Putin Tuduh Ukraina Lakukan Kejahatan Kemanusiaan

putin

Seorang warga sipil tewas di Jalan Donetsk setelah penembakan oleh militer Ukraina. Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim tindakan Kyiv terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk sama dengan kejahatan terhadap kemanusiaan dan secara efektif merupakan genosida penduduk lokal.

Presiden membuat pernyataan pada hari Kamis dalam pidatonya kepada peserta forum hukum Internasional ke-10 di St Petersburg.

“Rusia terbuka untuk berdialog untuk memastikan stabilitas strategis, menjaga kesepakatan tentang non proliferasi senjata pemusnah massal dan memperbaiki situasi dalam pengendalian senjata,” kata Putin seperti dikutip rt.com, Jumat (1/7/2022.

“Kami fokus untuk menggabungkan upaya pada isu-isu penting seperti agenda iklim, memerangi kelaparan, menyediakan stabilitas di pasar pangan dan energi, dan aturan yang adil dalam perdagangan dan persaingan internasional,” tambahnya.

Putin menekankan pihaknya perlu memastikan kerja sama internasional yang tepat dan cermat dalam berbagai masalah, di masa depan, dapat membantu menghindari krisis seperti yang sedang terjadi di Ukraina. “Agenda urusan luar negeri Moskow selalu dan tetap konstruktif,” kata Putin.

Rusia berusaha untuk mengembangkan hubungan multipolar dengan siapa pun yang tertarik pada mereka dan menempatkan nilai besar pada kerja sama di dalam PBB, G20, Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa (BRICS), The Shanghai Cooperation Organisation (SCO) dan kelompok lain.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kyiv untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina. Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis tersebut pertama kali ditandatangani pada 2014.

Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kyiv adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.

Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kyiv menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.

Selama konflik, Kyiv dan Moskow telah saling menuduh melakukan berbagai macam kejahatan terhadap warga sipil. Retorika Ukraina telah didukung dan diperkuat oleh para politisi top Barat, dengan Presiden AS Joe Biden, misalnya, menuduh Rusia melakukan genosida di negara itu. (dam)

Exit mobile version