Jurnalis Rusia Jual Medali Hadiah Nobel Perdamaian untuk Bantu Anak-Anak Pengungsi Ukraina

Dmitry Muratov

Jurnalis Rusia, pemenang hadiah Nobel Perdamaian 2021 Dmitry Muratov. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID– Seorang jurnalis Rusia, Dmitry Muratov dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2021 lalu. Ia menjual medali Nobel Perdamaian tersebut seharga £84 juta, dan menyumbangkan uang itu kepada anak-anak pengungsi Ukraina.

Dmitry Muratov, pendiri sekaligus editor surat kabar Rusia Novaya Gazeta yang sangat kritis terhadap Kremlin, bersama rekan jurnalis Maria Ressa dari Filipina dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian tahun lalu.

Bertepatan dengan peringatan Hari Pengungsi Sedunia, Senin (20/6/2022), Muratov melelang medalinya dan mendapatkan tawaran harga yang mengejutkan.

Sebelumnya, medali hadiah nobel yang paling banyak dibayar senilai $ 4,76 juta (£ 3,83 juta) pada tahun 2014, ketika James Watson, yang merupakan co-discovery (penemu) struktur DNA, pemenang hadiah nobel pada tahun 1962, menjual miliknya.

Heritage Auctions, yang melakukan pelelangan, mengatakan bahwa harga pembelian medali itu mendapat respons yang baik  dari UNICEF yang saat ini sedang menangani masalah kemanusiaan anak-anak pengungsi Ukraina.

Muratov, yang diberikan penghargaan Nobel Perdamaian pada Oktober 2021, membantu mendirikan surat kabar Novaya Gazeta dan menjadi pemimpin redaksi publikasi tersebut. Media Novaya Gazeta ditutup pada Maret 2022 di tengah tindakan keras Kremlin terhadap jurnalis dan perbedaan pendapat publik setelah invasi Rusia ke Ukraina .

Ide pelelangan medali hadiah Nobel Perdamaian tersebut merupakan inisiatif Muratov sendiri. Lelang dilakukan setelah Muratov mengumumkan bahwa dia akan menyumbangkan hadiah uang tunai £407.000 untuk amal.

Medali tersebut sebenarnya memiliki kandungan emas 23 karat dengan berat 175 gram. Nilainya sekitar £8.000.

“Ide donasi tersebut adalah untuk memberi anak-anak pengungsi kesempatan untuk meraih masa depan,” kata Dmitry Muratov, seperti dilansir Sky News, Selasa (21/6/2022).

Dia berharap penjualan medali akan menjadi awal dari flash mob, sebagai contoh untuk diikuti sehingga orang melelang barang berharga mereka untuk membantu Ukraina.

Dia menambahkan, sanksi internasional terhadap Rusia sangat penting dilakukan namun  jangan sampai mencegah bantuan kemanusiaan, seperti obat-obatan untuk penyakit langka dan transplantasi sumsum tulang, menjangkau mereka yang membutuhkan.

Muratov dan Maria Ressa, yang masing-masing menerima medali Nobel Perdamaian tahun lalu, merasa terhormat atas perjuangan mereka untuk mempertahankan kebebasan berbicara di negara mereka masing-masing, meskipun diserang oleh pelecehan bahkan ancaman pembunuhan.

Muratov sangat kritis terhadap pencaplokan Krimea oleh Rusia pada tahun 2014 dan perang yang diluncurkan pada bulan Februari yang telah menyebabkan hampir lima juta orang Ukraina melarikan diri ke negara lain demi keselamatan. Ia menilai invasi Rusia ke Ukraina menciptakan krisis kemanusiaan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Saat ini wartawan independen di Rusia telah berada di bawah pengawasan Kremlin.

Sejak Putin berkuasa lebih dari dua dekade lalu, hampir puluhan wartawan tewas, termasuk setidaknya empat orang yang pernah bekerja untuk surat kabar milik Muratov. Pada bulan April, Muratov mengatakan dia diserang dengan cat merah saat naik kereta api di Rusia. (dam)

Exit mobile version