Rusia Klaim Telah Merebut Benteng Utama Ukraina

rusia

Prajurit Rusia terlihat di Mariupol, Republik Rakyat Donetsk. Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan Rusia bersama dengan orang-orang dari Republik Rakyat Donetsk telah mengambil alih Kota Liman di Ukraina.

Pada hari Kamis, Alexey Arestovich, penasihat utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengakui selama siaran langsung bahwa pasukan Ukraina telah kehilangan Kota Liman.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengumumkan pada hari Sabtu bahwa Kota Liman telah sepenuhnya dibebaskan dari nasionalis Ukraina.

Sebagaimana dilansir rt.com, Minggu (29/5/2022), tepat sebelum Ukraina mengakui jatuhnya Kota Liman, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan situasi di Donbass sangat buruk bagi pasukan Ukraina selama pertemuannya dengan sekutu Barat di Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) di Davos.

Zelenskyy, mengisyaratkan bahwa dia sekarang bisa bersedia untuk duduk negosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Zelenskyy mencatat bahwa dia (Putin) masih satu-satunya pejabat Rusia yang layak diajak bicara.

Menurut Presiden Ukraina, jika Putin mampu mewujudkan apa yang disebut Zelensky sebagai kenyataan, maka mungkin, dapat mencoba dan menempuh jalan diplomatik, kecuali jika sudah terlambat.

Sementara itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Moskow meragukan Ukraina benar-benar bersedia merundingkan perdamaian. Pejabat Rusia menunjukkan bahwa pembicaraan telah dibekukan sesuai dengan sikap pihak Ukraina.

Peskov juga mengklaim bahwa pejabat tinggi Ukraina memiliki kebiasaan untuk terus-menerus membuat pernyataan yang bertentangan satu sama lain.

Sementara itu, pada Jumat malam, Kantor Presiden Ukraina memperlihatkan video pidato Zelenskyy di mana ia mengomentari kemajuan terbaru pasukan Rusia. Namun, Presiden Zelenskyy menegaskan Donbass akan menjadi bagian dari Ukraina. Zelenskyy bersumpah untuk merebut kembali wilayah itu dengan paksa.

Pidato Zelensky bertepatan dengan laporan di beberapa media AS yang mengklaim bahwa pemerintahan Joe Biden telah memberikan lampu hijau untuk mengirimkan sistem roket peluncuran ganda jarak jauh buatan AS ke Ukraina.

Kiev telah lama meminta sistem M270 MLRS dan M142 HIMARS dari sekutu Amerika dengan alasan bahwa senjata ini dapat membantu mengubah keadaan di tengah serangan Rusia di Donbass.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Bloomberg pada hari Jumat, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga meminta sekutu Ukraina untuk menyediakan M270 MLRS kepada Kiev. Keberadaan senjata itu dapat membantu militer Ukraina mempertahankan diri melawan Rusia yang sangat brutal ini.

Johnson, bagaimanapun, berhenti menjanjikan salah satu MLRS yang dimiliki oleh tentara Inggris.

Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, sementara itu, telah memperingatkan Washington agar tidak memberikan sistem rudal kepada Kiev yang dapat digunakan untuk menyerang wilayah Rusia. (dam)

Exit mobile version