Zelenskyy Jatuhkan Sanksi terhadap Ribuan Pengusaha dan Pejabat Rusia

Presiden-Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (rt.com)

INDOPOS.CO.ID – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menandatangani dekrit yang mengadopsi keputusan Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina atau National Security and Defense Council (NSDC) untuk memberikan sanksi kepada lebih dari dua ribu pengusaha dan pejabat Rusia dan lebih dari seribu perusahaan Rusia.

Dokumen tersebut, dipublikasikan di situs web presiden pada hari Kamis (20/10/2022) mencantumkan total 2.507 nama dan 1.374 badan hukum. Di antara mereka yang terkena sanksi adalah miliarder Rusia Roman Abramovich, Arkady Rotenberg, Mikhail Prokhorov, Senator Suleiman Kerimov dan Leonid Mikhelson, CEO perusahaan gas raksasa Novatek.

Daftar ini juga mencakup tokoh budayawan dan olahraga seperti skater peraih medali Olimpiade empat kali Evgeni Plushenko dan petarung mixed martial arts (MMA) Alexander dan Fedor Emelianenko, serta beberapa tokoh media terkemuka.

Sementara badan hukum yang ditampilkan dalam keputusan presiden adalah perusahaan raksasa telekomunikasi Rusia Rostelecom, Alfa-Bank, penambang berlian dan produsen Alrosa, perusahaan energi RusHydro dan Dana Investasi Langsung Rusia.

Sanksi tersebut berlaku dari lima hingga sepuluh tahun. Seluruh aset yang dimiliki orang yang ada dalam daftar blacklist tersebut akan diblokir oleh Ukraina. Selain itu operasi perdagangan dibatasi, dari transit melalui wilayah Ukraina dan dari penerbangan ke dan dari negara itu. Selain itu, semua kewajiban ekonomi dan keuangan serta lisensi dan izin juga akan ditangguhkan.

Langkah itu dilakukan setelah Zelenskyy menandatangani dekrit pada awal bulan ini menyetujui keputusan NSDC untuk menyatakan tidak mungkin mengadakan negosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Moskow, pada gilirannya, menuduh Kyiv berulang kali merusak potensi resolusi damai untuk konflik tersebut. Pekan lalu, Putin mengingatkan bahwa Rusia dan Ukraina telah mencapai kesepakatan awal pada akhir Maret yang dapat menghentikan permusuhan.

“Tetapi segera setelah pasukan ditarik kembali dari Kyiv, para pemimpin di Kyiv kehilangan semua keinginan untuk melakukan pembicaraan,” kata pemimpin Rusia itu seperti dikutip rt.com, Jumat (21/10/2022).

Ukraina dan sejumlah negara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap bisnis dan warga Rusia setelah Moskow melancarkan serangan militer terhadap Ukraina pada 24 Februari dengan alasan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Luhansk. (dam)

Exit mobile version