, Kiev mengklaim bahwa kapal tersebut telah dihantam oleh rudal anti-kapal Ukraina. Kepala administrasi militer wilayah Odessa, Maxim Marchenko, menyatakan pada Rabu malam bahwa kerusakan yang sangat serius di Moskva disebabkan oleh rudal Neptunus Ukraina yang ditembakkan dari Odessa.

Kapal perang itu diluncurkan pada 1979 dan mulai beroperasi pada 1982 dengan nama Slava. Kapal itu kemudian berganti nama pada tahun 1996. Kapal penjelajah itu sebelumnya memberikan perlindungan bagi pasukan Rusia di Suriah.

Rusia menyerang Ukraina pada tanggal 24 Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014. Rusia pada akhirnya mengakui kedaulatan Republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik itu dengan paksa. (dam)

Exit mobile version