Moskow Umumkan Upaya Evakuasi Warga Sipil di Pabrik Azovstal

pabrik Azovstal

Asap mengepul di atas pabrik Azovstal di Mariupol, Republik Rakyat Donetsk. Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Militer Rusia akan menghentikan kegiatannya di pabrik yang terkepung selama tiga hari berturut-turut untuk memungkinkan evakuasi warga sipil.

Rusia telah mengumumkan jeda baru dalam operasinya di pabrik baja Azovstal di Mariupol dan menjanjikan untuk membuka koridor kemanusiaan bagi warga sipil yang diduga bersembunyi di fasilitas itu selama tiga hari berturut-turut.

Pabrik baja tetap menjadi benteng terakhir di bawah kendali prajurit Ukraina dan anggota resimen neo-Nazi Azov di kota itu.

“Sesuai dengan keputusan pimpinan Rusia, berdasarkan prinsip kemanusiaan Angkatan Bersenjata Rusia, kami akan membuka koridor kemanusiaan dari wilayah pabrik baja Azovstal untuk mengevakuasi warga sipil (pekerja, wanita dan anak-anak), yang kehadirannya di fasilitas bawah tanah pabrik itu sekali lagi diklaim oleh Kiev,” kata militer Rusia dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam seperti dilansir rt.com, Kamis (5/5)2022).

Koridor kemanusiaan akan dibuka selama tiga hari, dari Kamis (5/5/2022) hingga Sabtu (7/5/2022), berfungsi dari pukul 8.00 pagi hingga 6.00 sore waktu Moskow setiap hari.

Warga sipil yang dievakuasi dari pabrik akan bebas pergi ke mana pun, jika mereka ingin mengungsi ke wilayah di bawah kendali Ukraina atau Rusia. Pada hari Minggu, beberapa ratus warga sipil dievakuasi dari bunker di Azovstal dalam upaya kemanusiaan yang difasilitasi oleh PBB dan Palang Merah Internasional.

Namun, selama dua hari terakhir, pabrik Azovstal telah mengalami pertempuran yang intensif, memicu kekhawatiran bahwa pasukan Rusia dan Donetsk akhirnya memilih untuk melancarkan serangan.

Operasi untuk menyerbu fasilitas itu dibatalkan pada 21 April oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, yang memerintahkan untuk memblokir pabrik sebagai gantinya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menjelaskan lonjakan pertempuran pada hari sebelumnya, mengatakan militer Rusia dan sekutunya hanya menekan upaya unit yang terkepung untuk mengambil posisi yang lebih baik di tengah jeda kemanusiaan.

“Tidak ada penyerangan. Kami melihat bahwa gejolak terjadi ketika militan keluar untuk mengambil alih penempatan senjata. Upaya-upaya ini sedang ditekan dengan cukup cepat,” katanya. (dam)

Exit mobile version