INDOPOS.CO.ID – Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menegaskan Rusia tidak akan menjual minyak pada batas harga USD60 yang disetujui oleh Uni Eropa dan negara-negara G7. Novak menambahkan Moskow sedang menyiapkan mekanisme untuk melewati batas harga.
Dewan Uni Eropa mengumumkan pada Sabtu (3/12) Uni Eropa setuju untuk membatasi harga minyak Rusia yang berlayar di laut pada $60 per barel atau setidaknya 5 persen di bawah harga pasar. Negara bagian G7 lainnya dan Australia membuat pengumuman serupa pada hari Jumat, menyatakan mereka juga akan menolak harga minyak Rusia di atas USD60 per barel.
Rusia telah berulang kali mengatakan tidak akan memasok minyak ke negara-negara yang menghormati batas atas harga ini.
“Kami akan menjual minyak dan produk minyak hanya ke negara-negara yang akan bekerja sama dengan kami dalam kondisi pasar, bahkan jika kami harus menurunkan produksinya,” katanya seperti dilansir rt.com, Senin (5/12/2022).
Sementara Uni Eropa (UE) telah menghentikan pengiriman minyak Rusia melalui laut. Perusahaan Eropa dilarang untuk mengangkut minyak Rusia dengan harga di atas batas USD60 dan menolak asuransi pengiriman minyak. Kapal milik negara ketiga juga akan ditolak asuransi, pembiayaan, dan servisnya oleh perusahaan UE.
Novak memperkirakan bahwa batas harga akan menggoyahkan pasar global, dan berpendapat bahwa itu bertentangan dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Rusia, katanya, sedang menyiapkan mekanisme untuk menghindari tindakan tersebut.
Sementara pemotongan produksi akan menurunkan pendapatan minyak Rusia, dampaknya dalam jangka pendek kemungkinan akan terbatas, mengingat minyak Rusia saat ini diperdagangkan pada USD64 per barel, hanya USD4 di atas batas harga.
Keputusan Rusia untuk tidak memasok negara-negara peserta dinilai akan menghukum konsumen di negara-negara tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
“Itu ide paling konyol yang pernah saya dengar,” kata mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steve Mnuchin bulan lalu.
“Pasar akan menentukan harga. Jadi jika Anda memberikan sanksi pada harga yang lebih tinggi, Anda hanya memperburuk situasi,” tambahnya.(dam)