Hubungan Ekonomi Indonesia-Bangladesh Siap Ditingkatkan

bangladesh

Dubes RI untuk Bangladesh Heru Hartanto Subolo (kanan) usai menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Bangladesh Abdul Hamid (kiri) di Istana Kepresidenan ‘Bangabhaban’, 2 Maret 2022. Foto : KBRI Dhaka

INDOPOS.CO.ID – Duta Besar RI untuk Bangladesh Heru Hartanto Subolo mengatakan siap
mengemban tugas sebagai dubes dan meningkatkan kerja sama bilateral ekonomi antara
Indonesia dan Bangladesh. Pernyataan tersebut disampaikan Heru saat menyerahkan surat
kepercayaan kepada Presiden Bangladesh Abdul Hamid.

”Saya sangat antusias untuk menjalankan visi dan misi yang diemban selama bertugas di
Bangladesh dan Nepal, yakni memperkuat diplomasi ekonomi guna mendorong pemulihan
ekonomi nasional,” ujarnya dalam rilis KBRI Dhaka yang diperoleh di Jakarta, Senin
(30/5/2022).

Heru menambahkan, beberapa upaya diplomasi ekonomi yang sedang dilakukan, antara lain penyelesaian perjanjian dagang istimewa (Preferential Trade Agreement/PTA) Indonesia-
Bangladesh, mendorong realisasi kesepakatan bisnis BUMN Indonesia di sektor energi

Bangladesh melalui realisasi proyek PT Pertamina Power Indonesia (PPI) dan PT Pembangkit
Jawa Bali (PJB), serta meningkatkan akses pasar bagi produk strategis dan komoditi unggulan
Indonesia.

Bangladesh merupakan mitra dagang Indonesia ketiga terbesar di kawasan Asia Selatan dan
Indonesia menikmati surplus yang cukup signifikan. Bangladesh adalah pasar bagi industri
strategis dan ekspor produk unggulan Indonesia, antara lain gerbong kereta buatan PT INKA,
bus dan kelapa sawit.

Negara itu merupakan salah satu pasar non-tradisional potensial untuk peningkatan ekspor
Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan peningkatan volume perdagangan bilateral kedua negara
yang melonjak dari USD 1,76 miliar pada 2020 menjadi USD 3,03 miliar (Rp44,16 triliun) pada
2021.

Bangladesh juga merupakan negara dengan jumlah penduduk sekitar 162 juta, tujuh persen di
antaranya kelas menengah ke atas. Kalangan menengah ke atas di Bangladesh pada 2025
diprediksi mencapai 20 persen dari total penduduknya atau sekitar 40 juta jiwa. Negara itu
ditargetkan menjadi negara berkembang pada 2026.

Pertumbuhan ekonomi Bangladesh cukup tinggi dan stabil. Sejak 2011, pertumbuhan ekonominya rata-rata di atas 6,8 persen.

Bahkan sebelum pandemi, pertumbuhan ekonomi Bangladesh mencapai 8,2 persen pada 2019.
Pada 2020 pertumbuhan ekonominya mencapai 8 persen.

Mempertimbangkan fakta-fakta tersebut, menurut KBRI Dhaka, Indonesia perlu menjadi mitra
utama Bangladesh dan memanfaatkan momentum pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
yang sedang berlangsung di negara itu.

Pandemi Covid-19 telah memengaruhi pertumbuhan ekonomi Bangladesh. Hampir 62 persen
warga Bangladesh kehilangan pekerjaan. Pemerintah negara itu juga membatalkan 10 proyek
pembangkit listrik tenaga batubara.

Namun, cadangan devisa Bangladesh hingga Juni 2021 mencapai 46 miliar dolar AS (Rp670,42
triliun) yang diperoleh dari pekerja migran di luar negeri.

Sebagian besar ekonomi Bangladesh disumbang oleh industri tekstil yang mencakup pakaian
jadi (RMG) dan pakaian rajut, serta pengiriman uang (remmitance) dari tenaga kerja Bangladesh di luar negeri.

Sektor RMG menyumbang 76 persen dari total ekspor Bangladesh dan menyerap 42 juta
tenaga kerja. Namun, lebih dari 90 persen barang konsumsi dan kebutuhan penunjang hidup
lainnya di negara itu adalah produk impor.

Selain mendorong investasi BUMN Indonesia di sektor energi dan infrastruktur Bangladesh,
Heru juga tengah mengupayakan kerja sama bidang kesehatan, termasuk kerja sama dalam
bidang obat-obatan dan vaksin guna menghadapi potensi pandemi mendatang.

Selama pandemi Covid-19, Bangladesh telah memberikan dukungan dalam bentuk obat-obatan
kepada Indonesia. Kerja sama di bidang pertahanan juga tengah dilakukan demi mendorong
penjualan produk pertahanan buatan Indonesia.

Selain itu, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Bangladesh ke Indonesia, Heru juga akan
mendorong realisasi penerbangan langsung Bangladesh-Indonesia dengan maskapai Indonesia. (aro)

Exit mobile version