Ekspor Gandum dari Ukraina akan Dibuka Kembali

Ekspor-gandum

Ekspor gandum dari Ukraina akan dibuka kembali.( rt.com)

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Pusat Koordinasi Gabungan atau The Joint Coordination Center (JCC) yang didirikan di Istanbul, Turki sebagai bagian dari kesepakatan untuk melanjutkan ekspor gandum dari Ukraina, telah mulai beroperasi.

Delegasi Moskow dijadwalkan tiba di Kota Turki untuk mengambil bagian dalam format empat arah yang terdiri dari Rusia, Turki, Ukraina, dan PBB. Kelompok ahli Rusia dipimpin oleh Laksamana Muda Eduard Luik.

“Tugas utama spesialis Rusia di JCC adalah untuk segera menyelesaikan semua masalah yang diperlukan untuk inisiatif mencapai tahap implementasi praktis,” kata Kementerian Pertahanan Rusia seperti dilansir rt.com, Rabu (27/7/2022).

Perwakilan Rusia akan mulai bekerja setelah Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan yang ditengahi PBB dan Turki pekan lalu untuk membuka blokir ekspor gandum yang sangat ditunggu-tunggu dari negara tersebut.

Berdasarkan perjanjian ini, Pusat Koordinasi Gabungan di Istanbul akan mengawasi pengiriman dari Ukraina ke tempat lain dan menjaga rute transit yang aman untuk pengiriman ini melintasi Laut Hitam.

Rusia dan PBB juga menandatangani sebuah memorandum yang menyatakan keterlibatan PBB dalam mencabut sanksi internasional atas ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia ke pasar dunia.

Pada saat itu, kesepakatan itu disebut-sebut oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai mercusuar bantuan di dunia yang membutuhkannya lebih dari sebelumnya.

Antonio Guterres berterima kasih kepada Kyiv dan Moskow karena mengesampingkan perbedaan dalam sebuah langkah yang berpotensi mengurangi krisis pangan di negara-negara berkembang.

Perjanjian tersebut, bagaimanapun, segera dipertanyakan setelah Rusia melakukan serangan di kota pelabuhan Ukraina Odessa pada hari Sabtu.Dikatakan bahwa mereka (Rusia) telah menghancurkan kapal perang Ukraina yang berlabuh dan gudang rudal anti-kapal Harpoon, yang dipasok oleh AS.

Serangan itu dikecam oleh pemimpin Ukraina Vladimir Zelenskyy dan Antonio Guterres. Antonio mengatakan implementasi penuh kesepakatan oleh Rusia, Ukraina dan Turki sangat penting untuk meringankan penderitaan jutaan orang yang membutuhkan di seluruh dunia.

Setelah serangan itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menunjukkan bahwa serangan itu tidak melanggar kesepakatan karena Rusia tidak memikul kewajiban apa pun yang akan mencegah kelanjutan operasi militer khusus dan penghancuran infrastruktur militer. Dia juga mencatat bahwa terminal gandum di Odessa terletak pada jarak yang cukup jauh dari fasilitas militer.

Pengiriman gandum dari Ukraina, produsen utama komoditas itu, terganggu setelah Rusia melancarkan operasi militernya di negara tetangga itu pada akhir Februari. Kyiv dan beberapa pejabat Barat sebelumnya menuduh Rusia sengaja mencegah pengiriman, tetapi Moskow berulang kali mengatakan Ukraina meletakkan ranjau laut di jalur air di sekitar pelabuhan. (dam)

Exit mobile version