Invasi Rusia ke Ukraina Dinilai Berdampak terhadap Krisis Pangan Global

invasi

Sekitar 7,1 juta orang di Somalia menghadapi kerawanan pangan yang sangat akut dalam beberapa bulan ke depan. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Invasi Rusia ke Ukraina dan blokade pelabuhan Ukraina yang dilakukan Rusia telah berdampak langsung pada krisis pangan di seluruh dunia.

Program Pangan Dunia (The World Food Programme) menyoroti dampak perang Rusia dengan Ukraina terhadap harga pangan di Somalia khususnya.

Juru bicara Petroc Wilton mengatakan bahwa perang membuat situasi yang mengerikan menjadi lebih buruk.

“Harga makanan sudah sangat, sangat tinggi. Kekhawatiran sekarang adalah bahwa Ukraina memperburuk keadaan ini, tetapi juga karena dampak krisis Ukraina terhadap biaya bahan bakar penerbangan, berdampak pada biaya pengiriman internasional. Jadi kekhawatiran sebenarnya saat ini adalah bahwa Ukraina akan membuat situasi yang sudah mengerikan menjadi jauh lebih buruk,” kata Petroc Wilton, seperti dilansir Sky News, Rabu (8/6/2022).

Sekitar 7,1 juta orang di Somalia menghadapi kerawanan pangan yang sangat akut dalam beberapa bulan ke depan, termasuk lebih dari 200 ribu orang yang menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah. Kelaparan sedang mengintai Somalia.

“Orang-orang meninggalkan segalanya. Mereka bepergian hanya dengan barang-barang yang dapat mereka bawa, dan beberapa hewan dan keluarga. Mereka kadang-kadang melakukan perjalanan berhari-hari, hanya untuk sampai ke tempat yang menurut mereka mungkin mendapat bantuan,” kata Wilton.

Perang di Ukraina mengancam akan mengubah krisis menjadi bencana bagi ratusan juta orang di seluruh dunia yang bergantung pada gandumnya.

Tahun lalu, ekspor biji-bijiannya memberi makan 400 juta orang di seluruh dunia.

Rusia tidak hanya memblokade pelabuhan Ukraina, tetapi juga dituduh mencuri gandumnya. Hal itu ditangkap oleh satelit yang memuatnya ke kapal di pelabuhan yang diduduki Rusia.

Gandum secara ilegal dialihkan dari tempat seperti Kenya yang menghadapi kekeringan dan kelaparan. Di seluruh dunia, harga biji-bijian melonjak dan juga bahan bakar membuat lebih sulit untuk mendapatkan bantuan.

Rusia dituduh mempersenjatai pasokan gandum Ukraina. Tetapi Moskow tetap teguh dengan pendiriannya sehingga menimbulkan kritik internasional.

Ada upaya diplomatik yang dipimpin oleh Turki untuk membuka koridor gandum melalui Laut Hitam. Namun, upaya tersebut tidak memiliki kemajuan. Penderitaan massal yang disebabkan oleh perang di Ukraina akan terus meluas. (dam)

Exit mobile version