China Serukan Gencatan Senjata di Ukraina

Pertemuan-Internasional

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Rusia Vladimir Putin dan kemudian Kanselir Jerman Angela Merkel, 9 Desember 2019, di Paris, Prancis. Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS) Qin Gang mengatakan China menyerukan gencatan senjata segera di Ukraina dan dimulainya kembali pembicaraan antara semua pihak yang terlibat dalam konflik, termasuk AS dan NATO.

Berbicara di Forum Keamanan Aspen di Colorado, Qin mengatakan bahwa konflik yang sedang berlangsung di Ukraina “meluap” dan menyebabkan berbagai krisis, termasuk penurunan ekonomi, masuknya migran, dan kekurangan energi dan makanan.

“Jadi yang diminta China adalah gencatan senjata segera, dimulainya kembali pembicaraan damai. Semua pihak yang terlibat harus dilibatkan, termasuk antara Rusia dan AS dan sekutu NATO,” kata Qin Gang, seperti dilansir rt.com, Kamis (21/7/2022).

Dia meminta kedua pihak untuk duduk, tenang untuk menemukan jalan keluar dari dilema yang akan didasarkan pada prinsip saling mengakomodasi kepentingan sah satu sama lain.

“Hanya dengan demikian kita dapat mencapai perdamaian dan kita dapat memulihkan keamanan di Eropa yang harus stabil, harus komprehensif, harus seimbang, efektif dan berkelanjutan,” kata diplomat itu, seraya menambahkan bahwa posisi ini juga dimiliki oleh negara-negara berkembang lainnya.

Menurut duta besar, Beijing percaya bahwa kedaulatan nasional dan integritas teritorial semua negara harus dihormati dan bahwa masalah keamanan yang sah dari semua negara harus ditanggapi dengan serius.

Sementara itu, dua hari lalu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba menyatakan bahwa negosiasi damai dengan Moskow akan masuk akal hanya setelah kekalahan Rusia di medan perang. Dengan mengatakan demikian, dia menggemakan pernyataan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, yang mengklaim bahwa, perang ini [di Ukraina] akan dimenangkan di medan perang.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menanggapi pernyataan Kuleba dengan mengatakan bahwa pemerintah Ukraina tidak mencari perdamaian untuk negara itu.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya menuduh AS dan sekutunya secara aktif bertaruh pada perang yang berkelanjutan dan tidak membiarkan Kyiv berpikir atau berbicara tentang atau mendiskusikan perdamaian.

Moskow dan Kyiv memulai pembicaraan damai empat hari setelah dimulainya serangan militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari. Kedua belah pihak telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan secara langsung di Belarus dan kemudian melanjutkan pembicaraan melalui tautan video. Pada akhir Maret, delegasi dari Rusia dan Ukraina bertemu sekali lagi, di Istanbul, Turki. Namun, sejak itu, pembicaraan terhenti. (dam)

Exit mobile version