Rusia Kecewa karena IAEA Tidak Identifikasi Pelaku Penembakan Zaporozhye

Russian-Federation

Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vasily Nebenzia berbicara selama pertemuan Dewan Keamanan mengenai situasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye, Selasa (6/9/2022). Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Perwakilan tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vassily Nebenzia mengaku kecewa dengan Badan Energi Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) tidak mengidentifikasi pelaku penembakan pembangkit listrik Zaporozhye. Sementara IAEA sendiri menginginkan untuk mendemiliterisasi fasilitas tersebut.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi secara pribadi memimpin tim inspektur ke fasilitas yang dikuasai Rusia minggu lalu, dan menyaksikan langsung serangan artileri. Namun, laporan IAEA tentang kunjungan tersebut, yang diterbitkan sebelumnya pada hari Selasa, tidak menyebutkan siapa yang menembaki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporozhye, meskipun Staf Umum Ukraina secara terbuka mengakui menargetkan Energodar di dekatnya.

“Saya tidak bisa membuat keputusan itu. Kami tidak memiliki sarana untuk melakukan itu. Seperti yang Anda ketahui, Anda perlu melihat atau memantau operasi militer di kawasan dan semua luasnya, yang tidak hanya di luar mandat IAEA, tetapi akan membutuhkan kemampuan yang sangat besar,” kata Grossi seperti dilansir rt.com, Rabu (7/9/2022).

Nebenzia, yang sebelumnya telah memberikan bukti kesalahan Ukraina kepada PBB, menyesalkan keengganan IAEA. Dia juga mencatat Kyiv melakukan upaya untuk merebut pembangkit listrik selama kunjungan tim IAEA.

“Usulan Grossi untuk mendemiliterisasi Zaporozhye tidak serius. Pasukan Rusia memberikan keamanan pada pabrik dan penarikan pasukan akan memungkinkan Ukraina untuk merebutnya,” kata Nebenzia.

“Lagi pula, itu tidak dimiliterisasi. Tidak ada artileri di sana, hanya truk yang digunakan untuk mengangkut para penjaga,” katanya.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutteres telah meminta Kyiv dan Moskow untuk tidak terlibat dalam kegiatan militer di dalam dan sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir.

Grossi mengatakan dia tidak menyerukan demiliterisasi tetapi sesuatu yang lebih sederhana. Ia menyebutnya sebagai zona perlindungan keamanan dan keselamatan nuklir yang akan mendapatkan komitmen dari semua pihak untuk menghindari membidik pabrik, setiap penembakan di tanaman.

Pasukan Rusia mengamankan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa pada awal Maret 2022 dan berfungsi normal sampai pertengahan Juli, ketika Moskow mengatakan pasukan Ukraina mulai menyerangnya dengan drone dan artileri yang dipasok AS.

Kyiv telah mengklaim Rusia melakukan serangan bendera palsu untuk membuat Ukraina terlihat buruk, sambil menempatkan senjata berat di dalam fasilitas tersebut.(dam)

Exit mobile version