PM Inggris Berjanji akan Tetap Beri Bantuan Militer untuk Ukraina

militer-Inggris-dan-Selandia-Baru

Personel militer Inggris dan Selandia Baru melatih pasukan Ukraina dalam menggunakan persenjataan barat. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Perdana Menteri (PM) Liz Truss berjanji akan tetap memberi dukungan dan bantuan militer terhadap Ukraina pada tahun ini dan akan dilanjutkan pada 2023 mendatang.

Tentara Ukraina telah merebut kembali sebagian besar wilayah yang diduduki Rusia di timur negara itu dalam beberapa pekan terakhir, memaksa pasukan Rusia untuk mundur.

Dalam perjalanan luar negeri pertamanya sebagai Perdana Menteri ke Amerika Serikat, Truss diharapkan menunjukkan keberhasilan ini sebagai bukti apa yang telah dilakukan rakyat Ukraina terhadap dukungan sesama negara demokrasi.

Truss mengunjungi New York untuk menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dia akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron setelah masa berkabung nasional untuk Ratu.

Dia diharapkan menggunakan perjalanan itu untuk menggarisbawahi komitmen jangka panjang Inggris ke Ukraina. Selain itu perlu menghilangkan ketergantungan energi pada Rusia.

“Masalah nomor satu adalah keamanan global, memastikan kita dapat secara kolektif menangani agresi Rusia dan memastikan bahwa Ukraina menang dan Putin tidak sukses di Ukraina,” kata Liz Truss ketika ditanya terkait tujuan pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden seperti dilansir, Sky News, Selasa (20/9/2022).

“Ini prioritas besar bagi keamanan Eropa serta memastikan bahwa kami bekerja sama dengan anggota G7 lainnya untuk memastikan kami tidak bergantung secara strategis pada rezim otoriter. Itulah prioritasnya,” kata dia.

Inggris sudah menjadi donor militer terbesar kedua ke Ukraina, memberikan £2,3 miliar pada tahun 2022 sambil menyediakan ratusan roket, sistem pertahanan udara dan peralatan militer lainnya.

Menjelang terbang ke New York, Truss mengkonfirmasi bahwa Inggris akan memenuhi atau melampaui jumlah bantuan militer yang dihabiskan untuk negara yang dilanda perang itu tahun depan.

“Pesan saya kepada orang-orang Ukraina adalah Inggris akan terus berada tepat di belakang Anda di setiap langkah. Keamanan Anda adalah keamanan kami,” ucapnya.

Kunjungan Truss itu dilakukan dengan latar belakang ketegangan Brexit dan pertanyaan apakah Truss menganggap pemimpin Prancis itu sebagai teman atau musuh”.

Truss berharap fokusnya akan sebagian besar pada keamanan energi dan memerangi perang Rusia di Ukraina dan bentrokan atas Protokol Irlandia Utara.

Truss menginginkan hubungan yang konstruktif dengan Macron. Presiden AS telah menyuarakan keprihatinan tentang ancaman Brexit terhadap proses perdamaian dan telah meremehkan peluang untuk mencapai kesepakatan perdagangan bebas.

Rekanannya dari Prancis, Macron, telah lama menjadi kritikus Brexit dan telah tegas dalam menekan Inggris untuk menjaga komitmen pada Irlandia Utara dan hak penangkapan ikan.

Ketika ditanya pada Senin malam, sebelum tiba di AS, tentang hubungan Inggris dengan Prancis, khususnya tentang migran Channel, Truss mengatakan dia ingin memiliki hubungan yang konstruktif dengan Prancis.

“Tentu saja itu berarti bekerja sama dalam masalah migrasi. Ada sejumlah masalah lain yang perlu kita kerjakan bersama apakah itu keamanan energi, apakah itu masalah lain yang berkaitan dengan hubungan kita dengan Uni Eropa, tetapi yang paling penting, itu memastikan bahwa Putin tidak berhasil di Ukraina. Itulah yang akan saya diskusikan dengan Presiden Macron,” ujarnya.

Truss akan bertemu dengan Macron dan Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, pada hari Selasa, sebelum bertemu dengan Biden pada Rabu.

Pertemuan dengan Recep Tayyip Erdogan dari Turki, Pedro Sanchez dari Spanyol dan Yair Lapid dari Israel juga telah dijadwalkan.

Truss juga akan menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB, di mana dia akan mengatakan Inggris di bawah kepemimpinannya akan menjadi pembela aktif nilai-nilai demokrasi dan akan bekerja untuk melawan otoritarianisme.

Truss, yang didampingi oleh Menteri Luar Negeri James Cleverly di AS, akan kembali ke Inggris pada Jumat.(dam)

Exit mobile version