Rusia Tuduh Pasukan Ukraina Lakukan Kejahatan Perang

Sejumlah-Wartawan

Mayat seorang sopir minibus tewas dalam penembakan di Donetsk, Ibu Kota Republik Rakyat Donetsk.

INDOPOS.CO.ID – Kepala Komite Investigasi Rusia, Alexander Bastrykin mengatakan penyelidikan awal telah menemukan bahwa lebih dari 200 anggota militer Ukraina telah terlibat dalam kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia.

“Sebanyak 92 komandan dan bawahan telah didakwa dengan pelanggaran tersebut,” ungkap Alexander Bastrykin seperti dilansir rt.com, Selasa (26/7/2022).

“Lebih dari 1.300 kasus kriminal, yang melibatkan lebih dari 400 orang, telah diluncurkan atas pelanggaran yang dilakukan oleh pihak Ukraina sejak dimulainya operasi militer Rusia pada 24 Februari,” kata Alexander Bastrykin kepada surat kabar Rossiyskaya Gazeta.

Menurutnya, telah ditetapkan lebih dari 220 tersangka, termasuk perwakilan dari komando tinggi Angkatan Bersenjata Ukraina dan komandan unit militer yang menembaki warga sipil, telah terlibat dalam kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia.

“Tuduhan telah diajukan terhadap 92 komandan dan bawahan Ukraina hingga saat ini, dengan 96 tersangka ditempatkan dalam daftar orang yang dicari,” tambahnya.

“Tidak ada pembenaran untuk penggunaan kekuatan oleh nasionalis Ukraina. Mereka secara intensif menembaki Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk. Mereka secara brutal dan sinis menargetkan warga yang damai, infrastruktur sipil, termasuk lembaga anak-anak,” tegas Bastrykin.

Dia juga menuduh pasukan Ukraina telah menyerang wilayah mereka sendiri untuk menyalahkan militer Rusia atas hal ini.

Selama konflik, Moskow berdalih bahwa pasukannya tidak pernah menargetkan warga sipil, hanya menyerang pasukan Ukraina dan infrastruktur militer.

“Lebih dari 7.000 fasilitas sipil telah dihancurkan dalam serangan oleh pihak Ukraina, termasuk rumah, sekolah dan taman kanak-kanak, dengan lebih dari 91.000 orang ditetapkan sebagai korban,” kata Bastrykin.

Kasus-kasus kriminal juga telah terjadi terhadap warga negara Inggris, AS, Kanada, Georgia, dan Belanda karena keterlibatan mereka dalam konflik sebagai tentara bayaran. Sementara unit nasionalis Ukraina dituduh menyiksa tawanan perang Rusia, menyerang kedutaan Rusia di luar negeri, dan tindakan lainnya.

“Sangat penting untuk terus menginformasikan secara objektif kepada masyarakat internasional tentang apa yang telah terjadi [di Ukraina] dalam beberapa bulan terakhir,” tegas Bastrykin. (dam)

Exit mobile version