Vladimir Putin Kritik Negara-Negara Barat yang Memberi Sanksi kepada Rusia

putin

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato, melalui konferensi video, pada sesi pleno Forum Ekonomi Eurasia ke-1 di Bishkek dengan topik: "Integrasi Ekonomi Eurasia di Era Pergeseran Global: Peluang Investasi Baru, di Moskow, Rusia." (rt.com)

INDOPOS.CO.ID – Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik negara-negara Barat yang memberikan sanksi kepada Rusia karena invasi ke Ukraina. Putin mengatakan negara-negara Barat menghukum orang lain dengan sanksi ekonomi berlebihan.

“Semakin banyak negara di dunia yang menginginkan dan akan mengejar kebijakan independen. Tidak ada polisi dunia yang dapat menghentikan proses alami global ini. Tidak ada yang sekuat itu,” kata Vladimir Putin selama Forum Ekonomi Eurasia pada hari Kamis (26/5/2022).

“Mereka menghadapi tantangan di dalam negara mereka, dan saya harap mereka menyadari bahwa kebijakan ini sama sekali tidak memiliki prospek,” kata pemimpin Rusia itu, merujuk pada sanksi yang diberikan oleh AS dan sekutu Baratnya, seperti dikutip rt.com, Kamis (26/5/2022).

Rusia menjadi negara yang paling terkena sanksi di dunia setelah Barat membalas karena menyerang Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu. Pembatasan itu disebut-sebut oleh para pejabat sebagai cara untuk menimbulkan kerugian bagi Rusia dan mengacaukan ekonominya untuk memaksa Moskow mundur. Namun, banyak negara menolak untuk bergabung dalam upaya sanksi, termasuk anggota NATO Turki

Pasar global, yang sudah berada di bawah tekanan karena pandemi Covid-19 dan gangguan rantai pasokan, semakin tidak stabil oleh kebuntuan tersebut. Banyak negara Barat telah mengalami tingkat inflasi yang tidak terlihat dalam beberapa dekade karena harga energi dan pangan melonjak karena ketidakpastian.

Acara di mana Putin membuat pernyataan itu diselenggarakan oleh Uni Ekonomi Eurasia, sebuah organisasi integrasi ekonomi regional yang terdiri dari Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kirgistan, dan Rusia sebagai anggota.

Dalam pidato pembukaannya, pemimpin Rusia itu menjelaskan bagaimana negaranya tidak berniat menutup ekonominya ke seluruh dunia. Dia juga melaporkan bagaimana Rusia menghadapi sanksi, termasuk dengan mengganti produk impor penting dengan pengganti yang diproduksi di dalam negeri. (dam)

Exit mobile version