Nah Loh, Studi Terbaru Menyebutkan Long Covid Berdampak Disfungsi Seksual dan Rambut Rontok

Virus

Ilustrasi-Virus corona. (news.sky.com)

INDOPOS.CO.ID – Menurut sebuah studi terbaru rambut rontok dan disfungsi seksual masuk dalam daftar gejala orang yang menderita long Covid-19.

Kantor Statistik Nasional atau Office for National Statistics (ONS) Inggris melaporkan pada bulan Juni, bahwa dua juta orang di Inggris diperkirakan menderita Covid yang berkepanjangan (long Covid).

Dari dua juta itu, sebanyak 1,4 juta mengatakan mereka pertama kali terpapar virus corona , atau menduga mereka menderita penyakit itu, setidaknya 12 minggu sebelumnya, sementara 826.000 orang lainnya pertama kali memilikinya setidaknya setahun sebelumnya.

Sedangkan 376.000 orang mengatakan mereka pertama kali menderita Covid-19 setidaknya dua tahun sebelumnya.

Penelitian terbaru, berdasarkan catatan kesehatan anonim dari 2,4 juta orang di Inggris, yang dilakukan di University of Birmingham dan sedang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine, telah menemukan beberapa gejala baru.

Menurut ONS, tingkat long Covid tertinggi terjadi pada wanita, mereka yang berusia 35 hingga 69 tahun, orang yang tinggal di daerah yang lebih miskin, mereka yang bekerja dalam perawatan sosial, pengajaran dan pendidikan atau perawatan kesehatan, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan atau disabilitas lainnya.

Kelelahan menjadi gejala yang paling umum dialami oleh 55% dari mereka yang menderita long Covid, yang dilaporkan sendiri diikuti oleh 32% dengan sesak napas, 23% batuk dan 23% nyeri otot.

Studi terbaru mengatakan gejala lain juga termasuk amnesia, apraxia, inkontinensia usus, disfungsi ereksi, halusinasi dan pembengkakan anggota badan.

Data tersebut dikumpulkan antara Januari 2020 hingga April 2021 dan terdiri dari 486.149 orang dengan infeksi sebelumnya, dan 1,9 juta orang tanpa indikasi infeksi Covid-19.

Studi ini hanya menggunakan pasien yang tidak dirawat di rumah sakit yang gejalanya oleh para peneliti diurutkan ke dalam tiga kategori gejala pernapasan, kesehatan mental, dan masalah kognitif.

Dalam rentang gejala yang lebih luas inilah kerontokan rambut dan disfungsi seksual telah ditambahkan.

Dr. Shamil Haroon, seorang profesor Klinis Asosiasi Kesehatan Masyarakat di University of Birmingham, dan penulis senior dalam penelitian ini, mengatakan pihaknya berharap temuan ini akan membantu dokter.

“Penelitian ini memvalidasi apa yang pasien katakan kepada dokter dan pembuat kebijakan selama pandemi, bahwa gejala Covid yang lama sangat luas dan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh faktor lain seperti faktor risiko gaya hidup atau kondisi kesehatan kronis,” kata Dr. Shamil Haroon seperti dilansir Sky News, Selasa (26/7/2022).

“Gejala yang kami identifikasi harus membantu dokter dan pengembang pedoman klinis untuk meningkatkan penilaian pasien dengan efek jangka panjang dari Covid-19, dan untuk selanjutnya mempertimbangkan bagaimana beban gejala ini dapat dikelola dengan baik,” tambah Dr. Haroon.

Penulis lainnya dalam penelitian ini Jennifer Camaradou mengatakan studi ini berperan penting dalam menciptakan dan menambahkan nilai lebih lanjut untuk memahami kompleksitas dan patologi Covid yang panjang.

“Ini menyoroti tingkat dan keragaman gejala antara kelompok yang berbeda. Pasien dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya juga akan dilakukan analisis tambahan tentang faktor risiko,” tambah Camaradou. (dam)

Exit mobile version