Rusia Tuduh Ukraina Tembak PLTN Zaporozhye

PLTN-Zaporozhye

Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporozhye. Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan artileri angkatan bersenjata Ukraina menyerang daerah Energodar dan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporozhye lebih dari beberapa kali dalam satu hari terakhir.

Tiga peluru menghantam di dalam PLTN, menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada kebocoran radiasi sejauh ini. Penembakan itu terjadi setelah Badan Energi Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) mengunjungi fasilitas tersebut dan mengeluarkan laporan yang menyerukan agar penembakan itu dihentikan.

“Setelah kehadiran perwakilan IAEA, rezim Kyiv melanjutkan provokasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye, dengan tujuan menciptakan ancaman bencana,” ujar Kementerian Pertahanan di Moskow seperti dilansir rt.com, Kamis (8/9/2022).

Kementerian itu mencatat 15 serangan artileri terhadap Kota Energodar dan wilayah Zaporizhzhya Nuclear Power Plant (ZNPP) selama 24 jam terakhir.

Zaporozhye adalah pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Bersama dengan Kota terdekat Energodar, telah berada di bawah kendali Rusia sejak Maret. Serangan artileri, drone, dan roket dimulai pada bulan Juli, merusak sistem pendingin, saluran listrik, dan fasilitas lainnya.

Ukraina menuduh Rusia melakukan serangan bendera palsu di pabrik, tetapi pekan lalu mengakui pasukannya telah menembaki Energodar

“Dari 20 peluru yang ditembakkan oleh artileri Ukraina dari Marganet, menuju utara Energodar, tiga mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir di area reaktor satu dan dua,” kata Kementerian Pertahanan Rusia.

“Penembakan itu dilaporkan mengganggu pasokan listrik ke Energodar,” ujarnya.

“Setiap aktivitas militer, seperti penembakan di dalam, atau di sekitar fasilitas nuklir berpotensi menyebabkan konsekuensi radiologis yang tidak dapat diterima,” kata IAEA dalam laporannya.

“Penembakan harus “segera dihentikan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada pabrik dan fasilitas terkait,” tegas pengawas nuklir PBB.

IAEA mengusulkan penciptaan zona aman di sekitar ZNPP.

Rusia telah menolak gagasan penarikan pasukan yang memberikan keamanan bagi Nuclear Power Plant (NPP). Rusia mengatakan bahwa Ukraina akan menggunakan ini untuk merebut fasilitas, seperti yang coba dilakukan selama kunjungan IAEA minggu lalu, yang dipimpin oleh Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi.

Grossi mengatakan dia tidak menyerukan demiliterisasi tetapi sesuatu yang lebih sederhana. Utusan Moskow untuk badan-badan PBB di Wina, Mikhail Ulyanov, mengatakan kepada wartawan dia akan meminta kepala IAEA untuk menguraikan gagasan itu ketika mereka saat bertemu akhir pekan ini.(dam)

Exit mobile version