PM Rishi Sunak: Era Keemasan Hubungan Inggris-China Telah Berakhir

PM-Inggris

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak mengatakan era keemasan hubungan antara Inggris dan China telah berakhir. Dia menyerukan pendekatan baru kepada pemerintah China.

Hal itu disampaikan Sunak ketika berbicara di Lord Mayor’s Banquet di London’s Guildhall, Senin (28/11/2022). Dia mengkritik pelanggaran hak asasi manusia di China. Namun ia menyampaikan bahwa Inggris tidak bisa begitu saja mengabaikan signifikansi China dalam urusan dunia.

“Kita juga perlu mengembangkan pendekatan kita ke China,” katanya, seperti dilansir Sky News, Selasa (29/11/2022).

“Mari kita perjelas, apa yang disebut era emas telah berakhir, bersama dengan gagasan naif bahwa perdagangan akan mengarah pada reformasi sosial dan politik,” katanya.

“Tapi kita juga tidak boleh mengandalkan retorika perang dingin yang sederhana. Kita menyadari China menimbulkan tantangan sistemik terhadap nilai dan kepentingan kita, tantangan yang semakin akut saat bergerak menuju otoritarianisme yang lebih besar,” ungkapnya.

Pada tahun 2015, kanselir saat itu George Osborne menggemakan klaim Duta Besar China bahwa China dan Inggris berada dalam era keemasan hubungan bilateral, tetapi pada tahun 2020 hubungan agak memburuk di bawah pemerintahan Boris Johnson.

Sunak mengakui protes saat ini terhadap lockdown Covid-19 di China, merupakan pemandangan langka di negara di mana demonstrasi bukan pemandangan umum, dan belum pernah terjadi sejak pembantaian Lapangan Tiananmen 1989.

Sunak sebenarnya dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Indonesia selama KTT G20 di Bali, tetapi pertemuan itu dibatalkan setelah anggota NATO harus mengadakan pertemuan darurat setelah sebuah desa Polandia di dekat perbatasan Ukraina dibom.

Dia mengecam kurangnya kebebasan berekspresi di China. Dia mengatakan media dan anggota parlemen Inggris harus dapat melaporkan pelanggaran hak asasi manusia, seperti yang terjadi di Xinjiang dan Hong Kong tanpa sanksi.

Namun, dia mengakui tidak mungkin Inggris dapat mengabaikan begitu saja pentingnya China dalam urusan dunia, untuk stabilitas global atau masalah seperti perubahan iklim.

Dia menambahkan bahwa AS, Kanada, Australia, Jepang dan banyak negara lainnya juga memahami hal ini sebagaimana dia katakan bersama-sama mereka dapat mengelola persaingan yang semakin tajam ini, termasuk dengan diplomasi dan keterlibatan.

“Sebagian besar dari ini adalah tentang meningkatkan ketahanan kita secara dramatis, terutama keamanan ekonomi kita,” katanya.

Sunak mencatat tindakan yang diambil pemerintah Inggris untuk menghentikan China dan membatasi pengaruh China di Inggris, termasuk kekuatan baru di bawah Undang-Undang Keamanan dan Investasi Nasional.

Dia juga menyebutkan pemerintah memblokir penjualan produsen semikonduktor Newport Wafer Fab senilai £63 juta kepada Nexperia milik China dua minggu lalu dan penghapusan jaringan 5G Huawei dari Inggris.

Sunak juga berbicara tentang Inggris sebagai negara yang membela nilai-nilai, yang membela demokrasi dengan tindakan bukan hanya kata-kata tetapi sebagai dunia berkembang begitu pula penerapan nilai-nilai.

Dia mengatakan musuh dan pesaing Inggris untuk jangka panjang yakni Rusia dan China. Inggris akan membuat lompatan evolusioner dalam pendekatan.

Sunak mengatakan Inggris akan meningkatkan kualitas dan kedalaman kemitraan dengan negara-negara yang berpikiran sama di seluruh dunia dan mengatakan rincian lebih lanjut akan dilakukan tahun depan, termasuk bagaimana Inggris akan bekerja dengan teman-teman di Persemakmuran AS, Israel dan lain-lain.

Hanya beberapa jam setelah bertemu dengan Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska di Downing Street, Sunak mengatakan tidak diragukan lagi bahwa Inggris akan mendukung Ukraina selama diperlukan.

“Di bawah kepemimpinan saya, kita tidak akan memilih status quo. Kita akan melakukan sesuatu secara berbeda. Kita akan berkembang, berlabuh selalu dengan keyakinan abadi kita pada kebebasan, keterbukaan dan supremasi hukum dan yakin bahwa pada saat tantangan dan persaingan ini, kepentingan kita akan dilindungi dan nilai-nilai kita akan menang,” kata Sunak mengakhiri pidatonya. (dam)

Exit mobile version