Pasukan Militer Ukraina Serang Wilayah Donetsk

Petugas Pemadam Wilayah Donetsk

Petugas pemadam kebakaran memadamkan api setelah penembakan artileri di Donetsk pada 13 Juni 2022. Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Pasukan militer Ukraina melakukan penembakan besar-besaran di wilayah pemukiman Donetsk. Republik Rakyat Donetsk atau Donetsk Pepole’s Republic (DPR) adalah wilayah yang telah diakui kedaulatannya oleh Rusia. DPR meminta pasukan tambahan dari Rusia untuk melawan serangan Ukraina di wilayah itu.

Ketua Republik Rakyat Donetsk, Denis Pushilin dalam pidato lewat video mengatakan Donetsk meminta tambahan pasukan sekutu (Rusia)  untuk membantu memerangi pasukan Ukraina. Langkah itu dilakukan di tengah laporan penembakan artileri berat oleh Kyiev terhadap daerah pemukiman di Donetsk dan lokasi lain di seluruh republik.

“Musuh benar-benar telah melewati semua lini. Metode perang yang dilarang sedang digunakan. Daerah pemukiman dan distrik pusat Kota Donetsk berada di bawah tembakan artileri, kota-kota lain di DPR juga diserang dengan tembakan,” kata Pushilin seperti dilansir rt.com, Selasa (14/6/2022).

Oleh karena itu, lanjut Pushilin, republik meminta Rusia untuk mengerahkan pasukan tambahan guna membantu dalam konflik yang sedang berlangsung.

“Sebuah kesepahaman tercapai bahwa semua pasukan tambahan yang diperlukan dari pasukan sekutu, terutama dari Rusia, akan dikerahkan,” katanya.

Donetsk, serta lokasi lain di DPR, telah menjadi sasaran serangan roket dan artileri berat oleh militer Ukraina selama beberapa hari terakhir. Penembakan menjadi sangat kuat pada hari Senin, dengan puluhan insiden dicatat oleh otoritas lokal di seluruh kota.

Rusia menyerang negara Ukraina pada tanggal 24 Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014. Rusia kemudian mengakui kedaulatan atas Republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Kyiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik itu dengan paksa.(dam)

Exit mobile version