Rusia Klaim Sebanyak 5.500 Tentara Ukraina Dinyatakan Hilang

rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan laporan dari Menteri Pertahanan Sergey Shoigu. (rt.com)

INDOPOS.CO.ID – Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan hanya dalam dua minggu, Ukraina telah kehilangan hampir 5.500 tentara, termasuk lebih dari 2.000 tewas.

Hal itu Shoigu ungkapkan ketika menyampaikan update informasi tentang konflik dengan Ukraina kepada Presiden Vladimir Putin.

Shoigu membuat laporan keduanya kepada pemimpin Rusia dalam beberapa hari. Pada hari Minggu, ia mengkonfirmasi bahwa pasukan Rusia dan sekutu telah mengambil kendali penuh atas wilayah yang diklaim oleh Pemerintah Republik Rakyat Lugansk sebagai miliknya, setelah merebut Kota Lisichansk. Laporan tersebut, disampaikan secara langsung kepada Presiden Putin.

Menurut Shoigu, yang menjadi korban dari pasukan Ukraina menderita 5.469 orang selama dua minggu terakhir, termasuk 2.218 korban jiwa.

“Pertempuran itu juga merugikan Kyiv sejumlah besar perangkat keras, termasuk 12 pesawat tempur, enam sistem rudal pertahanan udara jarak jauh, 97 peluncur artileri roket dan hampir 200 tank dan baju besi lainnya. Pasukan Ukraina meninggalkan beberapa senjata di Lisichansk, termasuk hampir 40 kendaraan,” kata Shoigu seperti dilansir rt.com, Selasa (5/7/2022).

Sebelumnya, pejabat Ukraina, termasuk Presiden Volodymyr Zelenskyy dilaporkan menderita kerugian besar di timur, dengan rata-rata 200 korban per hari. Kyiv mengklaim pasukannya kalah senjata oleh Rusia dan sekutunya dalam artileri dan mendesak negara-negara Barat untuk mempercepat pengiriman bantuan militer yang dijanjikan ke Ukraina.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kyiv untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.

Pada Februari 2022, Kremlin mengakui Republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Sementara Kyiv menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan. (dam)

Exit mobile version