Lima Orang Tewas Akibat Penembakan Pasukan Ukraina di Donetsk

Penembakan

Petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api akibat penembakan dari pasukan Ukraina di wilayah Donetsk. (rt.com)

INDOPOS.CO.ID – Pertahanan teritorial Donetsk People’s Republic (DPR) mengatakan lima orang dinyatakan tewas akibat penembakan pasukam Ukraina di daerah DPR, pada Sabtu (18/6/2022). Tidak hanya itu, sebanyak 12 orang lainnya telah terluka.

Para korban adalah pekerja darurat yang datang untuk memadamkan api yang disebabkan oleh penembakan pertama yang dilakukan pasukan Ukraina. Namun kemudian datang tembakan baru, yang mengakibatkan dua orang tewas dan tiga luka-luka.

“Jaga diri Anda dan keluarga, usahakan jangan keluar rumah tanpa keperluan. Selama penembakan, jangan tinggalkan tempat berlindung,” kata pertahanan teritorial DPR, seperti dilansir rt.com, Minggu (19/6/2022).

“Formasi bersenjata Ukraina terus menembaki distrik Voroshilovsky di Donetsk. Sepanjang hari, sekitar 50 peluru kaliber 155 mm yang menargetkan pusat kota ditembakkan dari posisi militan Ukraina di Avdeevka,” katanya.

Pihak berwenang setempat mengatakan Kota Donetsk telah mengalami penembakan hebat baru-baru ini.

Menurut Wali Kota Donetsk, Alexey Kulemzin, sebuah gedung universitas dan bangunan tempat tinggal di dekatnya rusak akibat serangan tersebut.

Otoritas DPR mengungkapkan pada hari Sabtu, bahwa menurut pertahanan teritorial, lima orang terluka di Kota Komsomolskoye di tenggara DPR setelah rudal balistik Tochka-U Ukraina yang tampaknya menargetkan kota itu dicegat oleh milisi lokal.

Kejadian itu terjadi sehari setelah pasukan Ukraina menembaki sebuah rumah sakit di Kota Donetsk, merusak pipa gas yang melewati halaman rumah sakit.

Pertahanan teritorial mengumumkan sebelumnya bahwa sebanyak 77 penambang terjebak di bawah tanah karena listrik padam akibat penembakan tentara Ukraina. Namun mereka semua kemudian berhasil diselamatkan.

Pada hari Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa serangan di daerah pemukiman Donetsk sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Awal pekan ini, beberapa pejabat Ukraina, termasuk Presiden Volodymyr Zelenskyy berjanji untuk membebaskan semua bekas wilayah negara itu, termasuk Krimea, yang bergabung dengan Rusia pada 2014, dan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, yang telah diakui Rusia sebagai negara merdeka.

Rusia menyerang negara Ukraina pada 24 Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang kali pertama ditandatangani pada 2014. Pada akhirnya Moskow mengakui kedaulatan republik Donbass di Donetsk dan Lugansk sebagai negara merdeka.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kyiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik itu dengan paksa. (dam)

Exit mobile version