Para Pemimpin Negara G7 Setuju Dukung Ukraina Tanpa Batas

Para Peminpin Negara

Para pemimpin negara G7 yakni Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kiri), Kanselir Jerman Olaf Scholz (tengah) dan Presiden AS Joe Biden (kanan) ketika menghadiri pertemuan KTT G7 di Jerman. Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Dalam rancangan komunike pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang sedang berlangsung di Jerman, terungkap para pemimpin negara-negara G7 berjanji untuk memberikan dukungan kepada Ukraina dalam segala bentuk selama dibutuhkan.

Pertemuan tiga hari para pemimpin G7 dimulai pada Minggu (26/6) di Bavaria, Jerman, dengan agenda pembahasan didominasi oleh topik terkait konflik Ukraina.

“Kami akan terus memberikan dukungan keuangan, kemanusiaan, militer dan diplomatik dan mendukung Ukraina selama yang diperlukan,” demikian bunyi draf pernyataan para pemimpin G7 seperti dilansir rt.com, Senin (27/6).

Rusia telah memperingatkan Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan sekutu mereka agar tidak memberikan senjata kepada Ukraina. Rusia mengatakan bantuan senjata ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik.

Namun, para pemimpin Barat mengabaikan pernyataan tersebut. Pada Minggu (26/6), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Prancis Emmanuel Macron setuju untuk terus mendukung Kyiev secara militer untuk memperkuat Ukraina dalam perang dan negosiasi di masa depan.

Para pemimpin G7 tampaknya telah setuju untuk mempertahankan tekanan ekonomi di Rusia karena terus ofensif di Ukraina.

Pemerintah Inggris sebelumnya mengumumkan bahwa selama KTT AS, Inggris, Kanada, dan Jepang akan melarang impor emas Rusia.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kemudian mengklaim bahwa embargo akan membuat Moskow kehilangan pendapatan tahunan sekitar USD19 miliar.

Menurut Reuters, seperti dikutip rt.com, G7 juga mengadakan pembicaraan sangat konstruktif tentang potensi pembatasan harga impor minyak Rusia.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengakui pada Minggu (26/6), dunia Barat sekarang menghadapi banyak tantangan. Tantangan itu antara lain penurunan tingkat pertumbuhan, kenaikan inflasi, kekurangan bahan baku dan gangguan rantai pasokan.

Namun, dia menyatakan keyakinannya G7 akan berhasil mengirimkan sinyal yang sangat jelas tentang persatuan dan tindakan tegas dari KTT ini.

Pernyataannya digaungkan oleh Presiden AS Joe Biden, yang mengklaim Presiden Rusia Vladimir Putin berharap NATO dan G7 akan terpecah.

“Mereka (NATO dan G7) tidak melakukannya dan tidak akan melakukannya,” kata Joe Biden.

Sementara itu, Putin ketika berbicara tentang G7 pada Jumat (24/6), mengklaim gejolak ekonomi saat ini di seluruh dunia tidak ada hubungannya dengan konflik di Ukraina dan merupakan hasil dari  kebijakan ekonomi makro yang tidak bertanggung jawab yang dianut oleh para anggotanya, selama bertahun-tahun. (dam)

Exit mobile version