Peneliti Temukan Tiga Jenis Gejala Long Covid-19

Long-Varian

Ilustrasi-Coronavirus desease 2019 (Covid-19). ( news. sky.com)

INDOPOS.CO.ID – Peneliti menemukan ada tiga jenis long Covid-19 yang berbeda, masing-masing dengan gejalanya tersendiri.

Menurut para ahli di King’s College London, ada kelompok yang mengalami gejala neurologis termasuk kelelahan, kabut otak dan sakit kepala. Gejala seperti ini sebagian besar dialami mereka yang tertular Covid-19 varian Alpha dan Delta.

Kelompok kedua menderita masalah pernapasan, termasuk nyeri dada dan sesak napas parah, yang mengarah pada gejala kerusakan paru-paru.

“Gejala-gejala seperti ini umumnya dialami oleh mereka yang terinfeksi selama gelombang pertama pandemi Covid-19,” kata para ahli di King’s College London, seperti dikutip Sky News, Selasa (2/8/2022).

Kelompok terakhir bergulat dengan beragam gejala termasuk jantung berdebar, dan nyeri otot, serta perubahan pada kulit dan rambut.

“Tiga kelompok gejala terlihat di semua varian,” tambah peneliti.

Kantor Statistik Nasional Inggris atau Office for National Statistics (ONS) melaporkan pada bulan Juni, berdasarkan sampel yang representatif menyatakan sebanyak dua juta orang di Inggris diperkirakan menderita long Covid-19.

Dari angka dua juta orang itu, sebanyak 1,4 juta orang di antaranya menderita Covid-19 setidaknya 12 minggu sebelumnya. Sementara 826 ribu orang lainnya terpapar Covid-19 setidaknya setahun sebelumnya.

Selanjutnya, sebanyak 376 ribu orang lainnya mengatakan mereka pertama kali positif Covid-19 setidaknya dua tahun sebelumnya.

“Untuk menarik kesimpulan, para peneliti mempelajari 1.459 orang yang menderita Covid-19 dalam waktu lama. Mereka mengambil bagian dalam studi Zoe Health dan masih menghadapi gejala setidaknya 12 minggu setelah infeksi,” ujar peneliti.

Penulis utama klinis dari King’s College London, Dr. Claire Steves, mengatakan data ini menunjukkan dengan jelas bahwa sindrom pasca-Covid-19 bukan hanya satu jenis, tetapi tampaknya memiliki beberapa subtipe.

“Memahami akar penyebab subtipe ini dapat membantu dalam menemukan strategi pengobatan. Selain itu, data ini menekankan perlunya layanan Covid-19 yang lama untuk menggabungkan pendekatan yang dipersonalisasi yang peka terhadap masalah setiap individu,” kata Steves.

Dr. Liane Canas, penulis lain dari penelitian ini, menambahkan wawasan ini dapat membantu dalam pengembangan diagnosis dan pengobatan yang dipersonalisasi untuk individu-individu.

Menurut ONS, penderita long Covid-19 sebagian besar terjadi pada wanita yang berusia 35 hingga 69 tahun. Tidak hanya itu, long Covid-19 rentan terjadi pada orang yang tinggal di daerah yang lebih miskin, mereka yang bekerja dalam perawatan sosial, pengajaran dan pendidikan atau perawatan kesehatan, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan atau disabilitas lainnya.

Kelelahan adalah gejala yang paling umum dialami oleh 55% dari mereka yang menderita long Covid-19, diikuti oleh 32% dengan gejala sesak napas, 23% batuk dan 23% mengalami nyeri otot.

Sebuah studi baru-baru ini oleh University of Birmingham mengatakan gejala long Covid-19 juga termasuk amnesia, inkontinensia usus, disfungsi ereksi dan halusinasi. (dam)

Exit mobile version