Zelenskyy Minta NATO Tingkatkan Dukungan untuk Ukraina

pertemuan meja bundar

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpidato dalam pertemuan meja bundar melalui tautan video selama KTT NATO di Madrid, Spanyol pada 29 Juni 2022. Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak blok NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan dukungan negaranya di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia. Ia mengklaim kekalahan Kyiv akan mengakibatkan perang tertunda antara Moskow dan seluruh Barat.

Zelenskyy membuat pernyataan itu saat ia berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO di Madrid, Spanyol melalui tautan video, Rabu (29/6/2022).

“Baik itu bantuan mendesak ke Ukraina yang cukup untuk kemenangan, atau perang yang tertunda antara Rusia dan Anda,” kata Zelenskyy kepada para pemimpin NATO.

Negara itu membutuhkan bantuan militer dan keuangan langsung. Zelenskyy menyatakan sekira USD5 miliar per bulan diperlukan untuk menutupi defisit anggaran di Ukraina. Pejabat tinggi Ukraina telah berulang kali meminta Barat untuk memberikan dukungan keuangan.

“Bantuan keuangan untuk Ukraina tidak kalah pentingnya dengan pengiriman senjata. Kami membutuhkan sekitar USD5 miliar setiap bulan, Anda tahu itu. Dan ini adalah hal mendasar, dibutuhkan untuk pertahanan dan perlindungan,” ujarnya

“Setelah konflik berakhir, Ukraina harus diberi tempat yang layak dalam arsitektur keamanan Barat,” tegas Zelensky.

Ia menolak prospek Ukraina tetap berada di zona abu-abu antara Rusia dan blok NATO.

“Kami membutuhkan jaminan keamanan, dan Anda harus menemukan tempat bagi Ukraina di ruang keamanan bersama,” tegasnya.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kyiv untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina. Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014.

Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kyiv adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.

Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kyiv menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.(dam)

Exit mobile version