Pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri Tewas Akibat Serangan Udara AS

al qaeda

Ayman al-Zawahiri (kanan) dengan Osama bin Laden dalam sebuah gambar yang muncul pada November 2001. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri tewas akibat serangan udara AS di Afghanistan.

“Keadilan telah ditegakkan setelah mengizinkan serangan yang menewaskan orang yang merupakan salah satu dalang serangan teror 9/11,” kata Biden dari balkon di Ruang Biru Gedung Putih, seperti dikutip Sky News, Selasa (2/8/2022).

“Pemimpin teroris ini tidak ada lagi,” tambahnya.

Presiden menambahkan bahwa Afghanistan tidak akan pernah lagi menjadi tempat perlindungan teroris setelah serangan itu dilakukan hampir setahun setelah pasukan AS menarik diri dari negara itu.

Pemimpin teror Mesir itu berdiri di balkon sebuah rumah persembunyian di pusat Kota Kabul pada Minggu pagi ketika dia dibunuh oleh dua rudal yang ditembakkan dari sebuah pesawat tak berawak.

Biden mengatakan tidak ada anggota keluarga berusia 71 tahun yang terluka dan tidak ada korban sipil.

“Amerika Serikat terus menunjukkan tekad kami dan kapasitas kami untuk membela rakyat Amerika terhadap mereka yang berusaha menyakiti kami,” tutur Biden.

“Kami menjelaskan lagi malam ini bahwa tidak peduli berapa lama, di mana pun Anda bersembunyi, jika Anda adalah ancaman bagi rakyat kami, Amerika Serikat akan menemukan Anda dan membawa Anda keluar,” sambungnya.

FBI telah menawarkan hadiah USD25 juta (£20 juta) untuk orang yang memberikan informasi keberadaan pemimpin teror tersebut. Kematian al-Zawahiri merupakan pukulan terbesar bagi Al Qaeda sejak pendirinya Osama bin Laden dibunuh oleh pasukan khusus AS pada tahun 2011.

Operasi untuk membunuh al-Zawahiri direncanakan berbulan-bulan, menurut seorang pejabat senior pemerintah AS.

Biden pertama kali diberitahu tentang rencana operasi untuk menangkap pemimpin Al Qaeda pada 1 Juli tahun ini.

Tapi itu jauh di awal tahun intelijen menyarankan istri dan anak-anaknya pindah ke Kabul. Dia dan keluarganya diyakini sampai saat itu bersembunyi di Pakistan.

Pejabat AS itu mengatakan keberadaan keluarga al-Zawahiri di sebuah rumah persembunyian telah diketahui beberapa bulan lalu.

“Dia diawasi selama beberapa bulan dan pola hidupnya dicatat. Dia tidak pernah meninggalkan rumah tetapi menghabiskan waktu di balkon di mana dia akhirnya terbunuh,” katanya.

Intelijen memungkinkan Amerika untuk mempelajari pembangunan rumah untuk memastikan korban sipil dihindari.

Pejabat itu menambahkan kematian al-Zawahiri adalah pukulan signifikan bagi Al Qaeda dan akan menurunkan kemampuan mereka untuk beroperasi.

Kepala Dinas Intelijen Inggris MI6, Richard Moore mengatakan pikirannya tertuju pada keluarga mereka yang terbunuh oleh kekejaman al-Zawahiri.

“Pekerjaan berat yang dilakukan secara profesional oleh sekutu AS. Puncak dari upaya bersama yang panjang sejak 9/11 untuk menghilangkan ancaman yang ditimbulkan oleh Zawahiri, seorang pria yang bertanggung jawab, atas kematian begitu banyak orang di masa lalu,” tulis Moore dalam tweetnya.

Arab Saudi juga menyambut baik pengumuman Biden terkait kematian al Zawahiri.

“Zawahiri dianggap sebagai salah satu pemimpin terorisme yang memimpin perencanaan dan pelaksanaan operasi teroris keji di Amerika Serikat dan Arab Saudi,” lapor media pemerintah, mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membenarkan serangan itu. Ia mengecam keras serangan itu dan menyebutnya sebagai pelanggaran prinsip-prinsip internasional.

Berbicara pada 31 Agustus 2021, setelah pasukan AS terakhir meninggalkan Afghanistan, Biden mengatakan AS tidak akan berhenti berjuang melawan terorisme di negara itu atau di tempat lain.

“Kami akan mempertahankan perang melawan terorisme di Afghanistan dan negara-negara lain. Kami tidak perlu melakukan perang darat untuk melakukannya,” katanya. (dam)

Exit mobile version